D. Alopurinol
Gambar 1. Struktur alopurinol 1H-Pirazolo[3,4-d]pirimidin-4-ol DepKesehatan RI, 1995
1. Sifat fisika kimia
Alopurinol mengandung tidak kurang dari 98 dan tidak lebih dari 101,0 C
5
H
4
N
4
O dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian berupa serbuk halus putih hingga hampir putih dan berbau lemah. Alopurinol
sangat sukar larut dalam air dan etanol, larut dalam larutan kalium dan natrium hidroksida, praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter DepKes RI,
1995.
2. Dosis
Pada dewasa, dosis harian rata-rata adalah 2-10 mgkgBB, 100-200 mg untuk kondisi ringan, 300-600 mg untuk kondisi cukup parah dan 700-900 mg
untuk kondisi parah Apotex NZ Ltd, 2011. Pada anak-anak, dosis harian rata-rata adalah 10-20 mgkgBB sampai
maksimal 400 mg per hari. Penggunaan pada anak-anak jarang diindikasikan kecuali dalam kondisi tertentu dan gangguan enzim tertentu Apotex NZ Ltd,
2011.
3. Peringatan dan pencegahan
Hati-hati pemberian pada penderita yang hipersensitif dan wanita hamil. Hindari penggunaan pada penderita dengan gagal ginjal atau penderita
hiperurisemia asimptometik. Hentikan pengobatan dengan alopurinol bila timbul kulit kemerahan atau demam. Penggunaan jangka panjang dapat
menyebabkan katarak. Selama pengobatan dianjurkan melakukan pemeriksaan mata secara berkala, hentikan pengobatan jika terjadi kerusakan lensa mata.
Penggunaan pada wanita hamil, hanya bila ada pertimbangan manfaat dibandingkan resikonya. Alopurinol dapat meningkatkan frekuensi serangan
artritis gout akut sehingga sebaiknya obat antiinflamasi atau kolkisin diberikan bersama pada awal terapi. Hati-hati bila diberikan bersama dengan vidarabin
DechaCare, 2014.
4. Efek samping
Reaksi hipersensitifitas: ruam mokulopapular didahului pruritus, urtikaria, eksofoliatif dan lesi pupura, dermatitis, nefritis, faskulitis dan
syndrome poliartrtis. Demam, eosinophilia, kegagalan hati dan ginjal, mual, muntah, diare, rasa mengantuk, sakit kepala dan rasa logam DechaCare,
2014.
5. Penetapan kadar