89
Di wilayah Kota Medan terdapat 8 sungai yang memiliki lebar dan tingkat kedalaman yang berbeda-beda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini: Tabel 1 : Sungai yang terdapat di Kota Medan
No. Nama Sungai
Lebar Sungai Tingkat Kedalaman
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Sungai Belawan Sungai Denai
Sungai Sikambing Sungai Putih
Sungai Babura Sungai Deli
Sungai Sulang-Saling Sungai KeraSei Kera
± 35 m ± 15 m
± 6 m ± 4 m
± 20 m ± 30 m
± 4 m ± 4 m
± 12 m ± 10 m
± 2,5 m ± 2,5 m
± 10 m ± 10 m
± 2,5 m ± 2,5 m
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan 2006
2. Demografi
Populasi Medan didominasi beberapa suku: Melayu, Jawa, Batak dan Tionghoa. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Kota Medan
berjumlah 2.036.018 jiwa. Pada siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju komuter. Sebahagian besar
90
penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun masing-masing 41 dan 37,8 dari total penduduk.
82
Kecamatan Medan Deli mempunyai penduduk terbanyak, disusul Kecamatan Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat
di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi diperoleh di Kecataman Medan Perjuangan, Medan Area dan
Medan Timur. Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun. Secara historis pada tahun 1981 tercatat
Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut 409 orang berketuruan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa dan 139 lainnya berasal dari
ras Timur lainnya. Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak awal
Kota Medan telah memiliki keragaman suku etnis dan agama. Oleh karenanya, budaya masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak beragamnya nilai-
nilai budaya tersebut tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak satupun kebudayaan yang berciri menghambat kemajuan modernisasi dan sangat diyakini
pula hidup dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen, dapat menjadi potensi besar dalam mencapai kemajuan.
3. Pemerintahan
Dari segi pemerintahan Kota Medan terdiri atas 21 kecamatan dengan 151 kelurahan yang dipimpin oleh seorang Walikota. Bila dilihat dari sejarah
82
http:www.pemkomedan.go.idmedan-informasi.php, diakses 19 Juli 2007
91
perkembangan wilayah dan pemerintahan Kota Medan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pada tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat No.
21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha meliputi 4 kecamatan dengan 59 kelurahan. Ke empat kecamatan tersebut yaitu
Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Baru. Kemudian peraturan pemerintah No. 22 Tahun 1973,
menetapkan luas wilayah Kota Medan menjadi 26.510 Hektar, yang terdiri dari 11 kecamatan dengan 116 kelurahan. Berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Dalam
Negeri No. 1402271PUOD tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan mengalami pemekaran menjadi 21 kecamatan dengan 144 kelurahan.
Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Guberbur KDH Tingkat I Sumatera Utara No. 222772K1996 tanggal 30 September 1996 tentang
Pendifinitipan 7 kelurahan di Daerah Tingkat II Kota Medan. Dengan demikian wilayah Kota Medan secara administrasi dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup
151 kelurahan. Tabel 2: Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Kota Medan per 30 September
1996 sampai dengan sekarang
No. Kecamatan
Jumlah Kelurahan
1. 2.
3. 4.
5. Medan Tuntungan
Medan Selayang Medan Johor
Medan Amplas Medan Denai
9 6
6 7
6
92
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
18. 19.
20. 21.
Medan Tembung Medan Kota
Medan Area Medan Baru
Medan Polonia Medan Maimun
Medan Sunggal Medan Helvetia
Medan Petisah Medan Barat
Medan Timur Medan Perjuangan
Medan Deli Medan Labuhan
Medan Marelan Medan Belawan
7 12
12 6
5 6
6 7
6 7
11 9
6 6
5 6
Jumlah 151
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan 2006
B. Prosedur Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan IMB Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 9 Tahun 2002
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Di Lingkungan
Pemerintah Kota Medan, di mana dalam ketentuan Pasal 2 Perda No.4 Tahun 2001 tersebut bahwa dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Medan antara lain termasuk di dalamnya Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, dengan susunan organisasi terdiri dari:
83
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha:
83
Pasal 50 Perda Kota Medan No. 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kota Medan
93
a. Sub Bagian Umum
b.Sub Bagian Kepegawaian c.
