d. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas Rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas atau profitabilitas diantaranya:
1. Marjin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan selain mencerminkan kemampuan
manajemen untuk meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan
perusahaan.
2. Marjin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan
harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan.
3. Marjin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban
operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan.
4. Return On Investment ROI mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. e. Rasio Pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan.
6. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Meskipun analisis rasio keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Rasio keuangan disusun dari data laporan keuangan, dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan tidak menggambarkan keadaan perusahaan
sesungguhnya serta merupakan hasil manipulasi. 2. Metode analisis rasio keuangan bersifat suatu penyimpangan, yaitu setiap rasio
diuji secara terpisah sehingga tidak dapat menggambarkan secara keseluruhan.
Universitas Sumatera Utara
7. Analisis Potensi Kebangkrutan
Bangkrut adalah keadaan atau situasi dimana perusahaan mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjukan
usahanya. Kebangkrutan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Sistem perekonomian
Di dalam sistem perekonomian dimana roda perekonomian lebih banyak dikendalikan oleh persaingan bebas, sehingga untuk perusahaan yang tidak
mempunyai kemampuan menghadapi persaingan akan lebih cepat menghadapi kebangkrutan.
2. Faktor-faktor ekstern perusahaan Kecelakaan dan bencana alam yang sewaktu-waktu menimpa perusahaan
misalnya, merupakan contoh yang barangkali pernah atau bahkan sering memaksa perusahaan untuk menutup atau menghentikan usahanya secara
permanen. 3. Faktor-faktor intern perusahaan.
Faktor intern biasanya merupakan hasil dari keputusan dan kebijaksanaan yang tidak tepat di masa yang lalu dan kegagalan manajemen untuk berbuat sesuatu
pada saat yang diperlukan. Tahap permulaan perusahaan yang akan mengalami kebangkrutan ditandai
oleh adanya satu atau lebih keadaan operasi dan finansial perusahaan yang tidak menggembirakan, misalnya:
1. Penurunan volume penjualan. 2. Kenaikan biaya-biaya komersial dan financial
Universitas Sumatera Utara
3. Ketidakefisienan produksi 4. Tingkat persaingan yang semakin ketat
5. Kegagalan dalam melaksanakan ekspansi Keadaan-keadaan di atas diikuti dengan kesulitan likuiditas, dan kesulitan
likuiditas tidak segera diatasi, maka hal tersebut akan mengancam solvabilitas yang berdampak pada kebangkrutan perusahaan.
8. Prediksi Kebangkrutan dengan Metode Altman