Asumsi-Asumsi Faktor Koreksi dan Asumsi

1.2. Faktor Koreksi Penambahan Tanaman Jati Kelas Umur I FK.2

Tabel 8. Koreksi Struktur KU Jangka Lalu dengan Angka Kerusakan Masing-Masing KU Perhitungan Rata-Rata Tertimbang Jangka thn Luas TK Awal Jangka ha Luas TJBK dlm Jangka ha Krusakn dlm Jangka ha Luas Teb A dlm Jangka ha Luas Tan dlm jangka ha Luas KU I Jangka Berikut ha per Jangka Rentang Jangka thn 6x9 8x10 FK.2 11:10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 73-82 266,2 1625,5 3133,9 3416,1 1891,5 4225,4 84,08 10 50256 4225400 83-92 432,2 3877,2 4841,05 3594,2 4309,4 3584,3 28,94 10 123853 3584300 93-02 1711,8 4824,5 9232,15 2307,7 6493,4 7479,6 41,35 10 180904 7479600 Jumlah 35501,3 15289,3 355013 15289300 43,07 Sumber: Buku RPKH KPH Cepu Jangka 1973-1982, 1983-1992, 1993-2002. Data diolah Dari perhitungan FK.2 didapatkan angka koreksi sebesar 43,07 yang berarti bahwa penambahan kelas umur I pada jangka berikutnya sebesar 43,07.

1.3. Faktor Koreksi Penambahan Miskin Riap FK.3

Tabel 9. Penambahan Miskin Riap FK.3 Jangka Kelas Hutan 1973-1982 1983-1992 1993-2002 2003-2012 Jumlah FK.3 1 2 3 4 5 6 IV 2962,20 2280,00 4354,25 1344,90 10941,35 V 2821,80 2199,40 1931,00 1744,30 8696,50 VI 2297,00 21950,00 1880,40 773,50 7145,90 Jumlah 8081,00 6674,40 8165,65 3862,70 26783,75 MR 1709,40 1211,10 1042,30 3962,80 21,15 18,15 12,76 14,80 Sumber: Buku RPKH KPH Cepu Jangka 1973-1982, 1983-1992, 1993-2002, 2003-2012 Data diolah Dari perhitungan FK.3 didapatkan angka koreksi sebesar 14,80 yang berarti bahwa penambahan kelas umur I pada jangka berikutnya sebesar 14,80.

