Wattmeter tipe thermokopel Alat pengukur watt tipe Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer Wattmeter pada dasarnya

Gambar 4-7. Gambar 4-8 Diagram vektor wattmeter Diagram vektor wattmeter jenis elektrodinamometer jenis induksi Untuk mendapatkan F 2 mempunyai sudut fasa yang terlambat 90° terhadap V, maka jumlah lilitan kumparan dinaikkan sedemikian rupa, sehingga kumparan tersebut dapat dianggap induktansi murni. Dengan keadaan ini maka F 2 sebanding dengan V? sehingga didapat : ϕ α φ φ ω cos sin 2 1 KVI = Dengan cara ini pengukuran daya dapat dimungkinkan . Alat pengukur watt tipe induksi sering dipergunakan untuk alat ukur yang mempunyai sudut yang lebar, dan banyak dipakai dalam panil-panil listrik.

4.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopel Alat pengukur watt tipe

thermokopel merupakan contoh dari suatu alat pengukur yang dilengkapi dengan sirkuit perkalian yang khusus. Konfigurasi alat ukur ini diperlihatkan dalam gambar 4-9. Bila arus-arus berbanding lurus terhadap tegangannya, dan arus beban dinyatakan sebagai maka akan didapatkan : i k i dan v k i 2 2 1 1 = = i v k k i i i i i i 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 4 4 = = − − a f V I2 I1=I V I F 1 F 2 a f Di unduh dari : Bukupaket.com Gambar 4-9 Prinsip wattmeter jenis thermokopel Harga rata – rata dari hasil persamaan tersebut diatas, adalah sebanding dengan daya beban. Dalam gambar 4-9, i 1 = k 1 v adalah arus sekunder dari transformator T 1 , dan 2i 2 = 2k 2 i adalah arus sekunder dari transformator T 2 . Bila sepasang tabung thermokopel dipanaskan dengan arus-arus i 1 + i 2 dan i 1 - i 2 , maka gaya listrik secara termis akan digerakkan berbanding lurus kwadrat dari arus-arus, dan akan didapat dari masing-masing thermokopel. Bila kedua thermokopel tersebut dihubungkan secara seri sedemikian rupa sehingga polaritasnya terbalik, maka perbedaan tegangan tersebut pada ujung-ujungnya akan dapat diukur melalui suatu alat pengukur milivolt. Dengan demikian maka penunjukan dari alat ukur milivolt tersebut akan berbanding dengan daya yang akan diukur. Alat pengukur watt jenis thermokopel ini dipakai untuk pengukuran daya-daya kecil pada frekuensi audio. Pada saat ini terdapat banyak bentuk dari alat pengukur watt, yang dilengkapi dengan sirkit-sirkit kalkulasi khusus, dan berbagai detail dapat ditemukan pada alat-alat ukur tersebut.

