Informed Consent Rencana Manajemen dan Analisis Data Definisi Operasional

29 a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: i. Memperoleh izin orang tua dari anak. ii. Anak berusia 2 – 12 tahun. b. Kriteria Eksklusi Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: i. Pasien alergi terhadap obat premedikasi ii. Pasien yang memiliki kelainan hati dan pernafasan c. Kriteria Putus Uji i. Terjadi kegawatdaruratan jantung dan paru ii. Pasien yang mengalami muntah pada waktu minum obat

3.5. Informed Consent

Setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik, orang tua pasien mendapatkan penjelasan tentang prosedur yang akan dijalani serta menyatakan secara tertulis kesediaannya dalam lembar informed consent.

3.6. Alat, Bahan, dan Cara Kerja

Penelitian ini akan menggunakan alat dan bahan serta cara kerja seperti pemaparanan berikut ini:

3.6.1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Alat monitor non invasif otomatik tekanan darah dengan manset pediatrik critikon dura-cuff, denyut jantung, frekuensi nafas, EKG, saturasi oksigen dengan monitor merk Dash 3000 b. Laringoskop set macinthos dan miller c. Pipa endotrakea nomor 3,0 sampai dengan 6,5 merk Rusch d. Kanul vena 24G sampai dengan 20G, infus set, threeway e. Pencatat waktu stopwatch 30 f. Alat tulis dan formulir penelitian g. Syringe takar obat 5 cc h. Chart Pediatric Analog Sedation Score

3.6.2. Bahan

a. Obat yang diteliti : klonidin syrup 2 mcgkgbb racikan catapres tablet ® 150 mcg  2 tablet dengan pelarut 10 ml aqua dan saccarum lactis  0,03 mgcc dan diazepam syrup 0.4 mgkgbb racikan stesolid tablet ® 5 mg  10 tablet dengan pelarut 10 ml aqua dan saccarum lactis  5 mgcc dalam 5 cc syringe takar obat b. Obat sedasi tambahan : midazolam 0,1 mgkgBB intra vena c. Obat-obatan emergensi : Sulfas Atropin 0,25 mgcc yang sudah teraplus, adrenalin 1100.000 teraplus d. Cairan : Ringer Laktat

3.6.3. Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah:

3.6.3.1. Persiapan Pasien dan Obat

Untuk persiapan terhadap pasien dan obat dilakukan sebagai berikut: a. Setelah mendapat informed consent dan disetujui komite etik penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, seluruh sampel dinilai ulang dan dimasukkan ke dalam kriteria inklusi dan eksklusi. b. Populasi yang dijadikan sampel dibagi secara acak menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A mendapat klonidin syrup 2 mcgkg racikan catapres tablet ® 0,03 mgcc dan kelompok B dapat diazepam syrup 0,4 mgkg racikan stesolid tablet ® 5 mgcc dengan tersamar ganda yang dibantu oleh relawan I yang sudah dilatih. 31 c. Randomisasi dilakukan dengan cara blok, masing-masing blok terdiri dari 6 subjek, dengan jumlah kemungkinan kombinasi sekuens sebanyak 20 terlampir. Kemudian dijatuhkan pena di atas angka random. Angka yang ditunjuk oleh pena tadi merupakan nomor awal untuk menentukan sekuens yang sesuai. Kemudian pilihlah 3 angka dengan digit 2 ke bawah dari angka pertama tadi sampai diperoleh jumlah sekuens yang sesuai dengan besarnya sampel. Kemudian sekuens yang diperoleh disusun secara berurutan sesuai dengan nomor amplop. d. Obat disiapkan atas bantuan relawan I yang melakukan randomisasi peneliti tidak mengetahui komposisi obat yang diberikan. Setelah melakukan randomisasi dan menyiapkan obat, relawan I memberikan obat kepada relawan II untuk diberikan pada hari pelaksanaan penelitian. e. Obat penelitian klonidin syrup 2 mcgkg dan diazepam syrup 0,4 mgkg dengan 5 cc syringe takar .