2. Asumsi-Asumsi

Dalam proses prediksi, asumsi-asumsi yang digunakan meliputi : 1.Rata-rata bonita 2.Rata-rata KBD 3.Asumsi JPP 4.Aturan selama periode proyeksi mengikuti aturan yang berlaku saat ini. 5.Tidak ada perubahan kebijakan yang berpengaruh signifikan terhadap etat tebangan. 6.Umur tebang minimum UTM. 1. Rata-Rata Bonita Rata-rata bonita digunakan untuk melakukan perhitungan luas dan volume kayu dalam perhitungan etat pada beberapa jangka kedepan. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 10. Rata-Rata Bonita Jangka 1973- 1982 Jangka 1983- 19992 Jangka 19993-2002 Kls Hutan Luas Bon Luas Bon Luas Bon Jumlah Luas Rata- Rata Bon Bonita Dtetapkn I 5304,70 3,1 4225,40 3,5 3584,30 3,3 13114,4 3,3 3,5 II 5971,40 3,4 4619,90 3,5 3329,30 3,5 13920,6 3,5 3,5 III 2670,10 3,3 5699,00 3,5 313408 3,5 321777,1 3,4 3,5 IV 2962,20 3,5 2280,00 3,5 4354,25 3,6 9596,45 3,5 3,5 V 2821,80 3,6 2199,40 3,5 1931,00 4,1 6952,2 3,7 4,0 VI 2297,00 3,9 2195,00 3,5 1880,40 3,9 6372,4 3,8 4,0 VII 1827,90 3,0 1900,00 3,5 1747,90 3,8 5475,8 3,4 3,5 VIII 901,10 3,4 1686,30 3,5 1689,30 3,8 4276,7 3,6 3,5 IX 666,30 3,4 335,60 3,5 214,30 3,8 1216,2 3,6 3,5 X 130,80 3,5 276,50 3,5 407,3 3,5 3,5 XI 5,60 3,0 9,10 4,0 14,7 3,5 3,5 MR 4124,10 1709,40 3,5 1211,10 7044,6 3,5 3,5 MT 4094,00 93,7 4187,7 Sumber : Buku RPKH KPH Cepu Jangka 1973-1982, 1983-1992, 1993-2002, 2003-2012 Data diolah 2. Rata-Rata KBD Rata-rata KBD digunakan untuk melakukan perhitungan luas dan volume kayu dalam perhitungan etat pada beberapa jangka kedepan. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Rata-Rata KBD Jangka 1973- 1982 Jangka 1983- 19992 Jangka 19993- 2002 Kls Hutan Luas KBD Luas KBD Luas KBD Jumlah Luas Rata- Rata KBD I 5304,7 0,73 4225,4 0,89 3584,3 0,87 13114,4 0,83 II 5971,4 0,75 4619,9 1,04 3329,3 0,94 13920,6 0,91 III 2670,1 0,73 5699,0 0,98 313408,0 0,91 321777,1 0,87 IV 2962,2 0,69 2280,0 0,94 4354,25 0,90 9596,45 0,84 V 2821,8 0,72 2199,4 0,86 1931,0 0,88 6952,2 0,82 VI 2297,0 0,73 2195,0 0,85 1880,4 0,87 6372,4 0,82 VII 1827,9 0,71 1900,0 0,86 1747,9 0,83 5475,8 0,80 VIII 901,1 0,71 1686,3 0,85 1689,3 0,96 4276,7 0,84 IX 666,3 0,73 335,6 0,85 214,3 0,95 1216,2 0,84 X 130,8 0,70 276,5 0,78 407,3 0,74 XI 5,6 0,60 9,1 1,10 14,7 0,85 MR 4124,1 0,52 1709,4 1211,1 7044,6 0,52 MT 4094 93,7 4187,7 Sumber : Buku RPKH KPH Cepu Jangka 1973-1982, 1983-1992, 1993-2002, 2003-2012 Data diolah 3. Asumsi Produksi JPP Dalam memprediksi tebangan A.2 beberapa angka kedepan, potensi tebangan yang berasal dari tanaman JPP akan diperhitungkan berdasarkan : a. Buku Rancang Bangun Tanaman JPP Rancang Bangun Tanaman JPP KPH Cepu yang telah disusun memproyeksikan tanaman selama 20 tahun, yang sebelumnya telah diawali penanaman pada tahun 2002. b. Daur dan Estimasi Produksi JPP Berdasarkan hasil penelitian Pusbang SDH Perum Perhutani Cepu, daur JPP secara ekonomis dapat ditebang pada daur tegakan 20 tahun dengan estimasi produksi 200 m 3 ha. 4. Aturan Selama Periode Proyeksi Mengikuti Aturan yang Berlaku Saat ini Sistem perencanaan Perhutani, perhitungan etat dan rencana direvisi setiap 10 tahun sekali. Etat Volume dihitung berdasarkan potensi pada umur tebang rata-rata UTRuntuk semua kelas umur dibagi dengan daur, dengan asumsi tingkat kelestarian semua kelas umur yang sama yaitu 100 dan struktr hutan adalah hutan normal yaitu tiap kelas umur mempunyai kelas umur yang sama. Sedangka rencana tebangan A.2 disusun berdasarkan potensi riil tebangan dalam jangka yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa etat tebangan tidak akan pernah dicapai selama kedua asumsi diatas tidak terpenuhi. 5. Tidak ada Perubahan Kebijakan yang Berpengaruh Terhadap Etat Tebangan Selama periode proyeksi diasumsikan tidak ada perubahan kebijakan yang berpengaruh terhadap etat tebangan, misalnya ada perubahan daur. Walaupun pada kenyataannya perubahan daur yang mengakibatkan peningkatan etat tebangan hanya akan berpengaruh terhadap luas tebangan apabila potensi riil tebangan pada suatu jangka melebihi etat tebangan sebelum perubahan. Sedang apabila potensi nyata tebangan suatu jangka jauh dibawah etat tebangan maka perubahan daur atau penambahan etat tidak akan mempengaruhi luas tebangan. 6. Umur Tebang Minimum UTM Selama periode proyeksi diasumsikan bahwa UTM adalah 51 tahun sehingga KU VI ke atas pada awal jangka yang dapat dimasukkan sebagai areal tebangan pada jangka yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan terdapat kebijakan dari Perhutani pusat yang telah memasukkan KU VI dalam rencana tebangan pada jangka 2003- 2012 sehingga prediksi selanjutnya lebih realistis maka untuk jangka 2003-2012 digunakan rencana rebangan berdasarkan kebijakan tersebut.

C. Prediksi