62
OUT : Total penjualan dan pendapatan lain
IN : Beban beban bunga dan beban operasional, biaya lain-lain selain beban karyawan
b. Value Added Capital Employed VACA
Tahap yang kedua yaitu dengan menghitung Value Added Capital Employed VACA yang merupakan perbandingan value added VA dengan
capital employed CE. VACA = VACE
Dimana: VACA
: Value Added Capital Employed VA
: Value added CE
: Capital Employed, dana yang tersedia ekuitas, laba bersih
c. Value Added Human Capital VAHU
Tahap ketiga yaitu dengan menghitung Value Added Human Capital VAHU
. VAHU adalah perbandingan antara value added VA dengan human capital HC.
VAHU = VAHC
Dimana:
Universitas Sumatera Utara
63
VAHU : Value Added Human Capital
VA : Value Added
HC : Human Capital beban karyawan terdiri dari gaji dan tunjangan
d. Structural Capital Value Added STVA
Tahap keempat yaitu menghitung Structural Capital Value Added STVA
yang merupakan rasio SC terhadap VA.
STVA = SCVA
Dimana: STVA
: Structural Capital Value Added SC
: Structural Capital VA – HC
VA : Value Added
e. Value Added Intellectual Coefficient VAIC
TM
Tahap kelima yaitu menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC
TM
yang mengindikasikan kemampuan intellectual capital organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI Business Perfomance Indikator. VAIC
TM
merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.
VAIC
TM
= VACA + VAHU + STVA
Dimana:
Universitas Sumatera Utara
64
VAIC
TM
= Value Added Intellectual Coefficient VACA
= Value Added Capital Employed VAHU
= Value Added Human Capital STVA
= Structural Capital Value Added
3.4.2 Variabel Terikat Dependent Variabel
Variabel terikat merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat
kesehatan bank dengan indikator net profit margin NPM dan loan to deposit ratio LDR.
1. Net profit margin NPM
Net profit margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan laba yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima
dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba bersih NPM = x 100
Pendapatan Operasional
2. Loan to deposit ratio LDR
Loan to deposit ratio LDR merupakan perbandingan antara jumlah kredit
yang diberikan terhadap dana yang diterima. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
65
Total Loans LDR = x 100
Total Deposit + Equity
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Batasan Operasional
Indikator Skala
Pengukuran
VAIC
TM
1. Value Added Capital Employed VACA merupakan perbandingan
value added VA dengan capital employed CE.
2. Value Added
Human Capital
VAHU adalah
perbandingan antara value added VA dengan
human capital HC. 3. Structural Capital Value Added
STVA yang merupakan rasio SC terhadap VA.
VACA = VACE VAHU = VAHC
STVA = SCVA Rasio
Variabel Batasan Operasional
Indikator Skala
Pengukuran
NPM Perbandingan
tingkat keuntungan laba dengan
pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Laba bersih NPM = x 100
Pendapatan Operasional
Rasio
LDR Perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima.
Total Loans LDR = x100
Total Deposit + Total equity
Rasio
Sumber : SEBI No. 623DPNP tanggal 31 Mei 2004
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Universitas Sumatera Utara
66
Menurut Sekaran, 2007:241, populasi adalah kelompok yang lengkap, yang biasanya terdiri dari orang, objek, peristiwa atau kejadian ketika kita tertarik
untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah di Indonesia periode 2008-2012 yang berjumlah 11
bank.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian subset atau subkelompok dari populasi Sekaran, 2007:241. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh Bank Syariah di Indonesia.
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No Keterangan
Total
1 Bank Syariah yang menerbitkan laporan keuangan di Bank
Indonesia periode 2008 – 2012.
