Fisik tambak Kondisi fisik tambak pada saat awal pembangunan proyek

motor milik SPBU yang sudah dilengkapi dengan tanki solar yang membutuhkan waktu perjalanan sampai ke lokasi proyek ± 20 menit. 2 Pemasaran Perusahaan cold storage untuk menampung hasil produksi udang sudah terdapat di kota Pontianak. Hal umum yang biasa dilakukan oleh cold storage untuk pelaksanaan sizing dan penimbangan hasil panen biasanya dilakukan di lokasi tambak, tetapi untuk hasil panen yang relatif sedikit biasanya dilakukan oleh para pengumpul udang lokal yang tersebar di beberapa tempat kota kecamatan. 3 Transportasi Akses menuju lokasi proyek dari Kota Pemangkat dilakukan melalui transportasi air yaitu menyeberangi muara Sungai Sambas Besar. Sarana transportasi air dalam menunjang operasional proyek dapat dilakukan dengan menggunakan perahu motor air milik masyarakat setempat, sedangkan untuk kegiatan bongkar muat barang dilakukan oleh buruh setempat.

4.3.2. Fisik tambak Kondisi fisik tambak pada saat awal pembangunan proyek

Luas bersih setiap petak tambak adalah 4.500 m 2 , sedangkan luas kotor tambak yang dihitung berdasarkan dari as ke as adalah 5.000 m 2 . Satu deret petak tambak yang berdampingan disebut Jalur, sedangkan diantara dua jalur tambak yang ditengahnya terdapat saluran tersier pemasukan STP disebut Blok. Kumpulan beberapa Blok disebut Unit. Berikut ini adalah tata letak tambak yang terdapat pada Proyek Perintis TIR Transmigrasi Jawai, yaitu a Unit I terdiri dari Jalur A, B, C, D, E dan F atau Blok AB, CD dan EF, b Unit II terdiri dari Jalur G, H, I, J, K, L dan LL atau Blok GH, IJ, KL dan LL, c Unit III terdiri dari Jalur M, N, O, P, Q dan R atau Blok MN,OP dan QR, d Unit IV terdiri dari Jalur S, T, U, V dan W atau Blok ST, UV dan W, e Unit V terdiri dari Jalur X dan Y atau Blok XY. Sebagai gambaran mengenai tata letak lay out design, sarana dan prasarana tambak dapat dilihat pada Lampiran 3. Sistim irigasi pertambakan pada proyek perintis TIR transmigrasi Jawai sudah sesuai dengan persyaratan teknis budidaya karena sudah terpisah antara saluran pemasukan supply dengan saluran pembuangan drainage. Gambaran mengenai sistem tata air dalam satu blok dapat dilihat pada Gambar 4. Laut Sal. Saluran tersier pembuang drainage Sek. Suplai Sal. Pump Saluran tersier pemasukan supply Sek. Drain Saluran tersier pembuang drainage Dari Saluran Primer Suplai Gambar 4. Tata air tambak untuk satu blok Menurut PT. Lenggogeni 1990, berdasarkan hasil pengukuran topografi diperoleh elevasi lahan rata-rata adalah + 1,50 m sedangkan untuk kisaran pasang rata-rata air laut tidal range adalah 1,42 m sehingga tidak terjadi genangan selama pasang tinggi. Hal ini berarti energi pasang surut tidak dapat digunakan untuk pengairan budidaya udang. Oleh karena itu untuk mengalirkan air ke petak tambak harus menggunakan alat bantu pompa. Untuk lebih jelasnya tentang mekanisme dan gambaran elevasi tata air saluran pemasukan supply canal dapat dilihat pada Gambar 5. Sal. Tersier Pemasukan Pompa + 3.15 Keterangan : Amplitudo Pasang Surut + 1.50 1.40 HHWL + 1.15 Tanah Dasar Asli Berm Dasar Tambak 0.00 LLWL - 1.00 Sal. Sekunder Pemasukan - 2.00 Sal. Primer Pemasukan Muara Sungai Sambas Gambar 5. Elevasi tata air tambak saluran pemasukan supply canal Tata air pada saluran pemasukan supply canal dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 muara sungai Sambas Besar yang berbatasan langsung dengan laut Cina Selatan adalah merupakan sumber air pemasukan untuk budidaya udang. 2 dari muara tersebut pada saat pasang air mengalir melalui saluran intake dari laut kemudian menuju saluran primer sampai ke saluran sekunder pemasukan. 3 dari saluran sekunder pemasukan, karena adanya perbedaan elevasi air dialirkan ke saluran tersier pemasukan yang terbuat dari beton dengan menggunakan pompa. 4 dari saluran tersier pemasukan tersebut air di distribusikan melalui inlet ke masing-masing petak tambak. Tata air pada saluran pembuangan drainage canal dapat dijabarkan sebagai berikut: 1dari petak tambak air dibuang melalui outlet, kemudian 2 dari outlet tambak air dialirkan melalui saluran tersier pembuang menuju saluran sekunder pembuang dan 3 dari saluran sekunder pembuang, kemudian air mengalir langsung menuju laut Cina Selatan. Sebagai gambaran tentang elevasi tata air pada saluran pembuangan drainage canal dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Elevasi tata air tambak saluran pembuangan drainage canal Pembangunan fisik proyek perintis TIR transmigrasi Jawai dimulai pada bulan September 1990 yang meliputi pekerjaan pembangunan saluran irigasi dan pencetakan tambak. Tabel 4 merupakan gambaran dimensi konstruksi pada saat awal pembangunan fisik tambak yang dalam penelitian ini menjadi pedoman dasar perhitungan total biaya investasi pekerjaan rehabilitasi konstruksi tambak dalam rangka untuk mengoperasikan kembali proyek TIR transmigrasi Jawai. Tanggul Tambak + 2.65 Permukaan air tambak + 1.50 + 1.15 Tanah Dasar Asli Berm Dasar Tambak 0.00 Sal. Tersier Pembuang - 1.00 Sal. Sekunder Pembuang Laut Cina Selatan Tabel 4. Dimensi saat awal pembangunan konstruksi tambak DIMENSI AWAL PEMBANGUNAN JENIS KONSTRUKSI LA LB H Volm P Vol Total m m m m3 m m3 Saluran Pemasukan Supply 1. Saluran Intake Laut 20.00 9.50 3.50 51.63 1,500.00 77,437.50 2. Saluran Primer Ruas I 20.00 9.50 3.50 51.63 885.00 45,688.13 3. Saluran Primer Ruas II 17.00 6.50 3.50 41.13 1,650.00 67,856.25 3. Saluran Primer Ruas III 16.50 6.00 3.50 39.38 1,225.00 48,234.38 4. Saluran Sekunder I 15.00 6.00 3.00 31.50 600.00 18,900.00 5. Saluran Sekunder II 15.00 6.00 3.00 31.50 600.00 18,900.00 6. Saluran Sekunder III 15.00 6.00 3.00 31.50 150.00 4,725.00 7. STP Beton Semen 1.70 1.30 0.75 8,950.00 8. STP Gravitasi Tanah 6.00 0.00 1.50 5.63 450.00 2,531.25 J u m l a h 16,010.00 284,272.50 Saluran Pembuangan Drainage 1. Saluran Sekunder I 12.00 4.50 2.50 20.63 2,320.00 47,850.00 2. Saluran Sekunder II 18.00 10.50 2.50 35.63 1,480.00 52,725.00 3. Saluran Sekunder III 18.00 10.50 2.50 35.63 1,275.00 45,421.88 3. Saluran Tersier Pembuangan 6.00 1.50 1.50 5.63 9,820.00 55,237.50 J u m l a h 14,895.00 201,234.38 Fisik Tambak Petak 376 1. Tanggul STD 2.00 6.50 1.50 6.38 50.00 120,487.50 2. Tanggul Antara Tambak 1.50 6.00 1.50 5.63 100.00 212,625.00 3. Tanggul STP 6.00 11.40 1.80 7.83 50.00 147,987.00 J u m l a h 75,200.00 481,099.50 Sumber : PT. Ciptawindu Khatulistiwa 1996 Keterangan : LA = Lebar Atas P = Panjang LB = Lebar Bawah Volm = Volume per meter H = Dalam atau Tinggi Vol Total = Volume Total Kondisi fisik tambak pada saat pengamatan Pada bulan Maret 2006 telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi terakhir fisik tambak di lokasi proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai. Hasil pengamatan di lapangan dari segi lay out design didapatkan bahwa hampir semua petak tambak sepanjang pantai rusak terkena abrasi dengan perincian sebagai berikut : - Tambak yang rusak parah dan tidak dapat difungsikan karena terkena abrasi sebanyak 81 petak. - Tambak yang tidak layak operasional karena terkena abrasi dengan kriteria mengalami kerusakan tanggul dan atau outlet yang akan membahayakan pada saat operasional budidaya sebanyak 33 petak. - Tambak yang masih utuh tidak rusak sebanyak 15 petak, namun tambak tersebut tidak dapat difungsikan mengingat bangunan saluran tersier pemasukan sebagai sumber suplai air sudah rusak terkena abrasi. Kondisi fisik tambak telah mengalami kerusakan dan perubahan dimensi akibat karena adanya abrasi dan karena tidak adanya pekerjaan maintenance sejak proyek ini stagnan pada tahun 1996. Tabel 5 menggambarkan kondisi terakhir dimensi konstruksi tambak berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan pada bulan Maret 2006. Tabel 5. Dimensi konstruksi tambak pada saat pengamatan DIMENSI PADA SAAT PENGAMATAN LA LB H Volm P Vol Total SELISIH JENIS KONSTRUKSI m m m m3 m m3 m3 Saluran Pemasukan 1. Saluran Intake Laut 20.00 14.00 1.30 22.10 1,500.00 33,150.00 42.81 44,287.50 57.19 2. Saluran Primer Ruas I 19.00 10.00 1.10 15.95 885.00 14,115.75 30.90 31,572.38 69.10 3. Saluran Primer Ruas II 17.00 8.00 1.00 12.50 1,650.00 20,625.00 30.40 47,231.25 69.60 3. Saluran Primer Ruas III 16.00 7.00 1.00 11.50 1,225.00 14,087.50 29.21 34,146.88 70.79 4. Saluran Sekunder I 14.00 5.00 0.80 7.60 385.05 2,926.38 24.13 9,202.70 75.87 5. Saluran Sekunder II 14.00 5.00 0.80 7.60 375.05 2,850.38 24.13 8,963.70 75.87 6. Saluran Sekunder III 15.00 6.00 2.50 26.25 41.90 1,099.88 83.33 219.98 16.67 7. STP Beton Semen 1.70 1.30 0.75 5,950.00 8. STP Gravitasi Tanah 6.00 0.00 1.00 3.00 450.00 1,350.00 53.33 1,181.25 46.67 J u m l a h 12,462.00 90,204.89 33.78 176,805.62 66.22 Saluran Pembuangan 1. Saluran Sekunder I 11.00 2.50 1.00 6.75 2,098.30 14,163.53 32.73 29,113.91 67.27 2. Saluran Sekunder II 16.00 3.00 1.00 9.50 1,419.70 13,487.15 26.67 37,089.66 73.33 3. Saluran Sekunder III 16.00 3.00 1.00 9.50 1,216.80 11,559.60 26.67 31,788.90 73.33 3. Sal. Tersier Pembuangan 4.50 1.00 0.90 2.48 6,146.65 15,212.96 44.00 19,361.95 56.00 J u m l a h 10,881.45 54,423.23 31.68 117,354.42 68.32 Fisik Tambak Petak 247 1. Tanggul STD 1.50 7.00 1.00 4.25 50.00 52,912.50 66.67 26,456.25 33.33 2. Tanggul Antara Tambak 1.00 6.50 1.00 3.75 100.00 93,375.00 66.67 46,687.50 33.33 3. Tanggul STP 5.00 12.00 1.75 7.44 50.00 92,596.88 94.99 4,886.63 5.01 J u m l a h 49,400.00 238,884.38 75.38 78,030.38 24.62 Tabel 5 memperlihatkan perbandingan perubahan dimensi konstruksi tambak akibat dari adanya penyusutan tanggul tambak dan pendangkalan saluran dari saat awal pembangunan sampai dengan bulan Maret 2006. Untuk saluran irigasi tambak baik pemasukan maupun pembuangan telah mengalami pendangkalan yang bervariasi antara 16,67 sampai 75,87, sedangkan penyusutan tanggul tambak sebesar 33,33. Selisih volume pada Tabel 5 adalah merupakan volume kegiatan yang harus dikerjakan dalam rangka normalisasi konstruksi tambak agar tambak dapat dioperasikan kembali. Akibat tambak tidak beroperasi stagnan sejak tahun 1996, beberapa fasilitas tambak dilapangan didapati banyak yang sudah hilang atau rusak. Hasil inventarisasi barang yang masih tersisa pada lokasi proyek perintis TIR transmigrasi Jawai dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil inventarisasi barang di lokasi proyek JENIS BARANG SPESIFIKASI LOKASI JUMLAH KETERANGAN Peralatan Tambak 1. Generator setting 250 KVA Unit I, II, III, IV Tidak jelas Tidak Jelas 125 KVA Unit I, II Tidak jelas Tidak Jelas 2. Pompa Centrifugal 12 inchi STP 2 per Blok Tidak ada 3. Kincir Air Paddle Wheel 1 PK Petak Tambak 4 per Petak Tidak ada Peralatan Listrik 1. Kabel Listrik NYA Petak Tambak - Tidak ada NYY Petak Tambak - Tidak ada 2. Tiang Listrik Kayu Petak Tambak - Tidak ada 3. Lampu Penerangan TL 20 Watt Petak Tambak 3 per Petak Tidak ada Sarana Tambak 1. Pintu Inlet Beton Semen Petak Tambak 1 per Petak Rusak Parah 2. Pintu Outlet Beton Semen Petak Tambak 1 per Petak Kondisi 80 3. Jembatan Ancho Kayu Petak Tambak 4 per Petak Tidak ada Bangunan 1. Kantor Kayu Unit I 1 Ada 2. Mess Karyawan Kayu Unit III, IIIIV 2 Ada 3. Gudang Saprotam Kayu Unit I 1 Ada 4. Bengkel Kayu Unit I 1 Ada 5. Rumah Genset Kayu Unit I, II, IIIIV 3 Ada 6. Rumah Jaga Tambak Kayu Setiap Blok 4 per Blok Tidak ada 7. Pos Satpam Kayu Unit I, IIIIV 2 Tidak ada 8. Rumah Pompa Kayu STP 1 per Blok Tidak ada 9. Talang Air Pompa Kayu STP 1 per Blok Tidak ada Keterangan : STP = Saluran Tersier Pemasukan supply Dalam rangka untuk rehabilitasi konstruksi dan mendisain ulang kawasan proyek perintis TIR transmigrai Jawai agar dapat beroperasi kembali, berdasarkan pertimbangan faktor teknis maka tambak sepanjang pantai sebanyak 129 petak yaitu 2 dua jalur dari unit I sampai IV dan 1 satu jalur di unit V akan dikorbankan untuk dijadikan green belt. Dengan demikian sisa tambak yang layak operasional adalah sebanyak 247 petak, tetapi yang akan dikembangkan untuk operasional budidaya adalah hanya 237 petak sedangkan 10 petak diperuntukan sebagai fasilitas petak penelitian percobaan research and development . Gambaran rencana mengenai perubahan tata letak lay out design tambak akibat adanya abrasi dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.4. Model Pengelolaan 4.4.1. Aspek bioteknis