4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer Wattmeter pada dasarnya

merupakan penggabungan dari dua alat ukur yaitu Amperemeter dan Voltmeter, untuk itu pada Wattmeter pasti terdiri dari kumparan arus kumparan tetap mA Thermokopel Hampa Vacuum T1 T2 i i1 i1 i1 + i2 i1 - i2 V Di unduh dari : Bukupaket.com dan kumparan tegangan kumparan putar, sehingga pemasangannyapun juga sama yaitu kumparan arus dipasang seri dengan beban dan kumparan tegangan dipasang paralel dengan sumber tegangan. Apabila alat ukur Wattmeter dihubungkan dengan sumber daya gambar 4-10, arus yang melalui kumparan tetapnya adalah i 1 , serta arus yang melalui kumparan putarnya i 2 , dan dibuat supaya masing-masing berbanding lurus dengan arus beban i dan tegangan beban v, maka momen yang menggerakkan alat putar pada alat ukur ini adalah i 1. i 2 = Kvi untuk arus searah, dimaka K adalah adalah suatu konstanta, dengan demikian besarnya momen berbanding lurus dengan daya pada beban VI . Untuk jaringan arus bolak balik maka : ϕ ω ϕ − − = = t KVI Kvi i i 2 cos cos 2 1 Yang didapat dengan asumsi bahwa : ϕ ω ω − = = t I i t V V m m sin sin dan i 2 adalah sefasa dengan V, maka penunjukan akan berbanding dengan VI cos f , yang sama dengan daya yang dipakai oleh beban. Jadi dengan demikian untuk arus searah maupun untuk arus bolak-balik dapat dikatakan bahwa penunjukan dari alat ukut Wattmeter tipe elektrodinamik akan berbanding lurus dengan daya beban.Gambar 4-11. menunjukkan beberapa variasi penyambungan alat ukur wattmeter tergantung dengan sistem yang dipilih. F1 F2 M R Beban i1 i2 i V Sumber Daya Sumber Daya Beban V F1 F2 i1 i i2 M R Gambar. 4-10. Rangkaian wattmeter jenis elektrodinamometer Di unduh dari : Bukupaket.com Gambar 4-11. Variasi penyambungan wattmeter. Salah satu tipe wattmeter elektrodinamometer adalah tipe Portable Single Phase wattmeter. Alat ukur ini dapat dirancang untuk mengukur DC dan AC 25 ~ 1000 Hz dengan akurasi tinggi. Konstruksi wattmeter tipe Portable Single Phase ditunjukkan pada gambar 4-12. dan hubungan internal dari alat ukur ditunjukan pada gambar 4-13. Di unduh dari : Bukupaket.com Gambar 4-12. Konstruksi wattmeter tipe Portable Single Phase Seperti ditunjukkan pada gambar 4-12, alat ukur wattmeter ini dikemas dalam kotak bakelite yang kuat. Bagian-bagian external dari wattmeter dijelaskan sebagai berikut : 1 Jarum penunjuk 2 Kaca : dfungsikan untuk mengeliminir kesalahan parallax dalam pembacaan. 3 Pengatur Nol Zero : digunakan untuk mengatur posisi nol dari penunjukan 4 Skala : terdiri dari 120 bagian linear 5 Terminal tegangan : digunakan untuk menyambungkan tegangan. Terminal common tegangan diberi tanda ±, dan terminal tegangan yang lain mengindikasikan ukuran tegangan terukur. 6 Terminal arus : Salah satu terminal diberi tanda ± untuk menunjukkan bahwa terminal ini dihubungkan dengan terminal common tegangan, dan terminal arus yang lain mengindikasikan ukuran arus terukur. 7 Tabel Perkalian : letak tabel perkalian di sisi samping alat ukur, tabel ini digunakan untuk menentukan besarnya daya nyata dari nilai penunjukan. Gambar 4-13. Hubungan internal wattmeter tipe Portable Single Phase CC CC VC 1A 5A +- +- 120V 240V 6 5 4 2 1 3 7 Di unduh dari : Bukupaket.com

4.3.5. Spesifikasi Alat

Spesifikasi teknik dan karakteristik alat ukur wattmeter : Tipe : 2041 Akurasi : ± 0.5 dari nilai skala penuh Ukuran dimensi : 180 x 260 x 140 mm Berat : 2.8 Kg Panjang skala : 135 mm Skala : 120 bagian Frekuensi : DC, 25 – 1000 Hz Kapasitas Overload : Rangkaian tegangan ..... 50 Rangkaian arus ............ 100

4.3.6. Karakteristik :

Efek pemanasan diri : ± 0.15 Perbedaan Pengukuran antara DC dan AC : ± 0.1 Efek temperature eksternal : ± 0.2 10° C Efek medan maghnit eksternal : ± 0.65 400 Am Respons Frekuensi : 45 – 65 Hz ....0.0 50 – 1000 Hz ...0.1 Efek faktor daya : ± 0.1 Factor daya dari 1.0 sampai 0.5 Tabel 4-1. Rating, internal impedance, and rated power loss Range Rating Internal Impedance Rated power loss VA Voltage Current 120 V Approx 12,000 ? Approx 1.2VA 240 V Approx 24,000 ? Approx 2.4VA 0.2 1 A 0.2 A 24 W 48 W Approx 16.35 ? Approx 0.66VA 1 A 120 W 240 W Approx 0.56 ? Approx 0.56VA 1 5 A 1 A 120 W 240 W Approx 0.93 ? Approx 0.93VA 5 A 600 W 1.2KW Approx 0.034 ? Approx 0.84VA 5 25 A 5 A 600 W 1.2KW Approx 0.068 ? Approx 1.72VA 25 A 3 KW 3KW Approx 0.0027 ? Approx 1.69VA 4.3.7. Prosedur Pengoperasian 4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa : Hubungkan kumparan arus secara seri terhadap beban. Dengan cara menghubungkan terminal kumparan arus .± ke sumber tegangan, sedangkan ujung kumparan arus yang lain A dihubungkan ke beban. Hubungkan kumparan tegangan secara parallel dengan beban. Dengan cara menghubungkan terminal kumparan tegangan ± ke beban, sedangkan ujung terminal tegangan yang lain V dihubungkan ke ujung beban yang lainnya. Jika jarum penunjuk bergerak kearah kiri, tukar ujung-ujung kumparan tegangannya. Di unduh dari : Bukupaket.com

4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan Seperti pada gambar 4-15,