3.6.3.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan cara: a. Setelah pasien tiba diruang tunggu kamar bedah, pasien diperiksa ulang terhadap identitas, diagnosa, rencana tindakan pembiusan, akses infus pastikan telah terpasang infus dengan venocath yang sesuai dengan umur, threeway dan aliran infus lancar. b. Kemudian pasien dibawa kekamar RR sebagai ruang pre operatif kemudian dipasang alat monitor non invasif, berupa tekanan darah, EKG, saturasi perifer O2 SpO2 . c. Dilakukan penilaian PASS Gambar 10 sebelum diberikan obat premedikasi pre-operasi. d. Kedua kelompok pasien diberikan preloading cairan Ringer Laktat sebanyak 10 mlkg diberikan dalam ½ - 1 jam. e. Kedua kelompok dipersiapkan untuk dilakukan premedikasi dimana kelompok A dengan klonidin syrup 2 mcgkg dan kelompok B dengan 32 diazepam syrup 0,4 mgkg yang diberikan atas bantuan relawan II. Kemudian peneliti menilai tingkat sedasi obat yang diberikan setelah 60 menit, 90 menit, dan 120 menit setelah pemberian. Skor 0: tidak tersedasi sadar penuh . Skor 1: sedikit tersedasi terlihat mengantuk tetapi masih respon dengan suara atau kata-kata . Skor 2: sedasi sedang tertidur, mudah terbangun dengan rangsangan cahaya pada daerah wajah atau perintah kata . Skor 3: tersedasi baik tertidur, mudah terbangun dengan rangsangan fisik . Skor 4: sedasi dalam tidak mudah terbangun . f. Apabila nilai PASS yang ditunjukkan oleh pasien menunjukkan tingkat sedasi yang tidak tersedasi sampai ringan PASS 1, maka akan diberikan midazolam tambahan yaitu 0,1 mgkg intra vena. g. Pasien kemudian dibawa ke ruang operasi untuk menjalani operasi dengan anestesi umum dan setelah selesai operasi pasien diobservasi di ruang pemulihan. h. Pasien pindah keruangan bila aldret score 10. i. Hasil data pengamatan pada kedua kelompok dibandingkan secara statistik. j. Penelitian dihentikan apabila subjek penelitian menolak untuk berpartisipasi, muntah, atau terjadi kegawatdaruratan jalan nafas, jantung, paru, otak yang mengancam jiwa. Gambar 10: PASS. 33

3.7. Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini dibedakan atas variabel bebas dan variabel tergantung, dipaparkan sebagai berikut:

3.7.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: a. Klonidin syrup 2 mcgkgBB. b. Diazepam syrup 0,4 mgkgBB.

3.7.2. Variabel Tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah: a. Tingkat sedasi.

3.8. Rencana Manajemen dan Analisis Data

Rencana manajemen dan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, kemudian data tersebut diperiksa kembali tentang kelengkapannya sebelum ditabulasi dan diolah. Lalu data tersebut diberikan pengkodean untuk memudahkan dalam mentabulasi. Data ditabulasi ke dalam master tabel dengan menggunakan software Epi-Info. b. Data numerik ditampilkan dalam nilai rata-rata + SD standard deviasi, sedangkan data katagorik ditampilkan dalam jumlah persentase. c. Data demografi : Uji kenormalan data numerik digunakan uji Kolmogorof- Smirnov , sedangkan untuk data katagorik digunakan uji chi-square. d. Hipotesa penelitian diuji dengan menggunakan uji T independent pada data yang berdistribusi normal, sedangkan data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji Mann Whitney. e. Interval kepercayaan 95 dengan nilai p0,05 dianggap bermakna secara signifikan. 34

