Pengertian Intellectual Capital Pengukuran Intellectual Capital

34 1. Sumber daya harus menambah nilai positif bagi perusahaan. 2. Sumber daya harus bersifat unik atau langka diantara calon pesaing dan pesaing yang ada sekarang ini. 3. Sumber daya harus sukar ditiru. 4. Sumber daya tidak dapat digantikan dengan sumber lainnya oleh perusahaan pesaing. Dalam RBV, perusahaan tidak dapat berharap untuk membeli atau mengambil keunggulan kompetitif berkelanjutan yang dimiliki oleh suatu organisasi lain, karena keunggulan tersebut merupakan sumber daya yang langka, sukar ditiru, dan tidak tergantikan.

2.1.3 Intellectual Capital

2.1.3.1 Pengertian Intellectual Capital

Menurut Stewart 1997, intellectual capital telah dimengerti secara berbeda oleh beberapa kalangan, dipahami oleh beberapa kelompok kecil dan secara formal belum terdapat metode penilaian yang baku. Sebagai sebuah konsep, modal intelektual merujuk pada modal- modal non fisik atau modal tidak berwujud intangible assets atau tidak kasat mata invisible yang terkait dengan pengetahuan dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Stewart 1997, menjelaskan bahwa IC merupakan: Universitas Sumatera Utara 35 “The sum of everything everybody in your company knows that gives you a competitive edge in the market place. It is intellectual material – knowledge, information, intellectual property, experience – that can be put to use to create wealth.” Bontis et al. 2000 dalam Ulum 2008, menyatakan bahwa secara umum, para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu: human capital HC, structural capital SC, dan customer capital CC. Menurut Bontis et al. 2000, secara sederhana HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, dan attitude tentang kehidupan dan bisnis. Lebih lanjut Bontis et al. 2000 menyebutkan bahwa SC meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan tema utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis Bontis et al. 2000. Universitas Sumatera Utara 36

2.1.3.2 Pengklasifikasian Intellectual Capital

IFAC 1998 dalam Ulum, 2009:29 mengklasifikasikan intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu: 1 Organizational Capital, 2 Relational Capital, dan 3 Human Capital. Tabel berikut menyajikan pengklasifikasian tersebut berikut komponen-komponennya. Tabel 2.1 Klasifikasi Intellectual Capital Organizational Capital Relational Capital Human Capital Intellectual Property : Patents Copyrights Design rights Trade secret Trademarks Service marks Infrastructures Assets : Management philosophy Corporate culture Management processes Information system Networking system Financial relation Brands Customers Customer loyalty Backlog orders Company names Distribution channels Business collaborations Licencing agreements Favourable contracts Franchising agreements Know-how Education Vocational qualification Work-related knowledge Work-related competencies Entrepreneurial spirit, innovativeness, proactive and reactive abilities, changeability Psychometric Valuation Sumber: IFAC 1998 dalam Ulum, 2009:29 Universitas Sumatera Utara 37 Banyak para praktisi yang menyatakan bahwa modal intelektual intellectual capital terdiri dari tiga elemen utama Stewart 1997, Sveiby 1997, dan Bontis 2000 dalam Sawarjuwono dan Kadir 2003:38-39 yaitu:

1. Human Capital

Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Disinilah tercipta sumber inovasi dan kemajuan suatu perusahaan, tetapi modal manusia merupakan komponen intellectual capital yang sulit diukur. Human Capital merupakan tempat sumbernya pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi, dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human Capital merupakan kemampuan perusahaan secara kolektif untuk menghasilkan solusi yang terbaik berdasarkan penguasaan pengetahuan dan teknologi dari sumber daya manusia yang dimilikinya. Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Menurut Bontis et al. 2000, HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan kombinasi dari genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang kehidupan dan bisnis. Human capital ini yang nantinya akan mendukung structural capital dan capital employed dalam Ulum, 2008. Universitas Sumatera Utara 38

2. Structural Capital Organizational Capital

Structural Capital merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang berkaitan dengan usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual perusahaan yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang individu memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi jika perusahaan memiliki sistem operasi dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Menurut Bontis et al. 2000, Structural Capital meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Dalam hal ini termasuk adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya dalam dalam Ulum, 2008.