Sub Bagian Keuangan 3.
Sub Dinas Bina Program: a.
Seksi Penelitian b.Seksi Evaluasi, Pengembangan
c. Seksi Penyuluhan
4. Sub Dinas Data dan Pemetaan:
a. Seksi Pengumpulan Data
b.Seksi Pengukuran c.
Seksi Pemetaan dan Geografi Informasi Sistem GIS 5.
Sub Dinas Tata Kota: a.
Seksi Rencana Tata Ruang b.Seksi Perencanaan Tata Letak
c. Seksi Perencanaan Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum
6. Sub Dinas Tata Bangunan:
a. Seksi Perencanaan Bangunan
b.Seksi Konstruksi Bangunan c.
Seksi Pelestarian dan Konservasi Bangunan 7.
Sub Dinas Pengawasan: a.
Seksi Pengawasan Operasi b.Seksi Penindakan
c. Seksi Peradilan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan berbagai urusan rumah tangga daerah dalam bidang tata kota dan tata
bangunan, antara lain: 1.
menyusun, mengembangkan dan mengendalikan rencana tata ruang kota. 2.
pengurusan perizinan dan pembinaan terhadap pembangunan fisik kota yang sehat dan terarah sesuai dengan rencana tata ruang kota dan pola kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah kota. 3.
melakukan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.
94
Mengenai fungsi Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan di atur dalam Pasal 48 Perda Kota Medan No. 4 Tahun 2001, yang menyatakan:
“Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 48, Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan memiliki fungsi:
1. merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang tata kota dan
tata bangunan; 2.
mengadakan kegiatan penelitian-penelitian dalam rangka perumusan, pengembangan dan penerapan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan
penataan ruang kota dan penataan bangunan; 3.
mengevaluasi dan merevisi rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan yang telah ditetapkan sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma- norma penataan kota dan bangunan yang berlaku;
4. menghimpun data dan informasi, mengadakan pengukuran dan pemetaan
dalam rangka penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan;
5. perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan, penyuluhan dan
pembinaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan Kepala Daerah dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
6. melaksanakan pola dan pengembangan rencana tata ruang kota dan
kebijaksanaan penataan ruang dan penataan bangunan yang telah ditetapkan;
7. memberikan pelayanan terhadap permohonan keterangan Rencana
Peruntukan KRP, Keterangan Situasi Bangunan KSB dan Izin Medirikan Bangunan IMB serta memungut retribusi atas pemberian
KRP, KSB, dan IMB tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku;
8. mengadakan pengawasan dan penindakan penertiban terhadap pelestarian
dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan penataan bangunan serta teknis konstruksi yang telah ditetapkan, bekerjasama dengan instansi
terkait;
9. merumuskan kebijaksanaan dan pengawasan terhadap pelestarian dan
konservasi bangunan; 10.
mengarahkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota 11.
melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya
12. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.”
