Persamaan DPK Model Empiris

53 4. Nilai Total Asset Bank ASET untuk mengidentifikasi determinan pertumbuhan industri perbankan syariah. Seluruh variabel dalam Ln kecuali untuk variabel yang sudah dalam satuan persen. Dua variabel dummy akan digunakan pada keempat model baik secara sendiri intersep maupun sebagai dummy slope dengan diinteraksikan dengan berbagai variabel independen lainnya. Variabel D1 adalah dummy jenis bank dengan Bank Umum Syariah BUS =1 dan Unit Usaha Syariah UUS =0, sedangkan variabel D2 adalah variabel dummy ukuran bank dengan Bank Syariah Mandiri BSM dan Bank Muamalat Indonesia BMI sebagai dua bank syariah terbesar bernilai 1 dan bank syariah lainnya bernilai 0.

4.2.2.1. Persamaan DPK

Variabel independen untuk menjelaskan tingkat DPK yang dikumpulkan oleh masing-masing bank adalah: tingkat rata-rata bagi hasil yang diberikan bank syariah rate of return bank syariah - RR, jumlah total kantor cabang yang dimiliki bank OFFICE, rata-rata tingkat bunga perbankan konvensional IR, dan tingkat pertumbuhan ekonomi RGDP. Persamaan empiris yang diestimasi untuk model dapat dirumuskan menjadi: LnDPK it = a + a 1 D1RR it + a 2 D2IR it + a 3 lnOFFICE it + a 4 RGDP t + a 5 lnIRRR it + e it ............................................................... 3 dimana DPK merupakan total dana pihak ketiga dalam bentuk giro, tabungan dan deposito dalam satuan Rupiah, OFFICE dalam satuan unit serta RR, IR dan RGDP dalam satuan persen. a 1 , a 3 dan a 4 diharapkan bernilai 0, sedangkan a 2 dan a 5 bernilai 0. 54 Agar dapat diperbandingkan, kedua variabel RR dan IR diukur dengan bagi hasil dan tingkat bunga untuk deposito 6 bulan. Variabel RR diinteraksikan dengan D1 untuk melihat apakah ada perbedaan pengaruh tingkat bagi hasil terhadap kelompok BUS dan UUS, sedangkan variabel IR diinteraksikan dengan D2 untuk menguji dugaan bahwa bank syariah besar BMI dan BSM akan mempunyai daya tahan lebih besar terhadap pengaruh tingkat bunga bank konvensional dibandingkan dengan bank syariah kecil. Dalam persamaan ini dampak tingkat bunga bank konvensional terhadap DPK dilihat dengan memasukkan variabel rasio antara IR dengan RR yang menunjukkan harga relatif produk bank konvensional atau sebaliknya. Ada dua alasan kenapa variabel rasio IRRR ini dirasa perlu untuk dimasukkan. Pertama, untuk mengantisipasi hasil studi Kasri 2007 dan Chong dan Liu 2009 yang menemukan adanya co-movement antara RR dan IR. Dengan dirasiokannya kedua variabel ini diharapkan akan tetap terlihat volatilitas variabel ini walaupun ada kecenderungan terjadinya arah pergerakan IR dan RR yang sama. Alasan kedua adalah untuk mengatasi masalah cross-section invariance pada variabel IR. Seluruh bank syariah dianggap menghadapi rata-rata tingkat bunga yang sama yang ditawarkan oleh bank konvensional sebagai pesaing mereka. Variabel yang juga berbentuk cross-section invariance adalah RGDP, tetapi dianggap tidak perlu dirasiokan dengan variabel spesifik bank syariah karena tidak ada masalah seperti yang dihadapi oleh variabel IR, walaupun ada resiko akan menghasilkan koefisien yang tidak signifikan.

4.2.2.2. Persamaan Tingkat Keuntungan