Sistem perencanaan Perhutani, perhitungan etat dan rencana direvisi setiap 10 tahun sekali. Etat Volume dihitung berdasarkan potensi pada umur tebang rata-rata
UTRuntuk semua kelas umur dibagi dengan daur, dengan asumsi tingkat kelestarian semua kelas umur yang sama yaitu 100 dan struktr hutan adalah hutan normal yaitu
tiap kelas umur mempunyai kelas umur yang sama. Sedangka rencana tebangan A.2 disusun berdasarkan potensi riil tebangan dalam jangka yang bersangkutan. Dengan
demikian dapat dipastikan bahwa etat tebangan tidak akan pernah dicapai selama kedua asumsi diatas tidak terpenuhi.
5. Tidak ada Perubahan Kebijakan yang Berpengaruh Terhadap Etat Tebangan
Selama periode proyeksi diasumsikan tidak ada perubahan kebijakan yang berpengaruh terhadap etat tebangan, misalnya ada perubahan daur. Walaupun pada
kenyataannya perubahan daur yang mengakibatkan peningkatan etat tebangan hanya akan berpengaruh terhadap luas tebangan apabila potensi riil tebangan pada suatu
jangka melebihi etat tebangan sebelum perubahan. Sedang apabila potensi nyata tebangan suatu jangka jauh dibawah etat tebangan maka perubahan daur atau
penambahan etat tidak akan mempengaruhi luas tebangan.
6. Umur Tebang Minimum UTM
Selama periode proyeksi diasumsikan bahwa UTM adalah 51 tahun sehingga KU VI ke atas pada awal jangka yang dapat dimasukkan sebagai areal tebangan pada
jangka yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan terdapat kebijakan dari Perhutani pusat yang telah memasukkan KU VI dalam rencana tebangan pada jangka 2003-
2012 sehingga prediksi selanjutnya lebih realistis maka untuk jangka 2003-2012 digunakan rencana rebangan berdasarkan kebijakan tersebut.
C. Prediksi
Prediksi struktur kelas hutan dan tebangan A.2 satu jangka kedepan, menggunakan awalan starting point RPKH jangka berjalan jangka 2003-2012, oleh
karena itu prediksi selanjutnya adalah kelipatan 10 tahun dari tahun 2003.
1.Awal Jangka 2003-2012
1.Struktur kelas hutan produksi Pada tabel di bawah ini dijelaskan struktur kelas hutan produktif berdasarkan
RPKH 2003-2012. Tabel 12. Struktur Kelas Hutan Produktif Jangka 2003-2012
Luas ha Kls Hutan
Non JPP JPP
Jumlah 1 2
3 4
MR 1037,00 1037,00
MT 44,20 44,20
KU IX 202,40
202,40 KU VIII
944,10 944,10
KU VII 898,00
898,00 KU VI
773,50 773,50
KU V 1744,30
1744,30 KU IV
1344,90 1344,90
KU III 1610,60
1610,60 KU II
2610,60 2610,60
KU I 6740,90
738,7 7479,60
Jumlah 18689,20
Sumber : Buku RPKH KPH Cepu, jangka 2003-2012
2.Etat Tebangan Tabel 13. Etat Tebangan Jangka 2003-2012
Bagian Hutan Etat Luas
hatahun Etat Volume
m
3
tahun Payaman 29,83
2759 Cabak 49,61
5448 Nanas 63,36
7056 Kedewan 44,67
5102 Ledok 48,34
8382 Kedinding 29,97
2171 Blungun 45,72
5851 Jumlah 311,5
36769 Sumber : Buku RPKH KPH Cepu, jangka 2003-2012
Berdasarkan perhitungan di atas dapat ditentukan etat tebangan yaitu :
UTR =
82 tahun
Etat Luas = 311,5 hatahun
Etat Volume = 36769 m
3
tahun Komposisi kelas hutan untuk lapangan yang baik untuk tebang habis adalah sebagai
berikut : Tabel 14. Kelas Hutan Awal Jangka 2003-2012
Awal Jangka ha Kelas Hutan
Luas Non JPP JPP
MR 1037,00 1037,00
MT 44,20 44,20
KU IX 202,40
202,40 KU VIII
944,10 944,10
KU VII 898,00
898,00 KU VI
773,50 773,50
KU V 1744,30
1744,30 KU IV
1344,90 1344,90
KU III 1610,60
1610,60 KU II
2610,60 2610,60
KU I 7479,60
6740,90 738,70
Jumlah 18689,20 17950,5
738,70 TKTJBK 9497,20
Lainnya 1068,60 Total 10565,80
2.Prediksi Jangka 2013-2022
1. Perhitungan estimasi luas tanaman jati awal jangka 2013-2022 Perhitungan estimasi luas tanaman jati awal jangka berasal dari luas awal
