20 2.
Populasi dan jenis ternak ruminansia ST yang ada pada masing-masing kecamatan di kabupaten Lima Puluh Kota
3. Ketersediaan pakan berdasarkan proporsi lahan pertanian tanaman pangan,
perkebunan, dan limbah hasil pertanian yang dihasilkan dari luas panen ton Bahan keringHaTh.
4. Ketersediaan tenaga kerja berdasarkan Rumah Tangga Peternak RTP usaha
sapi potong dan kemampuan untuk memelihara sapi potong TKSPTh. Satu TKSP tenaga kerja setara pria : satu orang tenaga kerja pria dewasa
yang bekerja 8 delapan jam per hari. satu orang tenaga kerja wanita dewasa sama dengan 0,8 TKSP dan satu orang tenaga kerja anak-anak sama dengan
0,5 TKSP.
3.1.3 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam Tabel, Gambar dan Grafik. Beberapa analisis yang digunakan meliputi :
1. Analisis Location Quation LQ
Analisis LQ digunakan untuk mengetahui wilayah Basis atau non Basis sapi potong di kabupaten Lima Puluh Kota. Metode LQ dirumuskan sebagai berikut :
LQ = Si Ni
Keterangan : Si : Rasio antara populasi ternak sapi potong ST wilayah tertentu dengan
jumlah penduduk diwilayah yang sama Ni : Ratio antara populasi ternak sapi di kabupaten Lima Puluh kota dengan
jumlah penduduk di kabupaten yang sama LQ 1 merupakan daerah basis peternakan sapi potong
LQ 1 merupakan daerah non basis peternakan sapi potong
2. Analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR
Perhitungan KPPTR, merujuk pada metode Nell dan Rollinson 1974. Persa- maan yang digunakan adalah :
1. PSML = a LG + b PR + c R dimana,
PSML : Potensi maksimum dalam satuan ternak = ST berdasarkan sumber- daya lahan.
LG : Lahan garapan tanaman pangan Ha yaitu hasil penjumlahan dari luas lahan sawah sawah basah dan kering, lahan tegalan dan ladang.
21 a : Koefisien antara populasi ternak ruminansia ST dengan luas lahan
garapan Ha. PR : Luas padang rumput Ha
b : Koefisien kapasitas tampung padang rumput R : Luas Rawa Ha
c : Koefsien kapasitas tampung rawa STHa 2. PMKK = d KK
dimana, PMKK : Potensi maksimum ST berdasarkan kepala keluarga petani
KK : Kepala keluarga petani termasuk buruh tani d : Koefisien satuan ternak ST yang dapat dipelihara oleh satu keluarga
3. KPPTR SL = PMSL - POPRIL dimana,
KPPTR SL : Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia ST berdasar- kan sumberdaya lahan.
POPRIL : Populasi riil ternak ruminansia ST pada tahun tertentu 4. KPPTRP KK : PMKK - POPRIL
dimana, KPPTR KK : Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia ST berda-
sarkan kepala keluarga petani 5. KPPTR Efektif : KPPTR SL, jika KPPTR SL KPPTR KK
6. KPPTR Efektif : KPPTR KK, jika KPPTR KK KPPTR SL KPPTR Efektif ditetapkan sebagai kapasitas peningkatan populasi ternak ru-
minansia di suatu wilayah kecamatan tertentu, yaitu KPPTR SL atau KPPTR KK yang mempunyai nilai lebih kecil atau dengan kata lain KPPTR yang berlaku sebagai
kendala efektif binding constraint.
KPPTR untuk Kabupaten dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut : n
7. KPPTR Ef, =
Σ
KPPTR Efi i=
1
i = 1, 2, 3 …………….n KPPTR Ef : KPPTRP Efektif untuk kabupaten
KPPTR Efi : KPPTRP Efektif untuk kecamatan
22
3.2 Tahap dua; Analisis Program Pengembangan Usaha Sapi Potong di Kapaten Lima Puluh Kota