Sumberdaya Ikan Pelagis Tingkat Pemanfaatan Dan Pola Musim Penangkapan Beberapa Jenis Ikan Pelagis Ekonomis Penting Di Provinsi Maluku Utara

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis

1 Ikan cakalang Katsuwonus pelamis Deskripsi morfologi dan meristik cakalang dari berbagai samudera menunjukkan bahwa hanya ada satu spesies cakalang yang tersebar di seluruh dunia, yaitu Katsuwonus pelamis Waldron King 1963 diacu dalam Simbolon 2003. Klasifikasi cakalang menurut FAO 1991 adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Perciformes Subordo : Scombroidei Famili : Scombridae Genus : Katsuwonus Spesies : K. pelamis Badan memanjang, gelendong dengan penampang melintang bundar. Kepala bagisn atas sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Sirip dada pendek, badan kurang bersisik. Pangkal ekor ramping dengan plat tulang yang kuat. Kepala dan badan bagian atas biru kehitaman, bagian bawah abu-abu keperakan dan sirip-sirip kehitaman. Hidup diperairan pantai dan oseanis, ukurannya dapat mencapai 100 cm, tersebar luas di perairan tropis dan sub tropis Paristiwady 2006. Khususnya di kawasan timur Indonesia, ikan cakalang tersebar di wilayah perairan terutama Laut Maluku, Laut Banda, Laut Seram dan Laut Sulawesi. Perairan tersebut termasuk daerah migrasi kelompok ikan di Samudera Pasifik bagian Selatan, khusus jenis ikan cakalang. Populasi cakalang yang dijumpai memasuki perairan Timur Indonesia terutama mengikuti arus. Fluktuasi keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap periode migrasi musiman serta terdapatnya ikan di suatu perairan Uktolseja et al. 1991. Selajutnya Nontji 2002, menyatakan bahwa faktor pembatas yang penting bagi keberadaan ikan cakalang di suatu perairan adalah suhu dan salinitas. Telah diketahui bahwa cakalang hidup di perairan lapisan permukaan dengan suhu 16-32 °C dan salinitas 32-36‰ Penentuan lokasi penangkapan ikan cakalang Kasuwonus pelamis ditentukan oleh musim yang berbeda untuk setiap perairan. Penangkapan ikan cakalang Kasuwonus pelamis secara umum dapat dilakukan sepanjang tahun. Hasil yang diperoleh berbeda dari musim ke musim bervariasi pula menurut lokasi penangkapan. Saat dengan hasil lebih banyak dari biasanya disebut musim puncak dan bila hasil penangkapan lebih sedikit dari biasanya disebut musim paceklik Nikijuluw 1986. 2 Ikan Tuna Thunnus sp. Uktolseja et al. 1997 menyatakan bahwa tuna besar terdiri atas 7 spesies, sedangkan yang tertangkap di perairan Indonesia ada 5 jenis yaitu: madidihang Thunnus albacares, tuna mata besar Thunnus obesus, tuna albakora Thunnus alalunga , tuna abu-abu Thunnus tongkol, dan tuna sirip biru selatan Thunnus maccoyii . Penyebaran tuna terbanyak terdapat di Samudera Pasifik, dan terutama tertangkap di perairan dalam. Daerah penangkapan yang baik sering ditemukan di wilayah batas alih dua perairan yang berbeda, daerah pertemuan arus, daerah upwelling dan daerah penyebaran arus. Beberapa petunjuk untuk menentukan daerah penyebaran jenis tuna menurut Sumadhiharga 1971, antara lain : 1 Tempat-tempat pertemuan arus dari daerah perairan sempit dangkal dengan laut dalam atau daerah karang dan tebing yang merupakan fishing ground pada laut dalam. Berdasarkan keadaan hidrografi dapat diketahui, bahwa putaran arus pada dasar laut merupakan barier pada fishing ground laut dalam; 2 Tempat-tempat yang terdapat arus yang mengalir dengan cepat atau di tempat yang terdapat rintangan karang, tebing, dan pulau; 3 Tempat terjadinya convergensi dan divergensi antara arus yang berdekatan; 4 Daerah arus eddy dari arus balik equator equatorial counter current Menurut Gunarso 1988 beberapa daerah penangkapan ikan tuna di Kawasan Timur Indonesi antara lain adalah: Laut Banda dan Laut Maluku. Daerah ini diduga relatif subur seperti dilaporkan oleh Arifin 2006 bahwa upwelling , front dan sebaran klorofil-a terjadi di perairan Maluku pada bulan Juli dan Agustus. Tuna merupakan jenis ikan yang dalam kelompok ruaya akan muncul sedikit di atas lapisan termoklin pada siang hari dan akan beruaya ke lapisan permukaan pada sore hari. Sedangkan pada malam hari akan menyebar di antara lapisan permukaan dan termoklin. 