jangka lalu dengan memperhitungkan luas tebangan A yang didapat dari bagan tebang habis selama daur dan digunakan untuk memprediksi luas tanaman awal
jangka setelah memperhitungkan FK.1, FK.2, dan FK.3. Perhitungan estimasi luas tanaman jati awal jangka disajikan pada tabel berikut :
Tabel 15. Perhitungan estimasi luas tanaman jati awal jangka 2013-2022
Kls Hutan
Luas Awal
Jangka Lalu ha
Teb A Jangka
Lalu ha
Sisa Kls Hutan
Produktif Jangka
Lalu ha AKR-
FK.1 100-
FK.1 AKR-
FK.3 AKR-
14,8 Tan
Pemb Awal
Jangka Sblm FK.2
Tan Awal
Jangka Sblm
FK.2 Tanaman
Awal Jangka
FK.2.0,4307 1 2 3 4 5
6 7 8 9
MR 1037,00 921,30
115,70 921,30
396,80 MT 44,20
14,10 30,10
14,10 6,07
KU IX 202,40
202,40 202,40
87,17 KU VIII
944,10 670,50
373,60 670,50
288,78 KU VII
898,00 324,20
573,80 71,06
44,22 661,48
661,48 284,90 KU VI
773,50 70,90
702,60 62,32
35,48 687,14
687,14 295,95 KU V
1744,30 76,40
1667,90 59,23
32,39 1528,13
1528,13 658,17
KU IV 1344,90
1344,90 59,66
32,83 1243,90
1243,9 535,75
KU III 1610,60
1610,60 59,37
956,21 956,21
411,84 KU II
2610,60 2610,60
59,18 1544,95
1544,95 665,41
KU I 7479,60
7479,60 60,74
4543,11 4543,11
1956,72 Jumlah1 18689,20 2279,8 16509,40
11164,92 12973,22
5587,57 TKTJBK 9497,20
9497,20 9497,20
4090,44 Lainnya
1068,60 Jumlah2 10565,80
9497,20 9497,20
4090,44 Jumlah
1+2 29255,00
20662,12 22470,42
9678,01 Non
JPP 3645,1
JPP 4021
Tak Produktif Awal Jangka 13067,4
2.Perhitungan estimasi luas Miskin Riap awal jangka 2013-2022
Estimasi luas kelas hutan miskin riap awal jangka 2014-2023 dihitung berdasarkan luas KU IV-KU VIII pada awal jangka sebelumnya dengan
memperhitungkan angka empiris perubahan KU menjadi MR pada beberapa jangka yang lalu FK.3, dengan asumsi bahwa pada KU IV-VI merupakan KU yang
potensial berubah menjadi kelas hutan miskin riap MR.
Tabel 16. Perhitungan estimasi luas Miskin Riap awal jangka 2013-2022
Awal Jangka Kelas Luas
Tebangan A jangka Lalu
ha Kelas Hutan
produktif di Luar Tebangan A
FK.3 14,80
Prediksi MR Awal Jangka ha
1 2 3 4
5 6
MR 1037,00 921,30
115,70 MT 44,20
14,10 30,10
KU IX 202,40
202,40 KU VIII
944,10 670,50
373,60 0,1486
55,52 KU VII
898,00 324,20
573,80 0,1486
85,27 KU VI
773,50 70,90
702,60 0,1486
104,41 KU V
1744,30 76,40
1667,90 0,1486
247,85 KU IV
1344,90 1344,90
0,1486 199,85
KU III 1610,60
1610,60 KU II
2610,60 2610,60
KU I 7479,60
7479,60 Jumlah 18689,20
2279,80 16509,40
692,89
3.Estimasi Susunan Kelas Hutan Awal Jangka 2013-2022
Tabel 17. Estimasi Susunan kelas Hutan Awal Jangka 2013-2022
Awal Jangka lalu Awal Jangka
Kelas Hutan
Luas ha
Non JPP
ha JPP
ha Teb A
jangka Lalu
Sisa Kelas
Hutan Produktif
Jangka Lalu
FK.1 Luas
ha Non
JPP ha
JPP ha
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MR 1037,00
1037,00 921,30
115,70 808,59
808,59 MT 44,20
44,20 14,10
30,10 30,10
30,10 KU IX
202,40 202,40
202,40 373,60
373,60 KU
VIII 944,10 944,10
670,50 373,60
235,14 235,14
KU VII
898,00 898,00 324,20
573,80 40,98
349,33 349,33 KU VI
773,50 773,50
70,90 702,60
49,72 880,82
880,82 KU V
1744,30 1744,30
76,40 1667,90
52,81 704,32
704,32 KU IV
1344,90 1344,90
1344,90 52,37
848,30 848,30
KU III 1610,60
1610,60 1610,60
52,67 1379,96
1379,96 KU II
2610,60 2610,60
2610,60 52,86
3837,03 3458,08
378,95 KU I
7479,60 6740,90 738,70
7479,60 51,30
9678,01 6102,41
3575,60 18689,20 17950,50
2279,80 16509,40
19125,22 15170,65 3954,55
4.Perhitungan Etat Luas dan Etat Volume Awal Jangka 2013-2022
Tabel 18. Perhitungan Etat Luas dan Etat Volume Awal Jangka 2013-2022
Luas ha Rata-Rata
Kls Hutan
Non JPP JPP
Jumlah Bonita
KBD Umur
Teb Rata-
rata Volham3
Vol total m