11 2
Bank Syariah yang tidak menerbitkan laporan keuangan di Bank Indonesia periode 2008
– 2012. -
3 Jumlah sampel yang digunakan
11
Sumber : www.bi.go.id
dan www.idx.co.id
Berdasarkan metode tersebut, maka sampel yang digunakan adalah 11 perusahaan Bank Syariah yang menerbitkan laporan keuangan di Bank Indonesia
BI periode penelitian selama 5 tahun yaitu mulai tahun 2008 – 2012, sehingga
jumlah data penelitian ini diperoleh sebanyak 11 x 5 = 55 data pengamatan. Sesuai dengan tabel 3.2, maka sampel yang digunakan berjumlah 11 bank
adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 3.3 Nama-Nama Bank Objek Penelitian
No Daftar Bank Syariah di Indonesia
Keterangan
1 PT.BNI SYARIAH, Tbk
Go Public 2
PT.MEGA SYARIAH, Tbk Go Public
3 PT.MUAMALAT INDONESIA
Non Go Public 4
PT.BANK SYARIAH MANDIRI, Tbk Go Public
5 PT.BCA SYARIAH, Tbk
Go Public 6
PT.BRI SYARIAH, Tbk Go Public
7 PT.JABAR BANTEN SYARIAH, Tbk
Go Public 8
PT.PANIN SYARIAH, Tbk Go Public
9 PT.SYARIAH BUKOPIN, Tbk
Go Public 10
PT.VICTORIA SYARIAH, Tbk Go Public
11 PT.MAYBANK SYARIAH INDONESIA
Non Go Public Sumber :
www. idx.co.id dan
www.bi.go.id
3.6 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
telah dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data Kuncoro, 200:127. Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan tahunan yang berasal
dari hasil publikasi Bank Indonesia, annual report dari Bursa Efek Indonesia, website Bank Syariah, buku-buku refrensi, internet, jurnal dan literatur ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
68
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data
dari berbagai literatur, jurnal, buku-buku refrensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari
laporan tahunan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan website masing- masing Bank Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik. Berikut langkah yang dilakukan
dalam analisis tersebut masing-masing akan dijelaskan di bawah ini.
3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data
sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini, dengan melihat gambaran dari data-data yang ada, maka akan diperoleh
informasi yang jelas mengenai analisis perbandingan intellectual capital terhadap kesehatan perbankan syariah di Indonesia go public dan non go public.
3.8.2 Regresi Dummy
Regresi linier tidak hanya terbatas digunakan untuk memodelkan hubungan dimana variabel bebas X bertipe data interval atau rasio saja. Regresi
linier juga memungkinkan bila digunakan untuk melakukan analisis data bila
Universitas Sumatera Utara
69
variabel bebasnya X bertipe data nominal. Teknik semacam ini dikenal dengan nama regresi variabel dummy.
Dalam analisis regresi berganda dengan variabel dummy, tidak semua kategori dalam variabel dummy dilibatkan analisis regresi. Jika jumlah kategori
lebih dari 2 maka jumlah kategori yang kita libatkan adalah k-1 k=jumlah kategori. Misalnya jumlah kategori adalah 4, maka jumlah kategori yang kita
libatkan adalah 4-1 = 3 kategori Situmorang et al., 2008:217.
Y
i
= α + β
1
VACA +
β
2
VAHU +
β
3
STVA +
β
4
D + e
Dimana: Y
i
= NPM, LDR α
= Konstanta b
1,
b
2,
b
3
= Koefisien regresi untuk masing-masing variabel VACA
= Value added capital employed VAHU
= Value added human capital STVA
= Structural capital value added Dummy
= 1 untuk go public 0 untuk non go public
e = Standard error
3.8.3 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menentukan ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan yaitu: Uji Normalitas, Uji
Multikolonieritas, Uji Heterokedastisitas dan Autokorelasi yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
70
3.8.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Dengan kata lain, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sifat distribusi data penelitian yang berfungsi untuk mengetahui
apakah sampel yang diambil normal atau tidak dengan menguji sebaran data yang dianalisis.
Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram
dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal dan
searah mengikuti garis diagonal dari gambar kurva Normal Probability Plot Situmorang et al., 2008:56. Uji ini juga dilakukan melalui analisis One sample
Kolmogrov-Smirnov. Hipotesisnya sebagai berikut:
H = data residual berdistribusi normal
H
a
= data rasidual tidak berdistribusi normal Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5. Jika nilai Asymp.Sig 2
tailed taraf nyata α, maka H diterima artinya data residual berdistribusi
normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig 2 tailed taraf nyata α, maka H diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
71
3.8.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Asumsi Heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah
dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatter plot Situmorang et al., 2008:68. Dasar analisis untuk pengambilan keputusan
adalah: 1. Jika terlihat titik-titik membentuk sebuah pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedasitas.
2. Jika terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi dari taraf nyata 5, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu
sebaliknya.
3.8.3.3 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya. Jika terjadi
Universitas Sumatera Utara
72
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan
menggunakan Durbin-Watson test Situmorang et al., 2008:78. Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel
3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis Nol Jika
Keputusan Tidak ada autokorelasi positif
0DWd
L
Ditolak Tidak ada autokorelasi positif
D
L
DW d
U
No decision Tidak ada autokorelasi negative
4-d
L
DW 4 Ditolak
Tidak ada autokorelasi negative 4-d
U
DW 4-d
L
No decision Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
d
U
DW 4-d
U
Tidak ditolak
Sumber: Situmorang et al., 2008 Keterangan:
d
L
= Batas bawah d
U
= Batas Atas
3.8.3.4 Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi, maka
dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya
multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode VIF Variance Inflation Factor dengan ketentuan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
73
1. Jika tolerance value 0.1 atau VIF 5, maka terjadi multikolinearitas. 2. Jika tolerance value 0.1 atau VIF 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.8.4 Pengujian Hipotesis 3.8.4.1 Uji Signifikan Simultan Uji f
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel variabel dependen. Uji-F dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1.
b b
b :
H
3 2
1 o
artinya, VACA, VAHU, dan STVA secara serempak
tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM, LDR perbankan syariah go public dan non go public di Indonesia.
2. H
1
: minimal satu
1
b ≠ 0 artinya, VACA, VAHU, dan STVA secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap NPM, LDR perbankan syariah go public dan non go public di Indonesia.
Bentuk pengujian dengan tingkat signifikan α = 0.05 sebagai berikut:
1. H
o
diterima, jika nilai sig 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. H
1
diterima, jika sig. 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
74
Selanjutnya membandingkan nilai F
hitung
dengan nilai F
tabel
. Uji F penelitian ini dilakukan menggunakan uji statistik t 2 arah dengan α2=0.025.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: 1. H
o
diterima atau
1
H
ditolak, jika
tabel hitung
F F
maka variabel bebas secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 2. H
1
diterima atau H
o
ditolak, jika
tabel hitung
F F
maka variabel bebas secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3.8.4.2 Uji Parsial Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui setiap variabel independen apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara
parsial. Bentuk pengujiannya sebagai berikut: 1. H
o
: b
i
= 0, artinya VACA, VAHU, dan STVA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM, LDR perbankan syariah go public dan non go public
di Indonesia. 2. H
1
: b
i
≠ 0, artinya VACA, VAHU, dan STVA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap NPM, LDR perbankan syariah go public dan non go public
di Indonesia. Bentuk pengujian dengan tingkat signifikan
α = 0.05 sebagai berikut: 1. H
o
diterima, jika nilai sig 0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.
2. H
1
diterima, jika sig 0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
75
Selanjutnya membandingkan nilai t
hitung
dengan nilai t
tabel
. Uji t penelitian ini dilakukan menggunakan uji statistik t 2 arah dengan α2=0.025. Adapun
kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut: 1. H
o
diterima atau
1
H
ditolak, jika t
hitung
t
tabel
maka variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
2. H
1
diterima atau H
o
ditolak, jika t
hitung
t
tabel
maka variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
3.8.4.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien determinasi
2
R
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemanapun model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai
koefisien determinasi
2
R
antara nol dan satu. Jika
2
R
kecil menunjukkan bahwa variabel independen hanya dapat menjelaskan secara kecil terhadap variabel
dependen. Semakin
2
R
besar nilai mendekati satu maka variabel independen memiliki hampir semua informasi untuk menjelaskan variabel dependen.
