Ikan kembung lelaki Rastrelliger kanagurta biasanya ditemukan di perairan yang jernih dan agak jauh dari pantai dengan kadar garam lebih dari
32 ‰, sedangkan kembung perempuan Rastrelliger brachysoma dijumpai di perairan dekat pantai dengan kadar garam lebih rendah Nontji 2002. Penyebaran
utama ikan kembung Rastrelliger spp adalah Kalimantan di perairan barat, timur dan selatan serta Malaka, sedangkan daerah penyebarannya mulai dari Pulau
Sumatra bagian barat dan timur, Pulau Jawa bagian utara dan selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi bagian utara dan selatan, Maluku dan Irian Jaya Direktorat
Jenderal Perikanan 1979. Jenis ikan ini biasanya ditangkap menggunakan sero, jala lompa dan sejenisnya, kadang-kadang masuk trawl, jaring insang lingkar dan
pukat cincin.
6 Ikan julung-julung Hemirhamphus sp
Bentuk badan memanjang dengan rahang atas pendek membantuk paruh sedangkan rahang bawah panjang dan membentuk segitiga. Sirip-sirip tidak
mempunyai jari-jari keras. Sirip punggung dan sirip dubur terletak jauh dibelakang, sirip dada pendek. Garis rusuk terletak di badan bagian bawah
Paristiwady 2006. Daerah penyebaran terdapat diperairan pantai, lepas pantai, terutama
Indonesia Timur Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda dan perairan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Tergolong ikan
pelagis lapisan atas. Penangkapan dengan soma antoni, jala oras, jala buang, soma giob Direktorat Jenderal Prikanan 1979.
2.2 Unit Penangkapan Ikan Pelagis
1 Huhate Pole and line
Pole and line merupakan alat tangkap yang terdiri dari jaron, tali pancing
dan mata pancing. Jaron terbuat dari bambu yang mempunyai kelenturan tinggi. Pada mata pancing diikatkan tali rapiah yang warna-warni sedemikian rupa
sehingga menyerupai umpan. Umpan hidup merupakan salah satu faktor pembatas yang sangat penting dalam pengoperasian pole and line. Umpan hidup ini
dimaksudkan untuk memikat dan menarik perhatian ikan agar muncul ke
permukaan laut serta untuk menahan schooling ikan agar tetap berada di dekat lambung kapal Kaneda 1995.
Ketika schooling ikan telah ditemukan, posisi kapal diusahakan berada di bagian depan schooling. Untuk mempertahankan posisi tersebut, kapal sebaiknya
tetap bergerak sambil dilakukan penebaran umpan hidup ke perairan. Kapal baru dihentikan jika ikan mengejar dan memakan umpan yang ditebarkan dan ABK
dapat memulai pemancingan. Pada saat pemancingan, umpan hidup tetap ditebar dan dilakukan penyemburan air melalui water sprayer. Penyemburan air
dimaksudkan untuk menghalangi penglihatan ikan terhadap pemancing dan sekaligus mengaburkan pandangan ikan sehingga langsung menerkam mata
pancing Kaneda 1995. Ikan yang menjadi tujuan utama dalam perikanan pole and line adalah
cakalang. Penyebaran cakalang ini lebih banyak terdapat di perairan kawasan timur Indonesia dibandingkan dengan kawasan barat Indonesia. Dengan demikian,
pole and line banyak beroperasi di perairan kawasan timur Indonesia, seperti
Sorong, Bacan, Gorontalo dan Sulawesi Selatan Monintja et al. 2001.
2 Pukat cincin Purse seine
Purse seine merupakan sejenis jaring lingkar yang aktif untuk menangkap
ikan pelagis besar dan kecil, dengan cara melingkarkan pada suatu gerombolan ikan, kemudian bagian bawah jaring dikerucutkan sehingga ikan terkurung dan
pada akhirnya terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain prinsip penangkapannya adalah melingkarkan untuk memperkecil ruang lingkup gerakan
ikan sehingga ikan-ikan hasil tangkapan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Dengan demikian fungsi jaring tersebut adalah sebagai dinding
penghalang dan bukan sebagai penjerat ikan. Secara umum, konstruksi pukat cincin adalah mirip dengan pukat pantai.
Tetapi pada bagian bawah tali pemberat, pukat cincin dilengkapi dengan rangkaian cincin terbuat dari logam yang diatur dengan jarak tertentu. Pukat
diangkat dengan cara menarik tali kerut purse line yang dipasang sepanjang rangkaian cincin yang dilalui.
Pukat cincin dioperasikan oleh kapal dengan ukuran bervariasi mulai dari ukuran kecil untuk panjang 15 meter di pantai sampai ukuran besar mencapai
100 meter yang beroperasi di laut lepas. Setelah mendeteksi gerombolan ikan, operasi penangkapan dimulai dengan menjatuhkan pelampung tanda yang
terpasang pada salah satu ujung tali pukat. Sambil kapal bergerak, pukat diturunkan hingga sempurna terpasang melingkari gerombolan ikan. Penarikan
dimulai dengan diangkatnya pelampung tanda, lalu tali kerut mulai ditarik sehingga bagian bawah pukat menjadi tertutup. Kemudian pukat ditarik sampai
ikan terkonsentrasi dibagian kantong pukat. Ayodhyoa 1981 mengemukakan bahwa tujuan penangkapan dengan
menggunakan purse seine adalah jenis ikan pelagic shoaling species yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk suatu gerombolan, berada dekat dengan
permukaan air sea surface dan jarak antara ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain per-satuan volume hendaklah jumlah individu
ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring akan dibatasi oleh ukuran dari jaring yang
dipergunakan.