95
Dari ketentuan Pasal 49 poin 7 Perda Kota Medan No. 4 Tahun 2001 tersebut di atas, jelaslah bahwa pengurusan mengenai IMB merupakan tugas dan fungsi Dinas
Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan. Dengan perkataan lain setiap pengurusan IMB permohonanya atau pengurusannya harus ke Dinas Tata Kota dan Tata
Bangunan Kota Medan. Dalam Pasal 4 ayat 1 Perda Kota Medan No.9 Tahun 2002, menyatakan:
“Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan bangunan di dalam Daerah harus memperoleh izin dari Kepala Daerah dengan terlebih dahulu mengajukan
permohonan”. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat 1 ini berarti bahwa setiap pekerjaan atau kegiatan mendirikan bangunan di dalam wilayah Pemerintah Kota
Medan yang dilakukan setiap orang pribadi atau individu maupun badan hukum harus terlebih dahulu memperoleh izin dari Kepala Daerah, izin yang dimaksud adalah
IMB. Untuk memperoleh IMB tersebut harus dimohonkan kepada Walikota Medan
Cq Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, yang mana Surat Permohonan IMB setidak-tidaknya harus memuat:
1. nama pemohon
2. umur atau usia pemohon
3. pekerjaan pemohon
4. alamattempat tinggal pemohon
5. jenis bangunan
6. jumlah unit bangunan
96
7. jumlah lantai bangunan
8. status dan luas tanah
9. lokasi atau letak bangunan terletak:
a. nama jalan
b. kelurahan
c. kecamatan
10. melampirkan syarat-syarat kelengkapan sesuai dengan peraturan yang berlaku
berdasarkan Perda Kota Medan No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005
84
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk dapat memperoleh IMB di Kota Medan adalah:
85
1. Persyaratan Administrasi:
a. Mengisi dan mengajukan Surat Permohonan IMB
b. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
c. Fotocopy Pelunasan PBB tahun terakhir
d. Surat-surat tanah:
1. Fotocopy Sertifikat yang dilegalisir oleh BPN ataupun Notaris 2. Fotocopy Akta Jual Beli dari NotarisCamat
Akta yang dikeluarkan oleh Notaris dilegalisir oleh Notaris
84
Disarikan berdasarkan hasil wawancara dengan Darmasakty SH, Kabag Tata Usaha Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, tanggal 4 Juni 2007 di Medan
85
Lihat Ketentuan Pasal 2 Keputusan Walikota Medan No. 3 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 9 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan
97
Akta yang dikeluarkan oleh Camat dilegalisir oleh Camat 3. Asli Surat Tidak Silang Sengketa
Yang dikeluarkan oleh Lurah dan diketahui oleh Camat setempat; bagi surat tanah yang bukan sertifikat dan SK Camat.
4. Asli Rekomendasi dari Bank bagi tanah yang sedang diagunkan. e.
Rekomendasi dari Instansi terkait untuk pembangunan tempat ibadah, tempat persemayaman mayat, gallon SPBU dan pendidikan.
f. Asli Surat Kuasa, Akte Perusahaan, Surat Keputusan Instansi, bagi pemohon
yang bukan pemilik tanah atas nama pemilik tanah. 2.
Persyaratan Teknis: a.
Gambar Rencana Bangunan Rangkap 3 1. DenahSite Plan
2. Tampak depan dan samping 3. Potongan memanjang dan melintang
4. Gambar Konstruksi pondasi, sloop, kelom, balok, lantai, tangga, rencana atapkap kecuali untuk bangunan rumah 1 satu lantai
5. Sumur peresapan, septic tank dan bak control 6. Untuk bangunan pagar denah, tampak potongan dan situasi
b. Perhitungan Konstruksi yang dibuat oleh konsultan dan ditandatangani oleh
perencana, bagi bangunan dengan: 1. Bentang balok lebih dari 6 enam meter
98
2. Ketinggian 2 dua lantai atau untuk bangunan yang digunakan kepentingan umum
3. Ketinggian bangunan lebih dari 4 empat lantai 4. Konstruksi baja atau kayu yang bentangnya lebih dari 12 meter
5. Konstruksi baja atau kayu yang ketinggian tiangnya lebih dari 6 enam meter perlantai.
c. Perhitungan rencana anggaran biaya RAB untuk bangunan TowerMenara,
Tank, GapuraTugu dan Cerobong Asap. Jika permohonan telah memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut di atas,
maka permohonan IMB dapat diterima dan kepada pemohon diberikan tanda bukti penerimanaan permohonan. Permohonan IMB yang telah diterima tersebut kemudian
diproses yaitu diperiksa kesesuaian, pengukuran persil yang dimohonkan, penelitian peruntukan sesuai rencana kota, perencanaan tata letak bangunan dan penggambaran,
penelitian perencanaan pembangunan, konstruksi bangunan, pelestarian dan konservasi bangunan. IMB dikeluarkan oleh Walikota Medan setelah berkasnya
dipersiapkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan dalam waktu maksimum 16 enam belas hari kerja setelah diterimanya permohonan IMB.