Kelemahan dari penggunaan koefisien determinasi ini adalah adanya bias pada jumlah variabel independen yang ada pada model. Setiap penambahan
variabel independen maka
2
R
akan meningkat apakah variabel independen tersebut signifikan atau tidak. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan
adjusted
2
R
yang banyak dianjurkan peneliti. Dengan menggunakan nilai adjusted
2
R
dapat dievaluasi model regresi mana yang terbaik. Tidak seperti nilai
2
R
, nilai adjusted
2
R
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan,
Universitas Sumatera Utara
76
nilai adjusted
2
R
dapat bernilai negatif, walaupun dikehendaki harus bernilai positif.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum 4.1.1 PT. BNI Syariah, Tbk
Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di
Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Selain itu, nasabah juga dapat menikmati layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional
office channelling dengan lebih kurang 1500 outlet
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah.
Dengan Dewan Pengawas Syariah DPS yang saat ini diketuai oleh KH.Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah. Di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status
UUS bersifat temporer dan akan dilakukan Spin Off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu Spin Off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan
diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara SBSN dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu,
Universitas Sumatera Utara
78
komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin
meningkat. September 2013 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 64 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak
dan 16 Payment Point.
Visi:
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Misi:
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah. c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
4.1.2 PT. Mega Syariah, Tbk
PT. Bank Syariah Mega Indonesia diawali dari sebuah bank umum bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001,
Para Group PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama, kelompok usaha yang juga menaungi PT. Bank Mega, Tbk., Trans TV, dan
Universitas Sumatera Utara
79
beberapa Perusahaan lainnya, mengakuisisi PT. Bank Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada 25 Agustus
2004 PT. Bank Umum Tugu resmi beroperasi syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
Komitmen penuh PT. Para Global Investindo sebagai pemilik saham mayoritas
untuk menjadikan PT. Bank Syariah Mega Indonesia sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini melalui pemberian modal yang kuat
demi kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya.
Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan
kompetitif. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada azas
profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT.
Bank Syariah Mega Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan
kerja yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawa dan di luar Jawa.
Universitas Sumatera Utara
80
Untuk memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang keuangan, PT. Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerjasama dengan PT.
Arthajasa Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama serta PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima Debit. Ini
dilakukan agar nasabah dapat melakukan berbagai transaksi perbankan dengan lebih efisien, praktis, dan nyaman.
Visi:
Menjadi bank syariah kebanggan bangsa.
Misi:
Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk meningkatkan nilai tambah bagi
stakeholder dalam mewujudkan kesejahteraan bangsa.
4.1.3 PT. Muamalat Indonesia
Pendirian Bank Muamalat memperoleh tanggapan positif dari pemerintah dan masyarakat. Keunggulan dari penerapan konsep Islam di dalam sistem
perbankan telah terbukti, terutama di saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Ketika banyak bank-bank konvensional runtuh dan perlu direkapitalasi oleh
pemerintah atau bahkan harus dilikuidasi, Bank Muamalat tetap kokoh dan tidak menderita kerugian yang besar akibat negative spread.
Sebagai pelopor bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat telah menetapkan misinya untuk mengambil bagian sebagai katalisator dalam
Universitas Sumatera Utara
81
pengembangan institusi keuangan syariah di Indonesia. Bank Muamalat secara aktif turut memberi masukan dalam merumuskan Undang-Undang No.101998,
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah sebagai salah satu sistem perbankan Indonesia.
Produk dan layanan perbankan Muamalat didasarkan pada prinsip dan kaidah syariah sesuai komitmen: “Berasal Sumber yang Bersih, Berbagi Hasil
yang Murni”. Produk penghimpunan serta penanaman dana dilandaskan pada kaidah murni syariah dan pemberdayaan modal secara produktif.
