Pengertian Good Governance Good Governance Tata Pemerintahan Yang Baik

76 bagi Indonesia tuntutan ditegakkan good governance merupakan suatu keharusan yang harus diupayakan. 64 Sejak reformasi bergulir di Negara Indonesia, wacana mengenai tata kepemerintahan yang baik good governance telah mewarnai berbagai diskusi dan berbagai literatur, pemerintahan yang baik menjadi issu yang krusial di masyarakat baik tingkat nasional maupun daerah, tetapi proses menuju good governance masih terkendala, walaupun pemerintah telah melakukan pembenahan baik dari sisi kebijakan politik dan hukum untuk mendukung lahirnya sebuah tata pemerintahan yang baik. 65 Good governance tata pemerintahan yang baik atau tata kelola pemerintahan yang baik atau tata kepemerintahan yang baik dapat terwujud bila ada pemahaman yang baik dari seluruh kalangan dalam suatu negara pemerintah dan rakyat tentang apa sebenarnya good governance itu.

1. Pengertian Good Governance

Kata governance dan good governance, kita belum menemukannya dalam kamus standar bahasa Indonesia, demikian pula pada kamus standar Inggris Indonesia. Istilah ini berasal dari induk bahasa Eropa yaitu latin: gubernare yang diserap oleh bahasa Inggris menjadi govern, yang berarti steer menyetir, mengendalikan, direct mengarahkan, atau rule memerintah. Penggunaan utama 64 Y.Sri Susilo, Mampukah Ikatan Akuntansi Indonesia IAI Menjadi Salah Satu “Pillars Of Integrity”, http:www.transparansi.or.idartikelartikel-pkartikel-02.html, diakses 29 Juni 2007 65 Bahrul Ulum, Pembangunan Good Governance Lewat Pembaharuan Parlemen, http:www.acehinstitute.orgopini, diakses 29 Juni 2007 77 istilah ini dalam bahasa Inggris adalah to rule with authority, atau memerintah dengan kewenangan. Kata sifat dari govern adalah governance yang diartikan sebagai the action of manner of governing atau tindakan melaksanakan tata cara pengendalian. Sebagai sebuah kata, governance sebenarnya tidaklah baru. Pada tahun 1590 kata ini dipahami sebagai the state of being governed, berkembang menjadi mode of living 1600, kemudian menjadi the office, function, or power of governing 1643, berkembang menjadi method of management, system of regulations 1660 dan kemudian dibakukan menjadi the action or manner governing. Sementara itu, governing berarti to rule with authority atau mengatur atas nama kewenangan. Pelaksanaannya biasanya disebut sebagai government yang selain mempunyai makna luas sebagai the action of governing namun juga mempunyai arti sempit sebagai the action of ruling and directing the affairs of a state, atau pelaksanaan pengaturan dan pengarahan urusan-urusan negara. Government dengan demikian identik dengan “pengelola” atau “pengurus” dengan makna spesifik pengelola atau pengurus negara. Dengan segala keterbatasannya, bahasa Indonesia yang berasal dari melayu, government mempunyai terjemahan baku sebagai “pemerintah” yang berasal dari kata “perintah” command yang secara etimologis bermakna “pemberi perintah”. 66 Istilah “governance” sebenarnya sudah dikenal dalam literatur administrasi dan ilmu politik hampir 120 tahun, sejak Woodrow Wilson, yang kemudian menjadi 66 Riant Nugroho Dwijowijoto, Kebijakan Publik: Formulasi Implementasi dan Evaluasi, Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2003 , h. 207-208 78 Presiden Amerika Serikat ke 27, memperkenalkan bidang studi tersebut kira-kira 125 tahun yang lalu. Tetapi selama itu governance hanya digunakan dalam literatur politik dengan pengertian yang sempit. Wacana tentang “governance” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai tata pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan atau pengelolaan pemerintahan, tata-pamong, baru muncul sekitar 15 tahun belakangan, terutama setelah berbagai lembaga pembiayaan internasional menetapkan “good governance” sebagai persyaratan utama untuk setiap program bantuan mereka. Oleh para teoritisi dan praktisi administrasi negara Indonesia, istilah “good governance” telah diterjemahkan dalam berbagai istilah, misalnya, penyelenggaraan pemerintahan yang amanah Bintoro Tjokroamidjojo, tata-pemerintahan yang baik UNDP, pengelolaan pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab LAN, dan ada juga yang mengartikan secara sempit sebagai pemerintahan yang bersih clean government. 