Faktor yang Memengaruhi Proses Pembelajaran Orang Dewasa

di mana ia berada, berinteraksi, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam proses pembelajaran.

2. Faktor yang Memengaruhi Proses Pembelajaran Orang Dewasa

Setiap orang yang dewasa, makin bertambah usianya, akan semakin sukar baginya belajar, demikian juga biarawati. Hal ini disebabkan menurunnya semua kemampuan fisik, seperti daya ingat, kekuatan fisik, kemampuan menalar, kemampuan berkonsentrasi, daya pendengaran, daya penglihatan. Beberapa faktor berhubungan dengan karakteristik individu belajar ketika melakukan kegiatan belajar, yaitu kepribadian, gaya belajar, dan perbedaan individual. Perbedaan individual tersebut seperti perbedaan usia, pengalaman hidup, motivasi, dan persepsi diri. Faktor lainnya yang berhubungan dengan karakteristik individu belajar yaitu pergaulan dengan masyarakat di tempat kegiatan belajar berlangsung serta cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan belajar Mappa Basleman, 2011. Sedangkan faktor yang memengaruhi proses pembelajaran orang dewasa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor internal mencakup faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis mencakup pendengaran, penglihatan, kondisi fisiologis. Faktor psikologis mencakup kebutuhan, kecerdasan, motivasi, perhatian, berpikir, serta ingat dan lupa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Faktor eksternal merupakan semua faktor yang berasal dari luar diri individu yang belajar. Faktor dari luar individu tersebut adalah faktor lingkungan belajar dan faktor penyajian. Faktor lingkungan belajar mencakup lingkungan alam, fisik, dan sosial. Faktor penyajian mencakup kurikulum, bahan ajar, dan metode penyajian Mappa Basleman, 2011. Suprijanto 2007, berpendapat bahwa proses belajar terjadi dalam diri seseorang yang disebut proses intern dan terjadi di luar diri seseorang yang disebut proses ekstern. Proses belajar intern merupakan kegiatan belajar yang tidak dapat dilihat secara lahiriah. Proses belajar ekstern merupakan pencerminan dari luar yang terjadi dalam diri seseorang. Proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang mencakup motivasi, perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat, reproduksi, generalisasi, dan menerapkan apa yang telah diajarkan serta umpan balik. Selain dari faktor-faktor tersebut, ada beberapa faktor yang memengaruhi penerimaan dan pengingatan, yaitu faktor makna. Bila pelajaran yang ada hubungannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki, maka pelajaran tersebut akan lebih bermakna, lebih mudah diterima dan diingat. Dalam proses belajar individu tidak hanya menerima dan mengingat, tetapi juga harus dapat menemukan kembali apa yang pernah diterima Suprijanto, 2007. Biarawati yang tidak tahu menjadi tahu melalui proses belajar. Bagi biarawati sebagai individu dewasa, usia dewasa merupakan masa untuk memantapkan kemampuan dan keterampilan dasar yang telah diperoleh pada saat usia anak-anak. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Selain dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran pada orang dewasa, dapat juga diperhatikan ciri-ciri belajar masa dewasa. Individu yang dewasa mengembangkan kemampuan dan keterampilan agar makin banyak pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh, dan semakin mantap untuk belajar lebih lanjut Mappa Basleman, 2011. Orang dewasa memiliki ciri tersendiri dalam belajar dan berbeda dengan ciri belajar pada anak-anak dan remaja. 3. Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa Ketika seseorang sudah dewasa, cara belajarnya berbeda dari cara belajarnya ketika masih anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu memperhatikan beberapa ciri belajar orang dewasa. Menurut Suprijanto 2007, ciri belajar orang dewasa adalah memungkinkan timbulnya pertukaran pendapat, tuntutan, dan nilai-nilai; memungkinkan terjadi komunikasi timbal balik; suasana belajar yang diharapkan adalah suasana yang menyenangkan dan menantang; belajar jika pendapatnya dihormati; belajar bersifat unik; perlu adanya saling percaya antara pembimbing dan peserta didik; umumnya mempunyai pendapat yang