Memungkinkan untuk pengamatan otomasi.
Kelemahan osiloskop penyimpan digital adalah
kecepatan penyegaran layar terbatas. Pada osiloskop analog,
pemakai dapat mengindra berdasarkan intuisi
kecepatan trigger
dengan melihat pada keadaan penjejakan CRT. Untuk
osiloskop digital layar terkunci secara pasti sama untuk
kecepatan sinyal
kebanyakan yang mana kecepatan
penyegaran layar dilampaui. Satu hal lagi, seringkali titik
terlalu terang glitches
atau penomena lain yang jarang
didapat pada layar hitam putih dari osiloskop digital standar,
persistansi dari pospor CRTpada osiloskop analog rendah
membuat glitch dapat dilihat jika diberikan beberapa trigger
berurutan. Keduanya sulit diselesaikan sekarang ini
dengan pospor osiloskop digital, data disimpan pada kecepatan
penyegaran tinggi dan dipergakan dengan intensitas
yang bervariasi untuk mensimulasikan persistensi
penjejakan dari CRT osiloskop.
7.5. Spesifikasi Osiloskop Untuk melihat seberapa bagus
kualitas osiloskop dapat dilihat dari nilai spesifikasi instrument yang
bersangkutan. Dalam pembahasan ini diambil spesifikasi
dari Osciloscope Hewlett Packard HP
type 1740 A. Dipilih
Osiloskop HP 1740 karena jenis dua kanal yang dapat mewakili
osiloskop analog.
7.5.1. Spesifikasi Umum Jenis osiloskop dua kanal sistem
defleksi vertikal memiliki 12 faktor defleksi terkalibrasi dari 5 mVdiv
sampai 20Vdiv. Impedansi masukan dapat dipilih 50? atau 1
M? untuk memenuhi variasi pengukuran yang diperlukan.
Sistem defleksi horisontal memiliki kecepatan sapuan terkalibrasi dari
2sdiv sampai
0,05 μ
sdiv, kecepatan penundaan sapuan dari
20 msdiv sampai 0,05 μ
sdiv. Pengali 10 untuk memperluas
semua sapuan dengan faktor 10 dan
sapuan tercepat 5 nsdiv. Dalam mode alternate ataupun
Chop control trigger-view
dimungkinkan memperagakan tiga sinyal yaitu kanal A, kanal B dan
sinyal trigger.
7.5.2. Mode Peraga Vertikal Kanal A dan kanal B diperagakan
bergantian dengan sapuan berurutan ALT. Kanal A dan
kanal B
diperagakan dengan pensaklaran antar kanal pada
kecepatan 250 kHz, selama pensaklaran Chop berkas
dipadamkan, kanal A ditambahkan kanal B penambahan aljabar dan
trigger view.
Di unduh dari : Bukupaket.com
7.5.3. Perhatian Keamanan Untuk pencagahan kerusakan
diperhatikan selama pengoperasian, perawatan dan
perbaikan peralatan. Untuk meminimumkan kejutan
casis instrument atau cabinet harus
dihubungkan ke ground secara listrik. Instrumen menggunakan
kabel AC tiga konduktor hijau untuk dihubungkan dengan ground
listrik.
7.6. Pengukuran Dengan Osiloskop 7.6.1. Pengenalan Panel Depan dan Fungsi
1. Pengenalan Fungsi Panel Depan dijelaskan searah
jarum jam dimulai dari saklar daya.
2. Saklar on off untuk mengaktifkan CRO putar
tombol searah jam. 3. CRO aktif ditandai dengan
lampu menyala. 4. Time div untuk mengatur
lebar sinyal agar mudah dibaca.
5. Tombol time kalibrasi digunakan saat
mengkalibrasi waktu, bila kalibrasi telah dilakukan
posisi ini tidak boleh diubah- ubah.
6. Terminal kalibrasi tempat dihubungkan probe pada
saat kalibrasi. Posisi X digunakan untuk
menggeser tampilan sinyal dalam peraga kea rah
horizontal. 7. Triger digunakan untuk
mengatur besarnya picu sedangkan picu negatip atau
positip diatur dengan tombol kecil dibawahnya kanan
positip kiri negatip.
8. Input ext, adalah tempat memasukkan sinyal dari luar
yang dapat difungsikan sebagai time base.
9. Ground tempat disambungkan dengan
ground rangkaian yang diukur.
10. Fokus untuk mengatur focus tampilan sinyal pada layar.
11. Posisi Y digunakan untuk mengatur posisi tampilan
sinyal yang diukur pada kanal 2 arah vertikal.
12. Input kanal 2 merupakan terminal masukan untuk
pengukuran sinyal.
Lebar band : batas atas mendekati 20 MHz. Kopel DC : dc sampai 100 MHz untuk kedua mode Ri 50? dan 1M?.
Kopel AC : mendekati 10Hz sampai 100 MHz dengan probe pembagi 10:1 Rise time : = 3ns diukur dari 10 sampai 90 .
Faktor defleksi : Range : 5mVdiv sampai 20Vdiv 12 posisi terkalibrasi.
Vernier : bervariasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Gambar 7-31. Fungsi tombol panel depan CRO
13. Kalibrasi tegangangan perlu diatur pada saat kalibrasi agar
tepat pada harga seharusnya. Bila tegangan ini telah tercapai
tombol tidak boleh diubah-ubah, karena dapat mempengaruhi
ketelitian pengukuran.
14. Mode operasi atau pemilih kanal, digunakan untuk memilih
mode operasi hanya menampilkan kanal 1, kanal 2
atau keduanya.
15. Voltdiv digunakan untuk mengatur besarnya tampilan
amplitudo untuk mempermudah pembacaan dan ketelitian hasil
pengukuran. Pengaturan yang baik adalah pengaturan yang
menghasilkan tampilan amplitudo
terbesar tanpa terpotong.
16. Pemilih AC, DC , ground diatur sesuai dengan besaran yang
diukur, untuk pengukuran tegangan batere digunakan DC,
pengukuran frekuensi pada posisi AC dan menepatkan
posisi berkas pada posisi ground.
17. Terminal masukan kanal 1 sama fungsinya dengan
terminal masukan kanal 2,
Posisi vertikal
Ch 1
Input Ch 1
Time div
kalibrasi Lampu
indikator Saklar
onoff Tombol
kalibrasi
Posisi X Intensita
s
Trig er
Fo kus
Posisi vertikal
ch 2
Input Ch 2 gratikul
Berkas ele
ktron
kalibrasi teg
mod
e
operasi Voltdiv
Grou nd
pemilih AC, ground, DC
Inp Ext
Di unduh dari : Bukupaket.com
tempat dihubungkannya sinyal yang akan diukur.
18. Posisi Y kanal 1 untuk mengatur tampilan sinyal pada
layar kea rah vertikal dari masukan kanal 1.
19. Berkas elektron menunjukkan bentuk sinyal yang diukur, bila
garis terlalu tebal dapat di tipiskan dengan mengatur
focus, dan bila terlalu terang dapat diatur intensitasnya.
20. Gratikul adalah skala pembacaan sinyal. Sinyal
dibaca perkolom gratikual dikalikan posisi divisi. Misal
mengukur tegangan amplitudo tingginya 3 skala gratikul akan
terbaca 6 volt jika posisi Voltdiv pada 2V.
7.6.2. PengukuranTegangan DC 7.6.2.1. Alat dan bahan yang diperlukan
1. CRO 1 buah 2. Probe CRO 1 buah
3. Batere 6 Volt 1 buah 4. Kabel secukupnya
7.6.2.2. Kalibrasi CRO