pada saat musim banyak ikan. Hal tersebut akan memberikan peluang memperoleh hasil tangkapan yang lebih besar.
Pemanfaatan potensi sumberdaya harus dilaksanakan secara terkontrol, sehingga kelestarian sumberdaya ikan di setiap wilayah perairan senantiasa dapat
dipertahankan agar produktivitas optimum dapat terjaga. Sebab sumberdaya yang cukup melimpah tidak mempunyai arti dari sisi ekonomi apabila tidak ada upaya
yang sungguh-sungguh dan sistematis untuk mendayagunakannya sehingga memberikan manfaat secara berkelanjutan.
Dengan pemekaran wilayah maka perlu ditentukan kebijakan pengelolaan perikanan tangkap. Untuk mencapai tujuan pengelolaan sumberdaya perikanan
maka dalam perencanaan selalu berasaskan prinsip berkelanjutan. Salah satu upaya yang diperlukan adalah penyiapan basis data yang mencakup antara lain
adalah alokasi sumberdaya ikan, unit penangkapan dan ketepatan waktu dalam penangkapan. Untuk itu perlu diketahui sejauh mana tingkat pemanfaatan dan
pola musim penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara. Hal tersebut perlu dilakukan dalam suatu kajian ilmiah
yang dalam hal ini merupakan inti penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian Badan Riset Departemen Kelautan dan Perikanan dan Komisi Nasional Stock Assessment, wilayah perairan Maluku Utara
berada dalam wilayah pengelolaan perikanan WPP laut Seram dan laut Maluku dengan jumlah potensi lestari MSY yang diperkirakan sebesar 828.180,00
tontahun, terdiri dari ikan pelagis 621.135,00 tontahun dan ikan demersal 207.045,00 tontahun. Sampai tahun 2003 tingkat pemanfaatan sebesar 83.536,65
ton atau 10,09 dari potensi lestari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku Utara 2003.
Dari data empiris tersebut pemerintah Provinsi Maluku Utara Dinas Perikanan dan Kelautan menjadikan acuan dalam membuat kebijakan yang
berhubungan dengan pembangunan perikanan tangkap. Pemerintah mendorong sektor swasta untuk melakukan investasi dalam bidang perikanan tangkap dengan
memberikan berbagai kemudahan. Selain itu nelayan lokal, diberikan bantuan
berupa kapal dan alat tangkap serta alat bantu rumpon. Kondisi ini menyebabkan eksploitasi terhadap sumberdaya ikan di perairan Maluku Utara semakin intensif.
Walaupun berdasarkan data di atas, secara umum sumberdaya ikan di perairan Maluku Utara cukup melimpah dengan tingkat pemanfaatannya rendah,
namum secara spesifik kondisi yang terjadi adalah setiap jenis ikan, mengalami tekanan penangkapan yang berbeda. Berberapa jenis ikan pelagis yang mengalami
penangkapan yang sangat intensif antara lain adalah cakalang, tuna, tongkol, layang, kembung dan julung-julung. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: 1 jenis ikan tersebut mudah ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan beragam jenis alat tangkap, 2 minat masyarakat untuk
mengkonsumsi jenis ikan tersebut cukup tinggi, dan 3 beberapa jenis ikan tersebut memiliki permintaan pasar yang relatif tinggi, baik pasar interinsuler
maupun pasar ekspor. Upaya pengelolaan sumberdaya ikan tersebut agar selalu berasaskan prinsip
kehati-hatian demi berkelanjutannya, maka perlu adanya penyiapan data base berupa jumlah potensi maksimum lestari dari setiap jenis ikan ekonomis penting,
upaya optimum yang ditetapkan dan tingkat pemanfaatannya. Selain itu perlu ditentukan pola musim penangkapan dari setiap jenis ikan sehingga kegiatan
penangkapan dilakukan tepat waktu dan terkendali. Untuk menjawab permasalahan yaitu tekanan penangkapan terhadap
beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara lebih intensif maka penelitian tentang tingkat pemanfaatan dan pola musim
penangkapan beberapa jenis ikan pelagis ekonomis penting di Provinsi Maluku Utara ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat memberikan
informasi awal dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis yang bertanggung jawab.
1.3 Tujuan Penelitian