3 Ikan tongkol Euthynnus sp. Secara umum tongkol teridir dari 2 genus dan 5 spesies dan diklasifikasikan sebagai berikut Collete Nauen 1983. Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Subordo : Scombroidea Famili : Scombridae Genus : Eutynnus Auxis Spesies : E . Affinis; E. Alletteratus; E. lineatus A. thazard; A. rochei Ciri morofologi tongkol Euthynnus affinis adalah badan memanjang dan penampang melintang agak bundar. Bentuk kepala bagian atas sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Sirip dada pendek, ujung sirip tidak melewati bagian depan area yang kurang bersisik. Kepala dan badan atas biru tuakehitaman, bagian bawah abu-abu keperakan. Daerah yang kurang bersisik diatas garis rusuk dengan garis-garis bergelombang menyilang kehitaman. Sirip perut dan dubur keputihan. Sirip ekor, sirip dada dan sirip punggung kehitaman. Hidup di perairan pantai dan oseanis, dapat mencapai 100 cm, tersebar luas di bagian tengah Indo- Pasifik Paristiwady 2006. Sedangkan ciri morofologi tongkol Auxis thazard adalah badan memanjang dengan penampang melintang bundar. Bentuk kepala bagian atas sampai setelah mata hampir lurus, sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Sirip dada pendek, ujung sirip melewati bagian depan area yang kurang bersisik. Kepala dan badan bagian atas biru tuakehitaman, bagian bawah abu-abu keperakan. Daerah yang kurang bersisik di atas garis rusuk dengan garis-garis menyilang kehitaman. Sirip punggung, dada, perut dan dubur keputihan. Sirip ekor kehitaman. Hidup di perairan pantai dan oseanis, dapat mencapai 58 cm, tersebar luas di perairan tropis dan sub tropis Paristiwady 2006. Daerah penyebaran tongkol terutama di perairan Indonesia Timur dan perairan yang berhadapan dengan Samudera Indonesia. Penangkapan dengan menggunakan pancing tonda, huhate, jaring insang dan pukat cincin. 4 Layang Decapterus sp. Lima jenis layang yang umum ditemukan di perairan Indonesia yakni Decapterus russelli , Decapterus kurroides, Decapterus lajang, Decapterus macrosoma , dan Decapterus maruadsi . Namun dari kelima species ikan layang hanya Decapterus russelli yang mempunyai daerah penyebaran yang luas di Indonesia mulai dari Kepulaan Seribu hingga Pulau Bawean dan Pulau Masalembo. Decapterus lajang hidup di perairan yang dangkal seperti di Laut Jawa temasuk Selat Sunda. Selat Madura, dan Selat Bali Selat Makassar, Ambon dan Ternate. Decapterus macrosoma banyak dijumpai di Selat Bali dan Pelabuhanratu. Decapterus maruadsi termasuk ikan yang berukuran besar, hidup di laut dalam dan tertangkap pada kedalaman 1000 meter atau lebih Nontji 2002 Ikan layang tergolong ikan stenohaline diatas 30‰ yang suka pada perairan dengan salinitas 32‰-34‰. Sebagai ikan pelagis yang suka berkumpul dan bergerombol, pemakan zooplanton serta senang pada perairan yang jernih, banyak tertangkap pada perairan sejauh 20-30 mil dari pantai Hardenberg 1937 diacu dalam Gunarso Wiyono 1994. Ciri morofologi layang Decapterus russelli adalah badan memanjang, panjang kepala lebih besar daripada tinggi badan, panjang moncong lebih besar daripada garis tanda