2.1.2. Konsentrasi Belanja Daerah
Setiap pengeluaran untuk belanja daerah atas beban APBD harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. Bukti-bukti tersebut harus
mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti tersebut.
Selanjutnya di dalam pelaksanaan anggaran belanja daerah harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. pengeluaran kas yang menjadi beban APBD tidak boleh dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan
dicantumkan dalam lembaran daerah. Peraturan kas tersebut tidak termasuk pengeluaran untuk belanja yang bersifat mengikat dan
belanja daerah yang bersifat wajib yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah,
2. dasar pengeluaran belanja untuk keperluan tidak terduga yang dianggarkan dalam APBD misalnya untuk mendanai untuk keperluan
darurat, bencana alam atau bencana sosial, termasuk pengambilan atas kelebihan penerimaan daerah tahun sebelumnya harus ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD paling lama 1 bulan sejak keputusan tersebut ditetapkan,
3. pimpinan instansi lembaga penerima dan tanggap darurat harus bertanggung jawab atas penggunaan dana tersebut dan wajib
menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana kepada atasan langsung dan kepala daerah sesuai dengan tata cara pemberian dan
pertanggungjawaban dana darurat yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah,
4. untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada pengguna anggaran kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan
yang dikelola oleh bendahara pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI bahwa konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Belanja adalah
semua pengeluaran dari rekening kas umum Daerah yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah PSAP No.2, Paragraf 7. Istilah belanja terdapat dalam laporan realisasi anggaran, karena dalam
penyusunan laporan realisasi anggaran masih menggunakan basis kas. Belanja daerah didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa belanja daerah
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten kota yang terdiri dari urusan
wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Belanja Daerah didefenisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Istilah belanja terdapat
dalam laporan realisasi anggaran, karena dalam penyusunan laporan realisasi anggaran masih menggunakan basis kas. Belanja diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi jenis belanja, organisasi dan fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja
untuk melakukan suatu aktivitas. Klasifikasi belanja menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah untuk tujuan Pelaporan Keuangan dikelompokkan menjadi:
Universitas Sumatera Utara
1. belanja operasi, merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah pusat daerah yang memberi manfaat jangka
pendek. Belanja operasi terdiri dari: a. belanja pegawai,
b. belanja barang, c. bunga,
d. subsidi, e. hibah,
f. bantuan sosial.
2. Belanja modal, merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga beli atau bangunan aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan
pengadaan atau pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan. Belanja modal meliputi:
a. belanja modal tanah, b. belanja modal peralatan dan mesin,
c. belanja modal gedung dan bangunan, d. belanja modal jalan, irigasi dan jaringan,
e. belanja modal aset tetap lainnya, f. belanja aset lainnya aset tak berwujud.
3. Belanja lain-lain atau belanja tak terduga, merupakan pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan juga pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam
rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah pusat daerah,
4. Belanja transfer, merupakan pengeluaran anggaran dari entitas pelaporan yang lebih tinggi ke entitas pelaporan yang lebih rendah
Universitas Sumatera Utara
seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam
satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan propinsi atau kabupaten kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011, belanja dikelompokkan menjadi:
1. belanja langsung adalah belanja yang di anggarkan terkait secara langsung dengan program dan kegiatan.
Belanja langsung terdiri dari: a. belanja pegawai,
b. belanja barang dan jasa, c. belanja modal.
2. Belanja tidak langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Belanja tidak langsung terdiri dari: a. belanja pegawai,
b. belanja bunga, c. belanja subsidi,
d. belanja hibah, e. belanja bantuan sosial,
f. belanja bagi hasil kepada propinsi kabupaten kota dan pemerintah desa.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Penggunaan Anggaran