86
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada responden dan hasil wawancara dengan narasumber atau informan, pemberian Surat Izin Mendirikan
Bangunan SIMB kenyataannya di lapangan bisa lebih dari 16 enam belas hari
86
Hasil Wawancara dengan Darmasakty SH, Kabag Tata Usaha Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, tanggal 4 Juni 2007 di Medan
99
kerja bahkan 12 minggu atau lebih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3: Jangka Waktu Responden Memperoleh Surat Izin Mendirikan Bangunan SIMB
N=60
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. 2 minggu
13 22
2. 3 minggu
10 16
3. 1 bulan
23 38
4. Lebih dari 1 bulan
7 12
5. Tidak menjawab
7 12
Jumlah 60
100 Sumber: Data Primer 2007
Tabel di atas menerangkan bahwa dari responden yang berjumlah 60 orang, 38 menjawab lamanya memperoleh SIMB selama 1 bulan, 22 responden
menjawab 2 minggu, 16 responden menjawab 3 minggu, 12 responden lebih dari 1 bulan dan 12 responden tidak mau menjawab. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa pemberian SIMB kepada pemohon IMB jangka waktunya belum sesuai dengan ketentuan SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005, selama 16 hari
kerja. Namun demikian hal ini terjadi dikarenakan beberapa hal, antara lain banyaknya permohonan IMB yang masuk ke Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan
100
Kota Medan, kurangnya kelengkapan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon dan proses pengukuran persil dan penghitungan besarnya tarif retribusi IMB.
Mengenai kurangnya persyaratan permohonan IMB, dikarenakan masih banyak masyarakat atau pemohon IMB tidak mengetahui apa-apa saja kelengkapan
persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengurusan IMB sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2002 dan SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005. Hal ini dikarenakan
kurangnya atau belum optimalnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan, khususnya Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, serta kurangnya
tingkat kesadaran atau partisipasi masyarakat untuk mengetahui peraturan daerah yang diberlakukan.
Tabel 4: Tanggapan Responden Tentang Sosialisasi
87
n=60 IMB Yang
Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kota Medan
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Pernah
10 17
2. Tidak Pernah
50 83
Jumlah 60
100 Sumber: Data Primer 2007
Tabel di atas menerangkan bahwa dari 60 responden yang ada, 83 tidak pernah menginguti sosialisasi IMB yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota
Medan, 17 responden menjawab pernah mengikuti sosialisasi tersebut. Dengan
87
Sosialisasi yang dimaksud dalam bentuk tatap muka langsung penyuluhan atau diskusi kepada masyarakat.
101
demikian dapat dikatakan bahwa Pemerintah Kota Medan, dalam hal ini Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan belum optimal melakukan sosialisasi dalam
bentuk penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya suatu IMB dalam pelaksanaan pembangunan gedung.
Menurut peneliti sosialisasi dalam bentuk penyuluhan langsung kepada masyarakat sangat urgen sifatnya. Hal ini untuk menghindari agar tidak terjadi
kesalahan peruntukan rencana tata kota, karena kenyataannya di lapangan sering ditemukan pembangunan gedung atau bangunan yang tidak memiliki IMB, bahkan
ketika proses pembangunan sedang berlangsung baru IMB di mohonkan pengurusannya, karena ketidak tahuan dan tingkat kepedulian masyarakat yang masih
kurang. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan atau narasumber,
88
Permohonan IMB yang telah memenuhi seluruh persyaratan dan telah diperoses dan disetujui, maka pemohon IMB wajib membayar retribusi IMB ke Kas
Pemerintah Kota Medan sebelum SIMB diterbitkan. Retribusi IMB yang dibayarkan ke Kas Pemerintah Kota Medan tidak dapat diminta kembali bila IMB yang
bentuk sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk pembagian brosur, membuat spanduk dan
pengumuman di kantor-kator kecamatan dan kelurahan serta penyuluhan. Bila dibandingkan dengan hasil jawaban responden jelas terlihat bahwa sosialisasi dalam
bentuk penyuluhan kecil sekali frekuensinya.
88
Disarikan berdasarkan hasil wawancara dengan Camat ke enam kecamatan penelitian dan Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, tanggal 30 Mei sd 19 Juli 2007
102
bersangkutan dicabut atas permohonan pemilik IMB, atau karena alasan lain.
