Fungsi Penilaian TINJAUAN PUSTAKA

5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengam- bilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik peni- laian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. 7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar Tim Penyusun, 2014. Menurut Jihad dan Haris 2012, sistem penilaian dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip sebagai berikut : 1. Menyeluruh, artinya penguasaan kompetensi dalam mata pelajaran hen- daknya menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut domain pengetahuan, afektif, serta psikomotorik, maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar. 2. Berkelanjutan, artinya direncanakan dan dilakukan terus menerus guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik dari proses pembelajaran. 3. Berorientasi pada indikator ketercapaian, artinya mengacu pada indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar dan standar kompetensinya. 4. Sesuai dengan pengalaman belajar, artinya penilaian yang dilakukan disesuaikan dengan pendekatan apa yang digunakan dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Uno dan Koni 2012, ada beberapa prinsip dalam penilaian kelas, yaitu : 1. Prinsip validitas, berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan meng- gunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. 2. Prinsip reliabilitas, berarti konsistensi keajegan hasil penilaian. Penilaian yang reliable ajeg memungkinkan perbandingan yang reliable dan men- jamin konsistensi. 3. Prinsip totalitas, berarti penilaian harus dilakukan secara menyeluruh men- cakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. 4. Prinsip kontinuitas, berarti penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu. 5. Prinsip objektifitas, berarti penilaian harus adil, terencana, dan menerap- kan kriteria yang jelas dalam pemberian skor. 6. Prinsip membelajarkan, berarti proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi pendidik, meningkatkan kualitas belajar, dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

E. Tahap Pelaksanaan Penilaian

Penilaian assessment dalam pembelajaran harus memiliki prosedurlangkah- langkah tertentu. Menurut Uno dan Koni 2012, terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan yaitu 1 menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil belajar; 2 menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator; 3 memetakan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor; 4 memetakan standar kompetensi, kompe- tensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, aspek penilaian, dan teknik penilaian; 5 menetapkan teknik penilaian dengan mempertimbangkan ciri indikator. Menurut Subali 2010, agar dapat diperoleh alat asesmen atau alat ukur yang baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang benar, yang meli- puti perencanaan asesmen yang memuat maksud dan tujuan asesmen, yaitu : 1. Penyusunan kisi-kisi. 2. Penyusunan instrumenalat ukur. 3. Penelahan review untuk menilai kualitas alat ukurinstrumen secara kualitatif, yakni sebelum digunakan. 4. Uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secara empiris. 5. Pelaksanaan pengukuran. 6. Asesmen yang merupakan interpretasi hasil pengukuran. 7. Pemanfaatan hasil asesmen.