mata, maxilla bagian belakang tidak mencapai bagian depan mata, garis rusuk yang lurus dengan 30-31 sisik tebal. Kepala dan badan bagian atas biru tua, bagian bawah putih keperakan, sirip punggung dan sirip dubur sedikit kekuningan, sirip perut keputihan. Hidup di perairan pantai dengan ukuran dapat mencapai 27 cm Paristiwady 2006. Ciri morofologi layang Decapterus macrosoma adalah badan memanjang seperti cerutu. Bagian atas berwarna biru kehijauan, bagian bawah berwarna putih perak, sirip-siripnya kuning pucat, satu totol hitam pada bagian atas penutup insang dan pangkal sirip dada. Ukurannya panjangnya dapat mencapai 40 cm Direktorat Jenderal Prikanan 1979. Klasifikasi ikan layang menurut Direktorat Jenderal Prikanan 1979 adalah sebagai berikut: Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidea Famili : Carangidae Genus : Decapterus Species : D.russelli;D.kurroides;D. lajang; D . macrosoma; D. maruadsi. 5 Kembung Rastrelliger sp. Ikan kembung dibagi atas dua jenis yakni kembung lelaki Rastrelliger kanagurta dan kembung perempuan Rastrelliger brachysoma. Kembung lelaki mempunyai tubuh yang lebih langsing, dan biasanya terdapat diperairan yang agak jauh dari pantai. Kembung perempuan sebaliknya mempunyai tubuh yang lebih lebar dan lebih pendek, dijumpai di perairan dekat pantai. Secara umum ikan kembung Rastrelliger spp berbentuk cerutu, badan tinggi dan agak pipih, kepala bagian atas hingga mata hampir lurus sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Panjang kepala sama atau lebih kecil daripada tinggi badan. Sirip dada pendek, kepala dan badan bagian atas kehijauan, bagian bawah putih keperakan. Pada kembung perempuan terdapat bercak-bercak di badan yang membentuk garis kehitaman memanjang. Sedangkan kembung lelaki di badan bagian atas terdapat strip kehitaman memanjang Paristiwady 2006. Klasifikasi ikan kembung menurut Direktorat Jenderal Prikanan 1979 adalah sebagai berikut: Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Percomorphi Subordo : Scombroideae Famili : Scombridae Genus : Rastrelliger Species : R. brachysoma; R. kanagurta Ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta biasanya ditemukan di perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai dengan kadar garam lebih dari 32 ‰, sedangkan kembung perempuan Rastrelliger brachysoma dijumpai di perairan dekat pantai dengan kadar garam lebih rendah Nontji 2002. Penyebaran utama ikan kembung Rastrelliger spp adalah Kalimantan di perairan barat, timur dan selatan serta Malaka, sedangkan daerah penyebarannya mulai dari Pulau Sumatra bagian barat dan timur, Pulau Jawa bagian utara dan selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian utara dan selatan, Maluku dan Irian Jaya Direktorat Jenderal Perikanan 1979. Jenis ikan ini biasanya ditangkap menggunakan sero, jala lompa dan sejenisnya, kadang-kadang masuk trawl, jaring insang lingkar dan pukat cincin. 6 Ikan julung-julung Hemirhamphus sp Bentuk badan memanjang dengan rahang atas pendek membantuk paruh sedangkan rahang bawah panjang dan membentuk segitiga. Sirip-sirip tidak mempunyai jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur terletak jauh dibelakang, sirip dada pendek. Garis rusuk terletak di badan bagian bawah Paristiwady 2006. Daerah penyebaran terdapat diperairan pantai, lepas pantai, terutama Indonesia Timur Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda dan perairan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Tergolong ikan pelagis lapisan atas. Penangkapan dengan soma antoni, jala oras, jala buang, soma giob Direktorat Jenderal Prikanan 1979.

2.2 Unit Penangkapan Ikan Pelagis