89
Tabel 5: Tanggapan Responden Tentang Biaya Retribusi IMB Dengan Standar Pendapatan Masyarakat
Besarnya tarif dasar retribusi terhadap penyelenggaraan mendirikan bangunan ditetapkan sebesar Rp. 425.000,- Empat Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah.
Besarnya retribusi IMB yang harus dibayar orang pribadi atau badan yang memperoleh jasa penyelenggaraan izin dihitung dari perkalian antara indek permeter
bangunan yang tercantum dalam Perda No. 9 Tahun 2002 x luas bangunan x tarif dasar retribusi.
N=60
No. Jawaban
Frekuensi Persentase
1. Telah sesuai
17 29
2. Kurang sesuai
23 38
3. Tidak sesuai
14 23
4. Tidak menjawab
6 10
Jumlah 60
100 Sumber: Data Primer 2007
Berdasarkan tabel di atas 38 responden menjawab tarif retribusi IMB kurang sesuai dengan standar perndapatan masyarakat, 29 responden menjawab
telah sesuai dan 23 responden menjawab tidak sesuai, selebihnya 10 responden tidak menjawab. Jika dianalisis lebih lanjut antara responden yang menjawab telah
89
Alasan lain dapat berupa adanya pemalsuan persyaratan, ketidak sesuaian antara persyaratan-persyaratan yang ada, dan lain-lain.
103
sesuai 29, bila dibandingkan kurang sesuai ditambah tidak sesuai yaitu 38+23=61, ini merupakan angka yang cukup besar. Dari hasil penelusuran dan
wawancara dengan responden diketahui bahwa para responden yang menjawab tidak sesuai dan kurang sesuai biaya retribusi IMB dengan strandar pendapatan masyarakat,
karena dirasakan terlalu mahal tarif yang dikenakan. Di samping itu selesai pengurusan IMB dan memperoleh SIMB, mereka harus segera melaksanakan
pembangunan yang tentunya memerlukan biaya bahan bangunan yang saat ini cenderung terus meningkat.
Bila retribusi IMB telah dibayar ke Kas Pemerintah Kota Medan, pembayaran retribusi harus secara lunas, barulah pemohon IMB memperoleh SIMB, atau dengan
katan lain SIMB diberikan kepada pemohon. Dalam Pasal 2 ayat 3 SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah
Kota Medan No. 9 Tahun 2002 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, menyatakan:
“Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan dapat mengeluarkan Surat Izin Mendirikan Bangunan sebagai syarat untuk
melaksanakan pembangunan bagi: a.
Perubahan atau penambahan bangunan yang sudah mempunyai Izin Mendirikan Bangunan dengan luas maksimum 400m
2;
b. Bangunan rumah atau penambahan bangunan yang sudah mempunyai Izin
Mendirikan Bangunan dengan luas maksimum 400m
2
; c.
Bangunan Pagar; d.
Bangunan Tower, Cerobong Asap, GapuraTugu”.
Lebih lanjut dalam Pasal 2 ayat 5 SK Walikota Medan No. 3 Tahun 2005: “Bangunan-bangunan di luar ayat 3 tersebut di atas, Izin Mendirikan Bangunannya
104
dikeluarkan oleh Walikota Medan, setelah berkasnya dipersiapkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan dalam waktu maksimum 16 enam belas
hari kerja setelah diterimanya permohonan”. Dari ketentuan Pasal 2 ayat 3 dan ayat 5 SK Walikota Medan No. 3 Tahun
2005 tersebut di atas, berarti bahwa bagunan dengan luas 400m
2
, SIMB ditanda tangani oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, sedangkan
bangunan dengan luas 400m
2
ditanda tangani oleh Walikota Medan, yang berkasnya dipersiapkan oleh Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota
Medan. Pemegang IMB wajib memberitahukan secara tertulis kepada Kepala Dinas
Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan tentang:
90
1. saat akan dimulainya pekerjaan mendirikan bangunan tersebut, sekurang-
kurangnnya 24 jam sebelum pekerjaan dimulai. 2.