Visi:
Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
Misi:
Menjadi ROLE MODEL lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi
investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholders.
4.1.4 PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Salah satu bank
konvensional, PT. Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota
Universitas Sumatera Utara
82
Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang
investor asing. Pada
saat bersamaan,
pemerintah melakukan
penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT. Bank
Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT. Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai
pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah dual banking system. Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Universitas Sumatera Utara
83
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Visi:
Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
Misi:
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM. c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja
yang sehat. d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
Universitas Sumatera Utara
84
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.
4.1.5 PT. BCA Syariah, Tbk
PT. Bank BCA Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari
Bank Indonesia berdasarkan Keputusan
Gubernur BI
No. 1213KEP.GBIDpG2010 tanggal 2 Maret 2009 dan kemudian resmi beroperasi
sebagai bank syariah pada hari Senin tanggal 5 April 2010. Kepemilikan saham PT. Bank BCA Syariah yaitu PT. Bank Central Asia Tbk : 296.299 lembar saham
99,9997 dan PT. BCA Finance : 1 lembar saham 0,0003.
Visi:
Menjadi bank syariah andalan dan pilihan masyarakat.
Misi:
a. Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami kebutuhan dan memberikan
layanan yang lebih baik bagi nasabah. b. Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang penyelesaian
pembayaran, penghimpunan dana dan pembiayaan bagi nasabah perorangan, mikro, kecil dan menengah.
Universitas Sumatera Utara
85
4.1.6 PT. BRI Syariah, Tbk
Kehadiran PT. BRI Syariah di tengah- tengah industri perbankan
nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini
menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam
kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari
warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk.
Aktivitas PT. BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia
Persero, Tbk. Saat ini PT. BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah
pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern
terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. BRI Syariah merintis sinergi dengan
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah
dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
Universitas Sumatera Utara
86
Visi:
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna.
Misi:
a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah.
b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun.
d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.
4.1.7 PT. Jabar Banten Syariah, Tbk
Pendirian BJB Syariah diawali dengan pembentukan DivisiUnit Usaha Syariah oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Pada
tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan
syariah pada saat itu. Setelah 10 sepuluh tahun operasional DivisiUnit Usaha syariah,
manajemen PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha syariah serta
mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki peningkatan share
Universitas Sumatera Utara
87
perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk
menjadikan DivisiUnit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat
oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010
tanggal 26 Januari 2010.
Visi:
Menjadi 10 sepuluh bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia.
Misi:
a. Penggerak dan pendorong laju perekonomian di daerah. b. Melaksanakan penyimpanan uang daerah.
c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
4.1.8 PT. Panin Syariah, Tbk
PT. Bank Panin Syariah berdiri dan mulai melaksanakan kegiatan usaha dengan prinsip-prinsip syariah setelah memperoleh izin operasi syariah dari
Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur BI No.1152KEP.GBIDpG2009 tanggal 6 Oktober 2009 dan kemudian resmi
beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 2 Desember 2009. Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
88
saham PT. Bank Panin Syariah yaitu PT. Bank Panin Tbk. 99,999 dan Ahmad Hidayat 0,001 .
Visi:
Menjadi bank ritel yang amanah, bertanggung jawab dan membawa berkah bagi masyarakat.
Misi:
a. Mewujudkan layanan keuangan syariah secara profesional, amanah dan bertanggung jawab.
b. Memberikan produk dan layanan dengan standar terbaik sesuai kebutuhan nasabah.
c. Menjalin hubungan muamalah yang saling menguntungkan dan professional dengan seluruh stakeholder.
d. Menumbuhkan dan menjaga pertumbuhan usaha perbankan syariah yang sehat.
4.1.9 PT. Syariah Bukopin, Tbk
Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin dimulai dari sebuah bank umum, PT. Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh PT. Bank Bukopin Tbk
untuk dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah
setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27
Universitas Sumatera Utara
89
Oktober 2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia. Komitmen penuh dari PT. Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham
mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT. Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan
terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia,
PT. Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya kedalam PT Bank Syariah Bukopin.
