29
3.3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh disederhanakan ke dalam bentuk Tabel, Grafik, dan Gambar kemudian dianalisis secara deskriptif kandungan nutrisi pakan yang diberi-
kan, jumlah kotoran yang dihasilkan. Data produktivitas ternak sapi selama penelitian pertambahan bobot badan,
konsumsi dan konversi pakan dianalisis menggunakan sidik ragam Analysis of
Variance perbedaan diantara perlakuan diuji dengan menggunakan uji kontras
ortognal Steel Torrie 1981. Untuk menganalisis pengaruh perbaikan teknologi terhadap pendapatan
digunakan Partial budgeting, Gross margin dan Revenuecost analysis Amir et al.
1985. Partial budgeting analysis
dihitung berdasarkan adanya tambahanberkurang- nya pendapatan dan biaya dari perbaikan teknologi dibandingkan dengan kondisi
yang ada Existing Conditions. Gross margin merupakan selisih antara total revenue
dengan variabel cost. Jika nilai Gross margin dari perbaikan teknologi lebih tinggi maka perbaikan teknologi menguntungkan. Revenuecost analysis dilakukan dengan
membandingkan total revenue dengan total cost.
3.4 Tahap Empat; Merumuskan Strategi Pengembangan Usaha Sapi Potong di kabupaten Lima Puluh Kota
Berdasarkan hasil penelitian Tahap Satu, Dua, dan Tiga, diskusi dengan ber- bagai pihak terkait, seluruh data dianalisis untuk perumusan strategi pengembangan
usaha sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota.
3.4.1 Analisis Data
Data dianalisis
menggunakan analisis
SWOT terhadap faktor internal dan
eksternal yang dilanjutkan dengan Analytical Hierarchy Process AHP untuk
menentukan strategi prioritas pengembangan sapi potong. Untuk memperoleh rumus-
an program pengembangan dilakukan metode Focus Group Discussion FGD.
1. Analisis Faktor Internal
Analisis faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan yang ditemui dalam pengembangan sapi potong. Faktor tersebut dieva-
luasi menggunakan matriks IFE Internal Factor Evaluation dengan langkah
sebagai berikut David 2002 :
30 a.
Menentukan faktor kekuatan Strengths dan kelemahan Weaknessiss.
b. Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor internal bobot.
Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian atau pembobotan angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pem-
bobot adalah : 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal, 1 jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal, dan 0 jika
faktor vertikal kurang penting dari faktor horizontal. c.
Memberikan skala rating 1 sampai 4 pada setiap faktor, untuk menunjukkan apakah faktor tersebut mewakili kelemahan utama peringkat = 1, kelemah-
an kecil peringkat = 2, kekuatan kecil peringkat = 3, dan kekuatan utama peringkat = 4. Pemberian peringkat didasarkan atas kondisi atau keadaan
pengembangan usaha sapi potong dalam sistem usahatani di kabupaten Lima Puluh kota.
d. Mengalikan bobot dengan rating untuk mendapatkan skor tertimbang
e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1 menun-
jukkan bahwa kondisi internal sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan kondisi internal yang sangat baik, rata-rata nilai yang dibobotkan adalah 2,5. Nilai
lebih kecil dari pada 2,5 menunjukkan bahwa kondisi internal selama ini masih lemah, sedangkan nilai lebih besar dari 2,5 menunjukkan kondisi in-
ternal kuat.
2. Analisis Faktor Eksternal
Analisis faktor eksternal digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor sebagai berikut : 1 lingkungan makro yang terdiri dari kebijakan pemerintah, eko-
nomi sosial dan teknologi, 2 lingkungan mikro yang terdiri dari pesaing, kreditur, pelanggan, kondisi pasar, tenaga kerja, bahan baku produksi, serta 3 lingkungan
usaha berupa hambatan usaha, kekuatan pembeli, dan adanya produk substitusi. Hasil analisis eksternal digunakan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada, dan
strategi untuk mengatasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada dalam pengembangan sapi potong. Tahapan dalam mengevaluasi faktor eksternal sesuai
prosedur David 2002 sebagai berikut : a.
Menentukan faktor utama yang berpengaruh penting pada kesuksesan dan kegagalan usaha yang mencakup peluang opportunities dan ancaman
threats dengan melibatkan beberapa responden terbatas.
31 b.
Menentukan derajat kepentingan relatif setiap faktor eksternal bobot. Penentuan bobot faktor internal dilakukan dengan memberikan penilaian
atau pembobotan angka pada masing-masing faktor. Penilaian angka pem- bobot adalah : 2 jika faktor vertikal lebih penting dari faktor horizontal, 1
jika faktor vertikal sama pentingnya dengan faktor horizontal, dan 0 jika faktor vertikal kurang penting dari faktor horizontal.
c.
Memberikan peringkat rating 1 sampai 4 pada peluang dan ancaman untuk
menunjukkan seberapa efektif strategi mampu merespon faktor-faktor eksternal yang berpengaruh tersebut. Nilai peringkat berkisar antara 1 sampai
4, nilai 4 jika jawaban rata-rata dari responden sangat baik dan 1 jika jawaban menyatakan buruk.
d. Menentukan skor tertimbang dengan cara mengalikan bobot dengan rating
e. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total. Nilai 1 menun-
jukkan bahwa kondisi eksternal sangat buruk dan nilai 4 menunjukkan kondisi eksternal yang sangat baik, rata-rata nilai yang dibobotkan adalah
2,5. Nilai lebih kecil dari pada 2,5 menunjukkan bahwa kondisi eksternal selama ini masih lemah, sedangkan nilai lebih besar dari 2,5 menunjukkan
kondisi eksternal kuat.
3. Analisis SWOT SWOT analysis