3. Relational Capital Costumer Capital

Elemen ini merupakan komponen intellectual capital yang memberikan nilai nyata bagi perusahaan. Relational capital merupakan hubungan harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dengan pihak di luar perusahaan yaitu yang berasal dari para pemasok yang berkualitas, pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan Universitas Sumatera Utara 39 perusahaan, hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun kerjasama rekan bisnis. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan dalam meningkatkan kerjasama bisnis yang dapat memberikan keuntungan bagi kedua pihak, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan.

2.1.3.3 Pengukuran Intellectual Capital

Penelitian tentang intellectual capital telah menjamur sehingga mengubah baik bentuk maupun cakupannya Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:48. Penelitian juga telah mengarah kepada sejumlah rerangka untuk mengklasifikasikan dan mengukur konsep intellectual capital. Petrash 1996 mengembangkan model klasifikasi yang dikenal dengan value platform model. Model ini mengklasifikasikan intellectual capital sebagai akumulasi dari human capital, organisational capital dan customer capital. Edvinsson dan Malone 1997 mengembangkan the Skandia Value Scheme, yang mengklasifikasikan intellectual capital ke dalam structural capital dan human capital. Haanes dan Lowendahl 1997 mengelompokkan intellectual capital suatu perusahaan ke dalam competence dan relational resources. Model yang dikembangkan Lowendahl 1997 memperbaiki model di atas dan membagi kategori kompetensi dan rasional menjadi dua sub-group Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:48: 1. individual; dan Universitas Sumatera Utara 40 2. collective . Stewart 1997 dalam Ulum, 2009:48 mengklasifikasikan intellectual capital ke dalam tiga format dasar, yaitu: 1. human capital 2. structural capital 3. customer capital The Danish Confederation of Trade Unions 1999 mengelompokkan intellectual capital sebagai manusia, sistem dan pasar. Leliaert et al. 2003 mengembangkan the 4-Leaf model , yang mengelompokkan intellectual capital ke dalam human, customer, structural capital dan strategic alliance capital Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:48. Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:49, yaitu: 1. Kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter; dan 2. Kategori yang menggunakan ukuran moneter. Berikut adalah daftar ukuran intellectual capital yang berbasis moneter Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:49: a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton 1992 b. Brooking’s Technology Broker method 1996 c. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone 1997 Universitas Sumatera Utara 41 d. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. 1997 e. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby 1997 f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia 2000 g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay 2000 h. The Ernst Young Model Barsky dan Marchant, 2000 Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis moneter adalah Tan et al. 2007 dalam Ulum, 2009:49: a. The EVA and MVA model Bontis et al. 1999 b. The Market-to-Book Value model beberapa penulis c. Tobin’s q method Luthy, 1998 d. Pulic‟s VAIC™ Model 1998, 2000 e. Calculated intangible value Dzinkowski, 2000 f. The Knowledge Capital Earnings model Lev dan Feng, 2001

2.1.3.4 Value Added Intellectual Coefficient VAIC

Dokumen yang terkait

Valuasi Harga Wajar Saham Sektor Perbankan Yang Go Public Di BEI

15 120 128

Pengaruh kebijakan go public terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan PT.Bank Panin Syariah

0 12 0

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENGARUH RASIO INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN GO PUBLIC Pengaruh Rasio Indikator Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 5 17

Model Analisis CAMELS untuk Menilai Tingkat Kesehatan Perbankan yang Go Public.

0 2 6

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN GO PUBLIC DI INDONESIA TAHUN 2005 - 2009 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 2 13

Go Public dan Non Go Public di Indonesia Periode 2008

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Stakeholder Theory - Analisis Perbandingan Intellectual Capital Terhadap Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah Go Public dan Non Go Public di Indonesia

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Perbandingan Intellectual Capital Terhadap Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah Go Public dan Non Go Public di Indonesia

0 1 10

PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN SYARIAH GO PUBLIC DAN NON

0 0 11