Pandangan Sosial Budaya Tentang Hukum Keluarga Berencana

Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof. Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:Dan janganlah kamu membunuh anak- anak kamu karena takut kemiskinan kami akan memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka.

3. Pandangan Sosial Budaya Tentang Hukum Keluarga Berencana

Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Sebagai Negara berkembang, salah satu masalah kependudukan yang ada di Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan semakin besar usaha yang dilakukan mempertahankan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana. Pendapat Malthus yang dikutip oleh Manuaba 1998 mengemukakan bahwa pertumbuhan dan kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, ssedangkan pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada suatu titik sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi kenyataan. Berdasarkan pendapat di atas, diharapkan setiap keluarga memperhatikan dan merencanakan jumlah keluarga yang didingikan berkenaa dengan hal tersebut. paradigma baru KB Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi “Keluarga berkualitas 2015” untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas adalah keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan memiliki jumlah anak yang cukup. Program KB ini dirintis sejak tahun 1951 dan terus berkembang, sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN. Program ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan mengunakan metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Saat Program Keluarga Berencana KB mulai dicanangkan pada tahun 1970-an oleh presiden Soeharto. Sebagian masyarakat banyak menentang kebijakan pemerintah atau presiden di kala itu, karena di benak masyarakat masih ada mitos yang menyatakan bahwa banyak anak banyak rejeki. Padahal apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini, maka banyak anak banyak masalah. Itu adalah pandangan masyarakat pada waktu itu, namun dari sudut pandang agama islam sendiri banyak pendapat mengenai program keluarga berencanana. Sejak terlaksananya program KB ini, banyak pandangan dari masyarakat. Ada yang mendukung, namun ada pula yang tidak mendukung terlaksananya program Keluarga berencana. Para agamawan pun mempunyai berbagai pandangan tentang program KB. Pro dan kontra.

4. Pandangan Hukum Adat Tentang Keluarga Berencana.