67 Perbedaan paling pokok antara “government” dan “governance” terletak pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, ekonomi dan administrasi dalam pengelolaan urusan suatu bangsa. Konsep “pemerintahan” berkonotasi peranan pemerintah yang lebih dominan dalam penyelenggaraan berbagai otoritas tadi. Sedangkan dalam governance terkandung unsur demokratis, adil, transparan, rule of law, partisipatiof dan kemitraan. Mungkin definisi yang dirumuskan IIAS adalah yang paling tepat meng-captur makna tersebut yakni “the process whereby elements 67 Sofian Effendi, Membangun Good Governance: Tugas Kita Bersama, http:icmimudabanten.org?p=82, diakses 29 Juni 2007 79 in society wield power and authority, and influence and enact policies and decisions concerning public life, economic and social development”. Terjemahan dalam bahasa Indonesia adalah proses di mana berbagai unsur dalam masyarakat menggalang kekuatan dan otoritas, dan mempengaruhi dan mengesahkan kebijakan dan keputusan tentang kehidupan publik, serta pembangunan ekonomi dan sosial. 68 Ada tiga pilar pokok yang mendukung kemampuan suatu bangsa dalam melaksanakan good governance, yakni: pemerintah the state, civil society masyarakat adab, masyarakat madani, masyarakat sipil, dan pasar atau dunia usaha. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bertanggungjawab baru tercapai bila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi dan administrasi, ketiga unsur tersebut memiliki jaringan dan interaksi yang setara dan sinerjik. Interaksi dan kemitraan seperti itu biasanya baru dapat berkembang subur bila ada kepercayaan trust, transparansi, partisipasi, serta tata aturan yang jelas dan pasti. Good governance yang sehat juga akan berkembang sehat di bawah kepemimpinan yang berwibawa dan memiliki visi yang jelas. Good governance, tata pemeritahan yang baik, menunjuk pada kompetensi kelembagaan dalam mengelola sumberdaya alam dan manusia secara akuntabel, transparan dan responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan anggotanya. Good governance dapat dilihat dari adanya proses, mekanisme dan lembaga-lembaga yang mampu mengartikulasikan kepentingan-kepentingan, hak-hak dasar, tanggungjawab dan perbedaan-perbedaan warga masyarakat. Good governance tidak hanya berkaitan 68 Ibid., h.2 80 dengan peran negara dan pemerintah saja, melainkan pula dengan peran civil society dan dunia usaha. Good governance adalah prasyarat penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan. Banyak negara yang memiliki sumberdaya alam dan struktur sosial yang relatif sama telah menunjukkan kemampuan yang berbeda dalam mensejahterakan rakyatnya, dikarenakan perbedaan dalam standar good governance di negara yang bersangkutan. Dengan kata lain poor governance tata pemerintahan yang buruk menghambat pembangunan. Di negara-negara yang ditandai oleh tingginya korupsi, rendahnya control anggaran publik, lemahnya akuntabilitas dan banyak pelanggaran hak asasi manusia, ternyata pembangunan ekonomi maupun kesejahteraan sosialnya rendah. Ada dua kata kunci dalam good governance yaitu: 69 a. Legitimasi Legitimasi menunjuk pada kapasitas atau kompetensi sebuah instuisi pemerintah, civil society maupun dunia usaha dalam menciptakan lingkungan politik dan kelembagaan untuk melindungi hak asasi manusia, menghargai prinsip-prinsip demokrasi dan aturan hukum, serta menjamin kelompok-kelompok kurang beruntung dalam masyarakat, termasuk anak- anak, wanita, orang miskin dan kelompok rentan lainnya. b. Akuntabilitas Akuntabilitas berkaitan dengan kapasitas sebuah institusi dalam mengelola sumberdaya alam dan manusia serta perangkat-perangkat ekonomi dan finansial secara bertanggungjawab, terukur dan responsif terhadap kebutuhan publik. Akuntabilitas juga menyentuh aspek efisiensi dalam menyediakan pelayanan publik. Merujuk pada kedua kata kunci tersebut, maka untuk meningkatkan kualitas good governance, diperlukan pendidikan dan pelatihan, investasi manusia, dan penguatan kelembagaan. 69 Edi Suharto, Pembangunan Kesos Dalam Pusaran Desentralisasi dan Good Governance, http:www.depsos.go.idmodules.php, diakses 29 Juni 2007 81

2. Prinsip-Prinsip Good Governance