Lokasi dan Waktu Penelitian Responden Penelitian Peubah yang Diamati

22

3.2 Tahap dua; Analisis Program Pengembangan Usaha Sapi Potong di Kapaten Lima Puluh Kota

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mendapatkan informasi detail program pengembangan usaha sapi potong yang telah atau sedang dilakukan dibeberapa wilayah pengembangan sapi potong.

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tahap satu ditetapkan lokasi sampel pengem- bangan sapi potong untuk digunakan pada penelitian tahap dua. Penetapan lokasi dilakukan secara purposive berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain : a. Hasil penelitian tahap satu, didapatkan empat kecamatan yang merupakan wilayah basis sapi potong yakni kecamatan Luhak, Lareh Sago Halaban, Situjuah Limo Nagari, dan Bukit Barisan. b. Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW kabupaten Lima Puluh kota, telah me- netapkan wilayah pengembangan usaha sapi potong di tiga kecamatan yakni kecamatan Luhak, Lareh Sago Halaban, dan Situjuah Limo Nagari. c. Kebijakan penyebaranpengembangan ternak sapi potong yang dilakukan oleh PEMDA. Pemda kabupaten Lima Puluh kota telah melakukan program pengembangan sapi potong di tiga kecamatan yaitu kecamatan Luhak, Lareh Sago Halaban, dan Situjuah Limo Nagari. Lokasi penelitian ditetapkan di tiga kecamatan yakni ; 1 kecamatan Luhak, 2 kecamatan Lareh Sago Halaban, dan 3 kecamatan Situjuah Limo Nagari. Metode yang digunakan adalah survai melalui wawancara dan observasi kelokasi penelitian. Wawancara dilakukan dengan responden dan observasi langsung ke lokasi pemeliharaan sapi potong berdasarkan kuesioner Lampiran 5, dan dilakukan selama tiga bulan Mei sd Juli 2005.

3.2.2 Responden Penelitian

Ditetapkan sebanyak 53 petani ternak sebagai responden dari tiga kecamatan terpilih yang statusnya anggota kelompok tani, masing-masing ; 16 responden dari kecamatan Luhak, 17 responden dari kecamatan Lareh Sago Halaban, dan 20 responden dari kecamatan Situjuah Limo Nagari. Kriterianya adalah ; 1 keikut sertaan sebagai anggota kelompok, 2 memiliki sapi betina induk minimal 1 satu ekor, dan 3 memiliki lahan usahatani. Luas lahan usahatani dikelompokkan atas dua kategori ; lahan I ≤ 1 Ha, dan lahan II 1 Ha. 23

3.2.3 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati meliputi : 1. Karakteristik peternak program pengembangan. Karakteristik peternak terdiri atas : umur, tingkat pendidikan, pekerjaan utama, jumlah anggota keluarga, jumlah ternak sapi yang dipelihara, pengalaman beternak. Perilaku peternak pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi usaha tujuan dan alasan mengikuti program pengembangan, ada tidaknya dukungan dan keinginan mengembangkan usaha. 2. Kelembagaan : Kelompok peternak peran kelompok dalam mencapai tujuan program, lembaga penyuluhan peran penyuluh dalam mencapai tujuan program, lembaga keuangan, dan lembaga pemerintah peran lembaga peme- rintah dalam hal pencapaian tujuan program. Sarana dan prasarana : Keterse- diaan fasilitas untuk pengembangan usaha sapi potong, seperti Pos Keswan, Pos IB petugas dan semen beku, petugas penyuluh, sarana transportasi, pasar ternak, RPH. 3. Teknologi budidaya; penerapan teknologi dalam pembibitanreproduksi, pa- kan, tatalaksana pemeliharaan, dan pengendalian penyakit. 4. Tatalaksana pemeliharaan sapi potong Bibitreproduksi, pakan, tatalaksana pemeliharaan, pencegahanpengobatan penyakit. 5. Produktivitas ternak sapi potong struktur populasi ternak di daerah peneli- tian, tingkat kelahiran, tingkat kematian anak, afkir indukpejantandara 6. Karakteristik usahatani luas tanam, pola tanam, tenaga kerja, modal, sarana produksi yang digunakan, hasil yang diperoleh 7. Sistem pemasaran usahatani-ternak

3.2.4 Analisis Data