Visi :
Menjadi bank syariah pilihan dengan pelayanan terbaik.
Misi
a. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah. b. Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah.
c. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah.
d. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder.
4.1.10 PT. Victoria Syariah, Tbk
PT. Bank Victoria Syariah dh. PT. Bank Swaguna didirikan di kota Cirebon pada tahun 1966 dan mulai beroperasi tanggal 7 Januari 1967. Akuisisi
saham PT. Bank Swaguna sebesar 99,80 oleh PT. Bank Victoria International Tbk telah disetujui oleh Bank Indonesia pada tanggal 3 Agustus
Universitas Sumatera Utara
90
2007. September 2007 Bank telah meningkatkan modal disetor menjadi Rp 90 milyar dan pada Maret 2008 modal disetor Bank meningkat menjadi Rp 110
milyar. PT. Bank Victoria Syariah telah mendapatkan Izin Operasional sebagai Bank
Syariah bedasarkan
SK Gubernur
Bank Indonesia No. 128KEP.GBIDpG2010 tanggal 10 Februari 2010. 1 April 2010 beroperasi
secara penuh Sebagai Bank Umum Syariah BUS.
Visi:
Menjadi Bank Ritel Syariah Nasional yang tumbuh dan berkembang secara sehat dan amanah.
Misi:
a. Memberikan layanan syariah terbaik kepada nasabah secara konsisten dengan tetap memperhatikan prinsip kehati
– hatian. b. Mengembangkan sumber daya insani yang memiliki dedikasi, integritas,
loyalitas dan profesional. c. Memperhatikan pengelolaan risiko dan keuangan secara terus menerus.
d. Senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
4.1.11 PT. Maybank Syariah Indonesia
Kiprah PT. Bank Maybank Syariah Indonesia Maybank Syariah bermula pada tahun 1995, yaitu berdirinya bank patungan Indonesia-Malaysia bernama PT.
Bank Maybank Indocorp. Tanggal 11 Oktober 2010 Bank resmi beralih entitas usaha dari bank konvensional menjadi bank umum syariah. Adapun pemegang
Universitas Sumatera Utara
91
saham PT. Bank Maybank Syariah Indonesia adalah Malayan Banking Berhad 99 dan PT. Prosperindo 1.
Maybank Syariah menorehkan pencapaian yang cukup solid di tahun 2012, antara lain dengan paripurnanya proses konversi PT. Bank Maybank
Syariah Indonesia menjadi bank umum syariah, serta pertumbuhan bisnis di atas fondasi yang cukup mantap sebagaimana tercermin pada laporan kinerja keuangan
utama. Selain itu, Maybank Syariah terus mengembangkan produk dan jasa syariah serta layanan yang berkualitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan usaha
para nasabah. Maybank Syariah bertekad mewujudkan visi, misi dan aspirasinya sebagai
penyedia jasa keuangan syariah terkemuka dan terpilih di Indonesia dan kawasan regional. Dengan tetap fokus pada segmen pasar korporasi dan komersial,
Maybank Syariah melayani beragam nasabah di berbagai sektor ekonomi penting seperti industri jasa, manufaktur, kelistrikan, pertanian dan pergudangan.
Dalam pembiayaan, Bank memprioritaskan pembiayaan bilateral, sindikasi dan cross-border deal. Maybank Syariah merambah bisnis ke bidang jasa
mencakup transaksi perdagangan seperti LC, giro dan perdagangan valuta asing. Memperkuat kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lainnya pada Maybank
Group merupakan bagian dari rencana strategis Maybank Syariah, sejalan dengan upaya untuk terus mengembangkan layanan dan solusi inovatif guna memenuhi
kebutuhan para nasabah serta meraih peluang yang lebih luas di kawasan regional yang dinamis ini.