saat setelah selesainya seluruh pekerjaan mendirikan bangunan tersebut, selambat-lambanya 1 satu minggu setelah pekerjaan mendirikan bangunan itu
selesai. Setiap pemegangang IMB, pemilik IMB dapat menutup lokasi tempat
didirikannya bangunan dengan pagar pengaman sementara yang mengelilingi dengan pintu yang dapat ditutup. Kemudian setiap pemengang IMB wajib memasang papan
90
Hasil wawancara dengan Arfan Harahap, S.Sos, Camat Medan Maimun, tanggal 30 Mei 2007 dan Khirul Buhari S.Sos, Camat Medan Area, tanggal 4 Juni 2007 di Medan
105
petunjuk dengan ukuran panjang 80cm, lebar 40cm, warna dasar putih serta bergambar logo Pemerintah Kota Medan yang memuat keterangan tentang:
1. nomor dan tanggal IMB
2. jenis bangunan
3. jumlah unit dan lantai bangunan
4. lokasi persil
91
Dalam perakteknya di lapangan banyak permohonan IMB yang dimohonkan ditolak atau tidak mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang untuk itu,
dikarenakan beberapa hal, antara lain:
92
1. tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan
2. bertentangan dengan rencana kota
3. mengganggumerusak keseimbangan lingkungan
4. bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
Di samping hal-hal tersebut di atas menurut Darmasakty
93
91
Hasil wawancara dengan Darmasakty SH, Kabag Tata Usaha Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, tanggal 4 Juni 2007 dan Drs. Mansur Usman, Camat Medan Kota, tanggal 26
Juni 2007 di Medan
, penolakan terjadi karena luas tanah terlalu kecil untuk rencana permohonan bangunan dan adanya klaim dari
pihak ke tiga atas tanah tersebut.
92
Hasil wawancara dengan Drs. ABD.Asis, Camat Medan Amplas, tanggal 4 Juli 2007 dan Dra. Hannalore Simanjuntak, Camat Medan Petisah, tanggal 9 Juli 2007
93
Hasil wawancara dengan Darmasakty, SH, Kabag Tata Usaha Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan, tanggal 4 Juni 2007
106
SIMB yang telah diperoleh pemohon sewaktu-waktu dapat dicabut oleh Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota
Medan, apabila: 1.
melanggar ketentuan izin yang diberikan
94
2. menyampaikan keterangan yang tidak benar sewaktu mengajukan permohonan.
3. pekerjaan tidak dimulai selama 6 bulan sejak izin diterbitkan tanpa alasan yang
dapat diterima Kepala Daerah. 4.
pekerjaan pelaksanaan pembangunan telah dimulai dan kemudian ditinggalkan dan tidak dilanjutkan, tanpa pemberitahuanalasan yang dapat diterima Kepala
Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota Medan. Untuk lebih jelasnya prosedur atau proses pengurusan IMB di Kota Medan
dapat dilihat pada skema di bawah ini:
94
Misalnya dalam SIMB membangun bangunan satu lantai tetapi di dalam penyelenggaraannya di bangun 2 atau 3 lantai
107
SKEMA PROSEDUR ATAU PROSES PENGURUSAN IMB
Pemohon Dinas Tata Kota dan
Tata Bangunan Loket + Pengisian
Formulir dan Perlengkapan
Syat-Syarat Pengukuran Persil Dimohon
dan Situasi
Penelitian Peruntukan Sesuai Rencana Kota
Perencanaan Tata Letak Bangunan
dan Penggambaran Penelitian
Perencanaan Pembangunan,
Konstruksi Bangunan, Pelestarian dan
Konservasi Bangunan IMB
Disetujui Pembaya
ran Retribusi
IMB Bangunan Luas
400m2 ditanda tangani Walikota
Medan
Bangunan luas 400 m2
ditanda tangani Kepala Dinas
Diterima Pemohon
Permohonan IMB Ditolak apabila: a.
tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan b.
bertentangan dengan rencana kota c.
mengganggumerusak keseimbangan lingkungan
d. bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku Pemberitahuan Penolakan
Kepada Pemohon
Sumber: Hasil Wawancara Setelah Diolah Peneliti 2007
108
C. Kualitas Pelayanan Publik Mengenai Pengurusan IMB di Kota Medan