57 bank besar mampu mendapatkan keuntungan lebih besar daripada bank-bank
kecil karena lebih efisien. Jika c
1
pada persamaan 5 dan d
1
pada persamaan 6 dua-duanya bertanda positif, maka perlu diestimasi persamaan 7 untuk
memastikan hipotesis mana yang didukung. f
1
0 dan f
2
=0 akan menjustifikasi TH, dan sebaliknya akan menjustifikasi ESH. Namun demikian, Smirlock 1985,
bahkan kedua kemungkinan hasil pada persamaan 7 tidak konklusif. Untuk memastikannya diperlukan persamaan 4 dengan memasukkan variabel
interaksi MSCR2 dengan penarikan kesimpulan seperti yang telah dikemukakan.
4.2.2.3. Persamaan Penerimaan Total
Penentuan jenis dan tingkat persaingan akan didekati dengan pendekatan non-struktural Panzar dan Rosse yang menggunakan variabel
Penerimaan Total TR sebagai variabel Y dengan variabel independen: biaya bagi hasil BBH, biaya tenaga kerja BTK, dan biaya-biaya lainnya yang
menggambarkan biaya atas kapital dan overhead BKAP. Selain itu juga akan dimasukkan variabel spesifik bank yang diwakili oleh rasio BOPO yang
menggambarkan kualitas manajemen. Variabel D1 akan diikutkan dalam persamaan untuk mengakomodasi kemungkinan perbedaan intersep dua
kelompok jenis bank, BUS dan UUS. Persamaan yang diestimasi adalah:
LnTR
it
= g + g
1
lnBBH
it
+ g
2
lnBTK
it
+ g
3
lnBKAP
it
+ g
4
BOPO
it
+ g
5
D2lnBBH
it
+ g
6
D2lnBTK
it
+ g
7
D2BKAP
it
+ g
8
D1
it
+ e
it
dimana ......
8 TR, BBH, BTK, BKAP dalam satuan rupiah dan BOPO dalam satuan
persen. TR merupakan total penerimaan yang diperoleh masing-masing bank syariah dari berbagai pembiayaan yang dilakukan baik berupa pembiayaan
58 murabahah, mudharabah, maupun musyarakah. BBH adalah beban bagi hasil
yang harus dikeluarkan oleh bank untuk dana pihak ketiga yang diterima. BTK adalah total beban biaya personalia yang dikeluarkan oleh bank. Sisa beban
biaya yang dikeluarkan bank seperti biaya administrasi dan umum serta biaya overhead digabungkan menjadi BKAP.
Semua koefisien g diharapkan bernilai positif kecuali untuk g
4
yang diharapkan bernilai negatif. H-statistic akan dihitung sebagai penjumlahan
g
1
+g
2
+g
3
Penjelasan di atas menyiratkan bahwa sebelum angka H-stat digunakan, seharusnya terlebih dahulu dilakukan uji apakah industri berada dalam posisi
yang berarti sama dengan elastisitas penerimaan total terhadap perubahan biaya-biaya. H-stat bernilai negatif menunjukkan struktur pasar
monopoli atau oligopli yang melakukan kartel. Kenaikan biaya-biaya menyebabkan naiknya biaya marjinal yang diikuti oleh naiknya tingkat harga.
Pada struktur pasar monopoli, kenaikan harga akan menyebabkan turunnya penerimaan total karena pasar monopoli beroperasi pada wilayah elastisitas
harga lebih besar dari satu elastis. Sebaliknya pada pasar bersaing sempurna, kenaikan biaya-biaya akan menyebabkan naiknya biaya marjinal sebagian
perusahaan merugi. Bank yang merugi pada akhirnya akan keluar dari pasar sampai akhirnya harga akan naik dan keuntungan kembali normal dalam
keseimbangan jangka panjang. Dengan demikian H-stat pada pasar bersaing sempurna akan bernilai 1 yang berarti kenaikan biaya-biaya akan dikompensasi
dalam jangka panjang oleh kenaikan penerimaan total dengan persentase yang sama sehingga tidak merubah tingkat keuntungan normal yang terjadi. Nilai H-
stat antara 0 dan 1 menggambar pasar yang bersifat oligopolistik dan persaingan monopsonistik dengan kriteria semakin mendekati 1 H-stat yang diperoleh,
semakin bersaing pasar tersebut.
59 keseimbangan jangka panjang atau tidak. Untuk itu digunakan persamaan
dengan variabel independen yang sama dengan persamaan model P-R persamaan 8 tetapi dengan variabel independen tingkat keuntungan dalam hal
ini ROA.
ROA
it
= h + h
1
lnBBH
it
+ h
2
lnBTK
it
+ h
3
lnBKAP
it
+ h
4
BOPO
it
+ h
5
D2lnBBH
it
+ h
6
D2lnBTK
it
+ h
7
D2BKAP
it
+ h
8
D1
it
+ e
it
....... 9
Industri disebut berada dalam keseimbangan jangka panjang jika penjumlahan h
1
+h
2
+h
3
pada persamaan 9 sama dengan nol. Jika hipotesis tersebut ditolak, maka artinya industri tidak berada dalam posisi keseimbangan
jangka panjang. Posisi disequilibrium tidak berarti bahwa H-stat sama sekali tidak dapat digunakan, akan tetapi pembacaan hasil H-stat harus dilakukan secara
hati-hati. H-stat 0 tidak lagi secara unik menunjukkan industri bersifat monopolistik. Namun demikian, H-stat 0 tetap sahih untuk digunakan menolak
bahwa industri berada dalam struktur pasar monopoli atau kartel Majid dan Sufian 2007. Goddard dan Wilson 2009 telah melakukan simulasi dan
menyimpulkan bahwa walaupun ada bias terhadap nilai H-stat yang diperoleh jika industri tidak dalam keadaan equilibrium, bias tersebut tidak begitu serius
untuk kelompok negara berkembang dan negara dengan ekonomi dalam masa transisi. Sebaliknya bias akan cukup serius untuk negara-negara yang
perekonomiannya telah maju. Oleh karena itu, terlepas dari berhasil atau tidaknya membuktikan kondisi equilibrium pada penelitian ini, nilai H-stat masih
tetap dapat digunakan secara konfiden untuk melihat indikasi tingkat persaingan pada industri perbankan syariah di Indonesia yang belum dapat dimasukkan ke
dalam kelompok negara maju.
4.2.2.4. Persamaan Total Nilai Aset Bank