Universitas Sumatera Utara
92
Visi:
a. Menjadi penyedia jasa keuangan syariah. b. Membangun hubungan berkesinambungan melalui penciptaan nilai bagi para
pemangku kepentingan.
Misi:
a. Menjadi nomor satu dan terkemuka dalam pembiayaan syariah. b. Pemimpin dalam transaksi lintas batas.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuraikan gambaran analisis statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian
dengan menggunakan tabel statistik. Berikut ini hasil analisis deskriptif dapat dilihat dalam Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
VAHU 55
-28,76 4,03 -6,0391
5,03927 VACA
55 -,49
2,58 1,0498
,70322 STVA
48 1,05
3,59 1,3121
,38450 VAIC
55 -25,86
4,29 -4,5042 5,10430
NPM 55
1,25 12,37
5,6155 2,60255
LDR 55
12,26 97,45 67,1811
20,31410 Valid N listwise
46
Universitas Sumatera Utara
93 Sumber : Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa salah satu ukuran modal intelektual yang diukur dengan VAIC yaitu Value Added Human Capital VAHU
Bank Syariah di Indonesia selama 2008-2012 memiliki nilai minimum – 28.76
dan maksimum 4.03. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 5.03927 dan nilai rata-rata mean sebesar -6.0391, ini berarti bahwa
selisih antara penjualanpendapatan OUT dan beban usaha kecuali gaji dan tunjangan karyawan IN terhadap gaji dan tunjangan karyawan HC yang cukup
kecil yaitu mencapai -6.0391 kali. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan memiliki nilai tambah Value Added yang kecil dibandingkan dengan Human
Capital HC nya. Ukuran modal intelektual lain yaitu Value Added Capital Employed
VACA. Nilai minimum
– 0.49 dan maksimum 2.58. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 0.70322 dan nilai rata-rata mean sebesar
1.0498, ini berarti menggambarkan bahwa nilai tambah perusahaan yang dihasilkan dengan modal yang digunakan oleh perusahaan mampu mencapai
1.0498 kali. Ukuran modal intelektual lain yaitu Structural Capital Value Added
STVA. Nilai minimum – 0.58 dan maksimum 3.59. Sementara nilai standar
deviasi standard deviation sebesar 0.38420 dan nilai rata-rata mean sebesar 1.2671, ini berarti menggambarkan bahwa nilai tambah perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara
94
dihasilkan dengan modal yang digunakan oleh perusahaan mampu mencapai 1.2671 kali.
Perbandingan VAHU -6.0391; st.dev = 5.03927, VACA 1.0498; st.dev = 0.07322, dan STVA 1.2671; st.dev = 0.38420, menunjukkan
bahwa selama tahun 2008-2012, sampel bank pada umumnya lebih efektif dalam menghasilkan nilai perusahaan dari modal manusia bukan dari modal struktural
dan modal yang digunakan. Total modal intelektual secara keseluruhan VAIC yang merupakan
gabungan dari Value Added Human Capital VAHU, Value Added Capital Employed VACA dan Structural Capital Value Added STVA memilki nilai
minimum sebesar 0.58, nilai maksimum sebesar 3.59 dan nilai rata-rata sebesar 5.10430.
Ukuran tingkat kesehatan bank diukur dengan menggunakan 2 proksi yaitu net profit margin NPM dan loan to deposit ratio LDR. Net Profit Margin
NPM memiliki nilai minimum 1.25 dan nilai maksimum 12.37. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 2.60255 dan nilai rata-rata
mean sebesar 5.6155. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik selama tahun 2008-2012 NPM Bank Syariah memenuhi standar yang ditetapkan Bank
Indonesia yaitu minimal 5. Loan to Deposit Ratio LDR memiliki nilai minimum 12.26 dan nilai
maksimum 97.45. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 20.31410 dan nilai rata-rata mean sebesar 67.1811. Hal ini menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
95
bahwa secara statistik selama tahun 2008-2012 LDR Bank Syariah memenuhi standar yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu minimal 85 -110.
