e. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis
bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang bersal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2. Pengertian Keluarga Berencana KB
Istilah Keluarga Berencana KB, merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ’’Familiy Planing” yang adalam pelaksanaannya di
negara-negara barat meliputi dua macam metode cara yaitu: a.
Planning paren parenthood Pelaksanaan metode ini menitik beratkan tanggung jawab kedua
orang tua untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia, walaupun bukan dengan jalan
membatasi jumlah anggota keluarga. Hal ini, lebih mendekati istilah bahasa arab Tandzimul Nasli mengatur keturunan.
b. Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak atau menjarangkan kelahiran, sesuai dengan situasi dan kondisi suami-istri. Hal ini,
lebih mirip dengan bahasa arab Tahdidun Nasli membatasi
keturunan tetapi dalam prakteknya di negara barat, cara ini juga membolehkan pengguguran kandungan abortus; pemandulan
infertilitas dan pembujangan at-tabattulu. Menurut Undang-undang UU nomor 10 tahun 1992 Tentang
Perkembangan Penduduk dan Perkembangan Keluarga, Keluarga
Berencana merupakan upaya kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan pembangunan keluarga sejahtera. Kebijakan ini dilakukan
dalam upaya peningkatan keterpaduan dan peran masyarakat, pembinaan keluarga dan pengaturan kelahiran dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengann daya dukung dan daya lingkungan, kondisi
perkembangan sosial ekonomi dan sosial budaya serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat.
Keluarga Berencana Family planingplaned paranthood merupakan suatu usaha menjarangkan atau memrencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi Sulistyowati, 2011:13.
3. Tujuan Keluarga Berencana KB
Tujuan umumnya adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengatuan
kelahiran agar anak diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini
sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex Inkeles dan David Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkara pemasok
modal dan teknologi saja tapi juga membutuhtan suatu yang mamapu mengembangkan sarana yang berorientasi pada masa sekarang dan masa
depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubah alam, bukan sebaliknya Sulistyawati,
2011:13. Tujuan dari KB yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak serta keluarga pada khususnya dan bangsa pada umumnya, dan meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan cara
menurunkan angka kelahiran Indan Entjang, 2000:143.
Menurut Meilani dkk, 2010:35 tujuan KB sebagai berikut: a.
Menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakaat dan potensi yang ada.
b. Meningkatkan jumlah peserta KB dan tercapainya pemerataan
serta kualitas peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan mantap dengan pelayanan bermutu.
c. Mengembangkan usaha-usaha untuk membantu meningkatkan ibu
dan anak, memperpanjang harapan hidup, menurunkan tingkat kematian bayi dan anak-anak dibawah usia lima tahun serta
memperkecil kematian ibu karena resiko kehamilan dan persalinan.
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penerimaan,
penghayatan dan pengalaman norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera sebagai cara hidup yang layak dan bertanggung
jawab.
e. Meningkatkan peranan dan tanggung jawab wanita, pria dan
generasi muda dalam pelaksanaan upaya-upaya penanggulangan masalah kependudukan.
f. Mencapai kemantapan, kesadaran, tanggung jawab dan peran
serta keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan gerakan KB sehingga lebih mampu meningkatkan kemandiriannya di wilayah
masing-masing. g.
Mengembangkan usaha-usaha peningkatan mutu sumber daya manusia untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasaan dan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat dalam mempercepat pelembagaan nilai-nilai.
h. Memeratakan penggarapan gerakan KB keselurah wilayah dan
lapisan masyarakat perkotaan, pedesaan, kumuh, miskin dan daerah pantai.
i. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga dan atau pengelola
gerakan KB yang mampu memberi pelayanan KB yang dapat menjangkau keseluruh lapisan masyarakat diseluruh pelosok
tanah air dengan kualitas yang tinggi dan kenyamanan yang memenuhi harapan.
Tujuan filosofis: Pelembangan Norma Keluarga-keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera NKKBS BKKBN, 2009.
4. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam