Program dan Kegiatan Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Lima Puluh Kota

89 4. Peningkatan efisiensi usaha melalui peningkatan skala usaha Efisiensi usaha dapat ditingkatkan melalui peningkatan skala usaha dari rata-rata kepemilikan ternak 5 ekor per peternak menjadi 10 ekor per peternak, optimalisasi penggunaan sumberdaya yang ada melalui penerapan teknologi tepat guna, yang didukung oleh manajemen pemeliharaan yang baik. Teknologi yang diperlukan berupa teknologi pakan, inseminasi buatan, dan teknologi pengelohan limbah usahatani tanaman-ternak. Optimalisasi penggunaan sumberdaya lahan dilaku- kan dengan cara meningkatkan jumlah ternak sapi bibit yang dipelihara, dan mengoptimalkan integrasi tanaman-ternak, serta mengoptimalkan fungsi kelom- pok dalam penyediaan sarana produksi dan pemasaran produk. 5. Optimalisasi fungsi kelompok tani-ternak Optimalisasi fungsi kelompok tani-ternak melalui penguatan fungsi koperasi kelompok, manajemen yang transparan, dan pendampingan yang intensif, serta adanya dukungan dari pemerintah, swasta dan anggota melalui pelatihan- pelatihan teknis dan kewirausahaan. Dukungan dari pemerintah ditujukan untuk memberi pelayanan seperti pelayanan IB, Poskeswan, RPH, Penyuluh, UPT Pusat dan Daerah. Dukungan swasta berupa upaya mendorong tumbuh dan berkem- bangnya berbagai asosiasi, koperasi dan kemitraan yang saling menguntungkan. Dukungan dari peternak anggota berupa partisipasi anggota, kerjasama di antara anggota dan pengurus dalam melayani kebutuhan anggota penyediaan sarana produksi, permodalan dan kemitraan dengan pihak lain, menuju kemandirian kelompok. Berkembangnya suatu lembaga kelompok erat kaitannya dengan kualitas sumberdaya manusia SDM yang ada di kelompok tersebut, terutama pengurus. Kelompok dengan SDM yang baik akan tetap berkembang meskipun memiliki fasilitas yang relatif terbatas.

4.4.7 Program dan Kegiatan Pengembangan Sapi Potong di Kabupaten Lima Puluh Kota

Untuk memperoleh rumusan program dan kegiatan yang tepat dilakukan metode Focus Group Discussion FGD. FGD merupakan wawancara kelompok dari sejumlah individu dengan status sosial yang relatif sama, yang memfokuskan interaksi dalam kelompok berdasarkan topik yang akan dibicarakan. Dari hasil diskusi diperoleh rumusan program pengembangan usaha sapi potong di kabupaten Lima Puluh Kota sebagai berikut : 90 a. Pada prioritas strategi peningkatan modal usaha, dirumuskan program : 1 penguatan modal usaha, 2 menjalin kemitraan dengan instansi terkait, dan 3 penguatan lembaga keuangan mikro LKM. b. Pada prioritas strategi penerapan teknologi tepat guna berbasis petani-ternak dirumuskan program peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM. Program ini selama lima tahun kedepan diharapkan dapat menghasilkan 450 orang petani-ternak yang handal dan 50 orang petugas peternakan yang profesional. c. Pada prioritas strategi pengembangan kawasan sentra pembibitan sapi potong dirumuskan program : 1 penataan kawasan sentra pembibitan, 2 penyedia- an bibit sapi potong yang baik, 3 pengembangan teknologi pakan, dan 3 pengendalian penyakit reproduksi dan kesehatan ternak. d. Pada prioritas strategi meningkatkan efisiensi usaha, dirumuskan program : 1 optimalisai penggunaan sumberdaya, 2 peningkatan sarana dan prasarana pendukung. e. Pada prioritas strategi optimalisasi fungsi kelompok dirumuskan program pembinaan kelompok yang berusaha dibidang peternakan. Dari hasil diskusi dalam FGD, diperoleh rumusan program dan kegiatan pengembangan sapi potong di kabupaten Lima Puluh Kota dan dengan memperhati- kan kriteria SMART Specific, Measurable, Aggressive but attainable, Result oriented, Time bound dapat dirumuskan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. 1. Penguatan modal usaha dengan tiga kegiatan : a. Monitoring dan evaluasi program bantuan yang sudah ada atau sedang ber- jalan. Monitoring dilakukan secara berkala setiap 6 bulan dan dievaluasi se- tiap tahun. Dari hasil monitoring dan evaluasi akan dapat diketahui kemajuan dan hambatan dalam implementasi program serta perbaikannya dimasa datang. b. Optimalisasi bantuan yang sudah ada model kerjasama dengan perguruan ting- gi. Diharapkan dengan model ini akan terjadi transfer IPTEK dan perbaikan sumberdaya manusia dari perguruan tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan selama lima tahun anggaran. c. Perencanaan penguatan modal usaha kelompok kedepan. Kegiatan ini dila- kukan untuk mencari dan meningkatkan bantuan penguatan modal dari 91 program lain, sasarannya adalah untuk meningkatkan populasi ternak sapi potong dan kesejahteraan peternak. 2. Menjalin kemitraan dengan pihak luar, dengan satu kegiatan yakni pengembangan kemitraan dengan mitra lain dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama diberbagai bidang kegiatan usaha sapi potong. Kegiatan ini dapat dilakukan lima kali selama lima tahun anggaran dengan mitra dari luar wilayah kabupaten Lima Puluh Kota. 3. Pengembangan lembaga keuangan mikro LKM, dengan satu kegiatan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan lembaga keuangan mikro. Salah satu sasaran dari program BPLM adalah tumbuhnya lembaga keuangan mikro ditingkat kelompok tani-ternak, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan lembaga keuangan masyarakat dalam mengakses modal usaha. Kegiatan ini dilakukan selama lima tahun anggaran. 4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM dengan tiga kegiatan sebagai berikut : a. Inventarisasi sumberdaya petani-ternak yang ada, kebutuhan pendidikan dan pelatihan Diklat teknis untuk petani-ternak dan petugas pelatihan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan Diklat sesuai dengan harapan dan manfaatnya. Kegiatan ini dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun anggaran di wilayah kabupaten Lima Puluh Kota. b. Penyusunan model pendidikan dan pelatihan, yang diharapkan agar kgiatan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Kegiatan ini dapat dilakukan satu kali dalam satu tahun anggaran. c. Pembinaan petani-ternak dan petugas teknis, kegiatan ini dilakukan selama lima tahun anggaran dan ditujukan kepada 500 orang yang telah terlatih agar dapat mentranfer ilmu yang didapat kepada petani-ternak lain yang berada disekitar lokasi. 5. Penataan kawasan sentra pembibitan, dengan lima kegiatan sebagai berikut : a. Inventarisasi sumberdaya yang ada dan yang akan digunakan untuk pemba- ngunan kawasan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan selama satu tahun anggaran dan dilaksanakan di kecamatan Luhak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, dan kecamatan Bukit Barisan. 92 b. Penyusunan model kawasan usaha, kegiatan ini dapat dilaksanakan satu kali dalam satu tahun anggaran. c. Pembangunan fasilitas kawasan usaha, selama lima tahun anggaran diharap- kan dapat dibangun sebanyak 4 unit kawasan agribisnis, dan dilaksanakan di kecamatan Luhak, Lareh Sago Halaban, Situjuh Limo Nagari, dan kecamatan Bukit Barisan. d. Penetapan standar mutu produk yang akan dihasilkan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan usaha sapi potong, terutama dalam sub-sistem pema- saran komoditi ternak. Kegiatan ini dapat dilaksanakan satu kali selama satu tahun anggaran. e. Promosi produk yang dihasilkan, dengan tujuan untuk memperluas permintaan pasar. Kegiatan ini dapat dilaksanakan lima kali selama lima tahun anggaran dan dilaksanakan di dalam maupun di luar wilayah kabupaten Lima Puluh Kota. 6. Pengembangan kualitas bibit dengan satu kegiatan yakni peningkatan mutu gene- tik sapi lokal melalui bioteknologi, IB dan embrio transfer. Kegiatan ini dapat dilakukan selama satu tahun anggaran dan dilakukan di kecamatan Luhak, Lareh Sago Halaban, dan kecamatan Situjuh Limo Nagari. 7. Pengembangan pakan ternak sapi potong dengan tiga kegiatan sebagai berikut:

a. Menjalin kemitraan dengan feed lotter seperti yang dikembangkan di daerah