3.9. Definisi Operasional

Penelitian ini mempunyai definisi operasional sebagai berikut: a. General anestesi adalah salah satu teknik anestesi dimana pasien diberikan sedasi sehingga pasien tertidur. b. PASS Pediatric Analog Sedation Score adalah skala sedasi yang dibuat untuk menentukan tingkat intensitas sedasi dengan menggunakan kertas yang diberi chart angka 0-4, dimana angka 0 menunjukkan tidak tersedasi dan angka 4 menunjukkan tersedasi dalam. Skore 0 menunjukkan tidak tersedasi atau kesadaran penuh, diilustrasikan pada Gambar 11. Gambar 11: PASS dengan skor 0. Skor 1 menunjukkan terjadi sedikit tersedasi atau terlihat mengantuk tetapi masih respon dengan suara atau kata-kata, diilustrasikan pada Gambar 12. Skor 2 menunjukkan terjadi sedasi sedang atau kondisi tertidur, mudah terbangun dengan rangsangan cahaya pada daerah wajah atau perintah kata, diilustrasikan pada Gambar 13. Gambar 12: PASS dengan skor 1. 35 Skor 3 menunjukkan tersedasi baik atau tertidur, mudah terbangun dengan rangsangan fisik, diilustrasikan pada Gambar 14. Skor 4 menunjukkan sedasi dalam atau tidak mudah terbangun, diilustrasikan pada Gambar 15. Gambar 15: PASS dengan skor 4. c. Premedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum tindakan induksi anestesia yang salah satu tujuannya untuk meredakan kecemasan dan ketakutan. d. Depresi pernafasan adalah terganggunya proses bernafas yang ditandai dengan penurunan ventilasi proses memasukkan udara ke dalam paru-paru yang ditandai dengan laju nafas respiratory rate kurang dari 10 x per Gambar 13: PASS dengan skor 2. Gambar 14: PASS dengan skor 3. 36 menit, kedalaman dari basalnya, penurunan saturasi oksigen yang diukur dengan pulse oximetry SpO 2 90 . e. Klonidin syrup racikan adalah salah satu obat premedikasi dalam bentuk cair dimana mekanisme kerjanya merangsang adrenoseptor alpha-2 di susunan saraf pusat SSP maupun di perifer. f. Diazepam syrup racikan adalah obat golongan benzodiazepin dalam bentuk cair yang dapat mengakibatkan efek sedasi dan dapat digunakan sebagai premedikasi pada anak. g. Aldrette Score adalah kriteria untuk menilai keadaan umum pasien selama perawatan diruang observasi sehingga pasien dapat dipindahkan keruang rawat biasa setelah tindakan anestesi. Aldrette Score dimuat pada Tabel 4. Tabel 4: Kriteria Aldrette. Kesadaran 0 Tidak ada respon 1 Respon bila nama dipanggil 2 Sadar penuh Aktifitas 0 Menggerakkan semua ekstremitas 1 Menggerakkan 2 ekstremitas 2 Hangat dan merah Pernafasan 0 Apneu 1 Dispneu, hiperventilasi, obstruksi pernafsan 2 Bernafas dalam tanpa hambatan Sirkulasi 0 Tekanan darah 50 atau kurang dari nilai preoperasi 1 Tekanan darah dalam kisaran 50 – 20 nilai preoperasi 2 Tekanan darah dalam kisaran 20 nilai preoperasi Saturasi Oksigen 0 SpO2 92 dengan tambahan O2 1 Dibutuhkan tambahan O2 untuk mempertahankan SpO2 92 2 SpO2 92 pada udara ruangan 37

3.10 Masalah Etika

Dokumen yang terkait

Perbandingan Premedikasi Klonidin 3 μg/KgBB Intravena Dan Diltiazem 0.2 mg/KgBB Intravena Dalam Menumpulkan Respon Hemodinamik Pada Tindakan Laringoskopi Dan Intubasi Endotrakhea

3 76 93

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

4 93 98

Perbandingan Efek Analgesia Parasetamol 15 mg/kgBB Intravena Dengan Metamizol 15 mg/kgBB Intravena Sebagai Preventif Analgesia Pada Pembedahan Pasien Anak Dengan Anestesi Umum

2 63 94

Perbandingan Pengaruh Premedikasi per Rektal antara Klonidin 5 μg kgBB dan Ketamin 10 mg kgBB pada Anak Usia 2–5 Tahun pada Skala Pemisahan Prabedah dan Skala Kemudahan Induksi | Sabirin | Jurnal Anestesi Perioperatif 230 925 1 PB

0 0 10

Perbandingan Klonidin 0,5 mg kgBB Intravena dengan Tramadol 0,5 mg kgBB Intravena Sebagai Profilaksis Kejadian Menggigil Pascaanestesia Spinal pada Seksio Sesarea | Panduwaty | Jurnal Anestesi Perioperatif 378 1234 1 PB

0 0 9

PERBANDINGAN EFEK ANTARA DEXMEDETOMIDIN DOSIS 0.25 MCG KGBB DAN 0.5 MCG KGBB INTRAVENA TERHADAP DURASI BLOK ANESTESI SPINAL PADA BEDAH EKTREMITAS BAWAH | Fahruddin | Healthy Tadulako 8742 28718 1 PB

0 0 12

Perbandingan Tingkat Sedasi Klonidin Syrup 2 mcg/kgBB Dengan Diazepam Syrup 0.4 mg/kgBB Sebagai Premedikasi Pada Pasien Anak Yang Menjalani Pembedahan Dengan General Anestesi

0 0 17

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan Pada Anak-Anak - Perbandingan Tingkat Sedasi Klonidin Syrup 2 mcg/kgBB Dengan Diazepam Syrup 0.4 mg/kgBB Sebagai Premedikasi Pada Pasien Anak Yang Menjalani Pembedahan Dengan General Anestesi

0 0 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perbandingan Tingkat Sedasi Klonidin Syrup 2 mcg/kgBB Dengan Diazepam Syrup 0.4 mg/kgBB Sebagai Premedikasi Pada Pasien Anak Yang Menjalani Pembedahan Dengan General Anestesi

0 1 8

Perbandingan Ketamine 0.5 mg/kgBB/IV Dan Propofol 1 mg/kgBB/IV Untuk Mencegah Agitasi Paska Anestesi Sevoflurane Pada Pasien Pediatri Dengan General Anestesia

0 0 16