3 Rawai Longline
Konstruksi pancing rawai longline terdiri dari tali utama main line, tali cabang branch line, pancing hook, tali pelampung floating line, pelampung
float, lampu-lampu pelampung floating lights, bendera flag dan tiang bambo pole. Alat tangkap longline tersusun dalam basket, satu basket terdiri atas 4-13
pancing. Setiap kali operasi menggunakan sekitas 200-400 basket, atau sekitar 1000-2000 pancing, dengan panjang longline dapat mencapai 100 km Nurani
Wisudo 2007. Subani Barus 1989 membagi rawai tuna menjadi rawai tuna mini,
sedang dan besar. Rawai tuna mini mini tuna long line mempunyai ukuran: panjang tali utama 25-40 m, bahan kuralon dengan tali cabang 4 buah.
Dioperasikan pada kedalaman 50-120 m. Dalam keadaan direntangkan panjang keseluruhan tali pancing dapat mencapai 21 km dengan catatan bila kerutan tali
0,65. Rawai tuna sedang mempunyai ukuran panjang tali utama 40-50 m, bahan kuralon, memakai 6 buah tali cabang. Kapal yang digunakan berukuran 20-30 GT.
Dioperasikan pada kedalaman 90-195 m. Dalam keadaan direntangkan panjang keseluruhan tali pancing dapat mencapai 57,5 km dengan catatan bila kerutan tali
0,60. Rawai tuna besar mempunyai ukuran panjang tali utama 55-65 m, bahan kuralon, memakai 13 buah tali cabang. Kapal yang digunakan berukuran 100-200
GT. Dioperasikan pada kedalaman 100-350 m. Dalam keadaan direntangkan panjang keseluruhan tali pancing dapat mencapai 73,6 km dengan catatan bila
kerutan tali 0,55.
4 Jaring insang Gillnet
Jaring insang termasuk alat tangkap yang selektif artinya besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Jaring insang
dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan. Ikan-ikan yang tertangkan pada jaring insang umumnya terjerat pada mata jaring atau terbelit
pada tubuh jaring. Baskoro 2006 menyatakan bahwa pada umumnya ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan ialah jenis ikan yang horizontal migration-nya
amupun vertical migration-nya tidak seberapa aktif, dengan perkataan lain migrasi ikan-ikan tersebut pada suatu large layerdepth tertentu.
Operasi penangkapan dimulai dengan menjatuhkan pelampung tanda dan pemberat, kemudian dilakukan penurunan jaring. Waktu penangkapan dilakukan
pada setiap waktu dengan catatan warna jaring tidak terlihat oleh ikan. Oleh karena itu warna jaring sering sama dengan warna perairan Sudirman Mallawa
2004.
5 Pukat pantai Beach seine
Pengoperasian pukat pantai berdasarkan prinsip mengelilingi gerombolan ikan dengan jaring yang meggunakan ukuran mata tertentu sehingga ikan tidak
tersangkut dan terperangkap oleh cakupan jaring. Pukat pantai merupakan suatu jaring dengan ketinggian umumnya 5 sampai dengan 10 meter. Pada bagian atas
jaring dilengkapi dengan tali pelampung dan dibagian bawahnya dengan tali pemberat untuk mencapai kestabilan bukaan jaring di air. Pada bagian ujung pukat
ini masing-masing dilengkapi dengan tali penarik yang panjang Mangga Barani 2006.
Pengoperasian dilakukan dengan bantuan perahu kecil, sedangkan penarikan pukat dilakukan oleh banyak orang nelayan karena memerlukan tenaga yang
cukup. Ikan akan terkurung antara pukat dengan pantai dan akhirnya tertangkap. Pada beberapa kasus, pengoperasian pukat pantai menggunakan lampu sebagai
alat bantu untuk pengumpulan ikan. Ikan target penangkapan adalah ikan-ikan di habitat bagian dalam perairan pantai baik demersal maupun pelagis.
6 Bagan Lifnet
Penangkapan ikan dengan menggunakan bagan adalah dengan cara menarik perhtian ikan ke dalam cakupan jaring yang sudah dipasang di bawah perairan.
Untuk menarik perhatian ikan digunakan lampu sebagai alat bantu. Jaring yang sudah terpasang dengan cepat diangkat bersamaan pada setiap ujungnya sehingga
melingkupi ikan-ikan yang telah terkumpul mendekati cahaya lampu. Jaring diturunkan pada kedalaman tertentu melalui tiang-tiang bagan yang
menjulang. Setelah jaring terpasang maka lampu-lampu penerangan dinyalakan untuk menarik perhatian dan mengkonsentrasikan gerombolan ikan di sekitar
perahu. Tahap selanjutnya adalah menunggu ikan masuk ke dalam cakupan jaring. Setelah ikan banyak berkumpul maka dilakukan penarikan pada setiap ujung
jaring secara secara bersamaan. Sedangkan ikan target penangkapan dengan bagan adalah sebagian besar ikan pelagis kecil namun ada juga pelagis besar.
7 Pancing tonda Trol line
Konstruksi pancing tonda terdiri dari tali pnjang, mata pancing, tanpa pemberat. Pada umumnya menggunakan umpan baik jenis ikan maupun tiruan.
Penangkapan dengan pancing tonda dilakukan pada siang hari, dengan nenggunakan perahu maupun kapal motor secara horizontal menelusuri lapisan
permukaan air. Biasanya tiap perahu membawa lebih dari dua buah pancing yang ditonda sekaligus. Ikan target tangkapan adalah cakalang, tongkol dan madidihang
dan lain-lain sebagainya.
2.3 Model Surplus Produksi