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel independen yaitu VAHU, VACA, dan STVA menunjukkan lebih kecil dari nilai
rata-ratanya. Hasil tersebut menunjukkan hasil yang baik, karena standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data tersebut lebih kecil daripada nilai
rata-ratanya. Begitu pula dengan variabel dependen yaitu NPM dan LDR mempunyai nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hasil tersebut
menunjukkan hasil yang baik, karena standar deviasi yang mencerminkan penyimpangan dari data tersebut lebih kecil daripada nilai rata-ratanya.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat digunakan untuk normalitas yaitu
analisis grafik dan analisis statistik.
Universitas Sumatera Utara
96
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel NPM
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang dan kurva berbentuk
menyerupai lonceng. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu atau residual memiliki pola mendekati distribusi normal.
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.2 Histogram Dependent Variabel LDR
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang dan kurva berbentuk
Universitas Sumatera Utara
97
menyerupai lonceng. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu atau residual memiliki pola mendekati distribusi normal.
Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik baik dengan melihat dari grafik histogram ataupun dengan
melihat gambar kurva Normal Probability Plot. Namun, untuk lebih untuk mendapatkan tingkat uji normalitas yang lebih signifikan, penelitian ini
menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample Kolmogrov-Smirnov.
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.3 Normal P-Plot NPM
Gambar 4.3 ini merupakan kurva Normal Probability Plot yang menunjukkan penyebaran titik-titik data di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
98
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.4 Normal P-Plot LDR
Gambar 4.4 ini merupakan kurva Normal Probability Plot yang menunjukkan penyebaran titik-titik data di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Penelitian ini juga menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample Kolmogrov-Smirnov untuk mendapatkan tingkat uji normalitas yang lebih
signifikan.
Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sebelum Transformasi
No Variabel
Asymp. Sig. 2-tailed 1
VAHU 0.279
2 VACA
0.421 3
LnSTVA 0.002
5 NPM
0.565 8
LDR 0.191
Universitas Sumatera Utara
99
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Dari Table 4.2 diperoleh nilai Asymp. Sig 2-tailed variabel VAHU
taraf nyata α, yaitu 0.279 0.05, variabel VACA taraf nyata α, yaitu 0.421 0.05, variabel STVA
taraf nyata α, yaitu 0.002 0.05, variabel NPM taraf nyata
α, yaitu 0.565 0.05 dan variabel LDR taraf nyata α, yaitu 0.191 0.05, artinya data variabel STVA belum terdistribusi secara normal.
Data yang belum terdistribusi normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Salah satunya dengan mengubah data menjadi bentuk natural
Ln. Setelah di tranformasi maka diuji kembali dengan menggunakan uji K-S. Berikut ini adalah hasil K-S setelah ditranformasikan.
Tabel 4.3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Setelah Transformasi
No Variabel
Asymp. Sig. 2-tailed 1
VAHU 0.279
2 VACA
0.421 3
LnSTVA 0.102
5 NPM
0.565 8
LDR 0.191
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
b. Uji Heteroskedostisitas
Asumsi Heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokesdastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Salah satu uji
untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatterplot.
Universitas Sumatera Utara
100
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.5 Regression Standardized Predicted Value NPM
Pada Gambar 4.5 terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan
tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah
Gambar 4.6 Regression Standardized Predicted Value LDR
Pada Gambar 4.6 terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan
tidak terdapat gejala heterokedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini. Selain dari diagram pencar scatter plot, uji heteroskedastisitas juga dapat
di uji dengan uji glejser.
Tabel 4.4
Universitas Sumatera Utara
101
Hasil Analisis Uji Glejser Model
T Sig.
LnSTVA VACA
VAHU NPM
1.834 0.073
2.786 0.008
-1.115 0.270
LDR
0.727 0.470
2.854 0.006
-0.340 0.735
Sumber: Hasil Penelitian, 2014 data diolah Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jelas tidak satupun variabel bebas
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, kecuali variabel
LDR.
c. Uji Autokorelasi