berbeda, kecerdasan yang beragam; kemungkinan terjadinya berbagai cara belajar; belajar ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan; orientasi belajar terpusat pada kehidupan nyata dan motivasi berasal dari diri sendiri. Orientasi belajar yang berpusat pada motivasi dari diri sendiri sangat penting sehingga dalam proses belajar, biarawati yang dewasa dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menemukan makna belajar yang sesungguhnya. Menurut Danim 2010:140, orientasi belajar yang berpusat pada motivasi adalah: hubungan sosial untuk memperoleh teman-teman baru perlu bagi orang dewasa. Dengan adanya teman baru, orang dewasa mendapatkan pemenuhan kebutuhan asosiasi dan persahabatan; harapan eksternal untuk memenuhi kebutuhan petunjuk dari orang lain di luar diri sendiri, memenuhi harapan atau rekomendasi dari seseorang yang memiliki otoritas; meningkatkan kemampuan untuk melayani umat manusia dalam menyiapkan diri untuk melayani dalam masyarakat dan meningkatkan kemampuan berpartisipasi dalam masyarakat; kemajuan pribadi berguna untuk kemajuan status yang lebih tinggi dalam pekerjaan, kemajuan profesional yang aman, dan sejajar dengan pesaing; stimulasi berguna untuk menghilangan kebosanan, istirahat dari rutinitas di rumah; dan bagian kognitif berfungsi untuk mencari ilmu, dan untuk menjawab pertanyaan yang terpikirkan. 4. Penelitian yang Relevan Simbolon 2005, dalam penelitiannya menjelaskan bahwa perkembangan zaman yang semakin maju, sangat berpengaruh dalam kehidupan religius, sebab kaum religius hidup dan berkarya di tengah masyarakat. Zaman sekarang perlu mengadakan perubahan hidup dengan sepenuh hati dengan menyangkal diri dan mengikuti Yesus Kristus, berani melepaskan diri dari segala sesuatu yang menghalangi bertemu Tuhan, siap mengalami kesulitan yang ditemui dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kaum religius atau biarawati merasa tertantang dalam menghayati panggilannya, terutama dalam menjalani tugas-tugas perutusan. Seorang biarawati sadar bahwa menjadi pengikut Yesus Kristus dalam semangat kongregasinya, menerima tugas perutusan yang diyakini berasal dari Allah Bapa melalui para pemimpin dengan senang hati menerima tugas tersebut baik di dalam maupun di luar kongregasi. Biarawati dalam tugas perutusannya, mengganggap semua orang sebagai saudara, terutama yang miskin, sakit, dan tersingkir. Perutusan tersebut merupakan sarana pertobatan, melepaskan diri dari keterikatan diri pada dunia, mengabdikan diri pada Tuhan dan sesama. Melayani sesama melalui perutusan bukan suatu kebutuhan atau karena terpaksa melainkan sebagai cinta kasih kepada sesama. Dalam salah satu penelitian, dikatakan bahwa seorang biarawati yang menghayati panggilannya tidak mengganggap perutusan itu sebagai beban berat. Perutusan subur dan berhasil bukan karena menyenangkan karena tidak menemukan tantangan, namun mampu mencapai tujuan luhur, yaitu kebahagian orang lain Simbolon, 2005. Seorang biarawati perlu menyadari bahwa perutusan itu sebagai sarana untuk menyebarluaskan kerjaan Allah di dunia. Sepantasnyalah seorang biarawati memancarkan kasih Kristus kepada sesama. Biarawati sebagai religius tahu bagaimana menjawab kebutuhan-kebutuhan umat Allah dan masyarakat pada zamannya Kelen, 2014. 31

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, responden penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan penelitan ilmiah dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dan fenomena yang diteliti Herdiansyah, 2010. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui makna, tantangan, hambatan, dan usaha-usaha yang dilakukan responden dan peneliti mendeskripsikannya dalam latar yang alamiah. Latar alamiah yang peneliti maksudkan adalah situasi yang diteliti benar-benar natural dan apa adanya.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian ini pada salah satu Program Studi Universitas Swasta di Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan September 2016 sampai bulan Maret 2017. C. Responden Penelitian Responden penelitian ini adalah dua orang biarawati yang menjadi mahasiswa salah satu Program Studi Universitas Swasta di Yogyakarta. Alasan peneliti