koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN. Program ini salah satu tujuannya adalah penjarangan kehamilan mengunakan
metode kontrasepsi dan menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian
penduduk. Saat Program Keluarga Berencana KB mulai dicanangkan pada tahun 1970-an oleh presiden Soeharto. Sebagian masyarakat banyak
menentang kebijakan pemerintah atau presiden di kala itu, karena di benak masyarakat masih ada mitos yang menyatakan bahwa banyak anak banyak
rejeki. Padahal apabila dikaitkan dengan kondisi saat ini, maka banyak anak banyak masalah. Itu adalah pandangan masyarakat pada waktu itu, namun
dari sudut pandang agama islam sendiri banyak pendapat mengenai program keluarga berencanana.
Sejak terlaksananya program KB ini, banyak pandangan dari masyarakat. Ada yang mendukung, namun ada pula yang tidak mendukung
terlaksananya program Keluarga berencana. Para agamawan pun mempunyai berbagai pandangan tentang program KB. Pro dan kontra.
4. Pandangan Hukum Adat Tentang Keluarga Berencana.
program keluarga berencana yaitu dimana peranan pemuka pendapat sangat penting terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh, dan
menggerakkan keterlibatan seluruh warga masyarakat di lingkungannya guna mendukung keberhasilan program. Deskripsi di atas menunjukkan bahwa
peran kepala adat sebagaipemuka pendapat sampai saat ini masih tetap efektif. Masyarakat adat terbukti masih sangat loyal dan taat kepada nilai-
nilai lokal yang dalam penerapannnya dijaga dan dikontrol oleh kepala adat. Peranan kepemimpinankepala adat ini, membawa pengaruh yang kuat
terhadap setiap perilaku masyarakat adat termasuk dalam pelaksanaan program keluarga berencana KB.
Dari data yang telah didapat bahwa program kb di pampang dapat dikatakan berhasil karena jumlah pengguna KB cukup mengalami
peningkatan setelah adanya sosialisasi mengenai program KB, masyarakat kian sadar akan pentingnya program KB bagi kesejahteraan mereka. Pada
bulan Desember 2011 untuk Pampang Peserta KB Aktifnya terhadap PUS Pasangan Usia Subur adalah 63 dari jumlah Pasangan Usia Subur PUS
sebanyak 76 peserta yang artinya masih ada 13 lagi dari jumlah Pasangan Usia Subur yang belum terjangkau untuk menjadi Peserta. BKKBN, 2009.
5. Aseptor Keluarga Berencana
Akseptor Keluarga Barencana KB adalah Pasangan Usia Subur PUS yang menggunakan salah satu alatobat kontrasepsi BKKBN, 2007.
a Jenis-jenis Akseptor KB 1
Aseptor Aktif adalah: Akseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu caraalat kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau mengahiri kesuburan. 2
Akseptor Aktif Kembali adalah: Pasangan Usia Subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang
tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti
cara setelah berhentiistirahat kurang lebih tiga bulan berturut- turut dan bukan karena hamil.
3 Akseptor KB Baru adalah: Akseptor yang baru pertama kali
menggunakan alatobat kontrasepsi atau PUS yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau abortus.
4 Akseptor KB Dini adalah: Para ibu yang menerima salah satu
cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan atau abortus.
5 Akseptor Langsung: Para Istri yang memakai salah satu cara
kontrasepsi dalam waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
6 Akseptor dropout adalah: Akseptor yang menghentikan
pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan BKKBN, 2007.
6. Ruang lingkup Program Keluarga Berencana