3
1 2 3 4 5
6 7 8
9 MR 808,59
808,59 3,5
0,52 67,75
54781,97 MT 30,10
30,10 3,5
166,30 5005,63
KU IX 373,60
373,60 3,5
0,84 85
140,72 52572,99
KU VIII 235,14
235,14 3,5
0,84 75
129,95 30556,44
KU VII 349,33
349,33 3,5
0,80 65
112,49 39296,13
KU VI 880,82
880,82 4,0
0,82 55
124,47 109635,67 KU V
704,32 704,32
4,0 0,82
45 108,74
76587,76 KU IV
848,30 848,30
3,5 0,84
35 78,47
66566,10 KU III
1379,96 1379,96
3,5 0,87
25 65,77
90759,97 KU II
3458,08 378,95
3873,03 3,5
0,91 15
50,24 194581,03 KU I
6102,41 3575,60 9678,01
3,5 0,83
5 16,7 161622,77
15170,65 3954,55
19161,2 1061,6
881966,46
Umur Rata-Rata Tanaman = 21 tahun
UTR =
51 tahun
Etat Luas = 319,35 hatahun
Etat Volume = 14699,44 m
3
tahun
5.Estimasi Tebangan A2 Awal Jangka 2013-2022
Dengan memperhatikan Umur Tebang Minimum 51 tahun untuk tebangan A2, maka dapat diketahui rencana tebangan A2 untuk jangka 2013-2022 sebagai berikut :
Tabel 19. Estimasi Tebangan A2 Awal Jangka 2013-2022
Luas ha Kelas
Hutan Non JPP
JPP Jumlah
Volha m
3
ha Vol Total
m
3
1 2 3
4 5 6
MR 808,590 808,590
67,75 54781,97
MT 30,100 30,100
166,30 5005,63
KU IX 373,600
373,600 140,72
52572,99 KU VIII
235,140 235,140
129,95 30556,44
KU VII 349,330
349,330 112,49
39296,13 KU VI
773,50 773,50
124,47 96277,55
Teb A2Jangka 2570,26
278490,71 Teb Atahun
27849,07
Dari perhitungan didapatkan bahwa tebangan A2 per tahun adalah sebesar 27849 m
3
tahun. Namun besarnya tebangan per tahun tidak boleh melebihi etat yang telah ditentukan yaitu 14699 m
3
tahun, sedangkan hasil prediksi tebangan A2 sangat besar yaitu 89,46 lebih besar dari etat volume yang ditetapkan. Hal ini disebabkan
oleh kebijakan penurunan daur yang dilakukan oleh Perum Perhutani yaitu daur untuk KPH Cepu dari daur 80 tahun menjadi 60 tahun, oleh karena itu diasumsikan
UTM yang digunakan adalah 51 tahun. Sedangkan di KPH Cepu sendiri masih terdapat tegakan-tegakan kelas umur tua yaitu KU VII, KU VIII dan KU IX, selain
itu untuk tebangan A2 pada daur pertama masih terdapat kelas hutan MR dan MT yang belum ditebang, dengan demikian prediksi yang dihasilkan besar dan over
estimate.
3. Perbandingan Luas Kelas Hutan Produktif Jangka 2013-2022 Menurut SK 143 dengan Hasil Perhitungan Menggunakan Faktor Koreksi
. Tabel 20. Perbandingan Luas Hutan Produktif SK 143 dengan Perhitungan
Menggunakan Faktor Koreksi.
Luas ha Kelas
Hutan SK 143
Faktor Koreksi KU I
11747,00 9678,01
KU II 7479,60
3873,03 KU III
2610,60 1379,96
KU IV 1610,60
848,30 KU V
1344,90 704,32
KU VI 1667,90
880,82 KU VII
702,60 349,33
KU VIII 573,80
235,14 KU IX
373,60 373,60
MT 30,10 30,1
MR 115,70 808,59
Jumlah 28256,40 19161,20
Dari tabel di atas terlihat bahwa luas hutan produktif jangka berikutnya menurut SK 143KPTSDJ1974 adalah seluas 28256,40 ha, sangat luas jika
dibandingkan dengan luas hutan produktif hasil prediksi menggunakan faktor koreksi yang hanya seluas 19161,20 ha, perbedaannya adalah 9095,2 ha. Namun melihat
kondisi yang terjadi saat ini prediksi SK 143KPTSDj1974 kurang tepat dengan kondisi sebenarnya, karena pada kenyataannya tegakan jati sangat riskan terhadap
gangguan mulai dari KU I sekalipun, seperti kebakaran, pencurian bibit, kegagalan tanam, dll. Dapat dilihat, menurut SK 143KPTSDj1974 keberhasilan tanaman KU
I sebesar 11747.00 ha dan angka ini adalah total dari penanaman pada awal jangka tanpa adanya gangguan, sedangkan keberhasilan tanaman sebesar 100 sangat sulit
dicapai pada keadaan seperti sekarang ini. Apabila perhitungan etat masih menggunakan luas menurut SK 143KPTSDj1974 tanpa adanya faktor koreksi
sedikitpun maka dikhawatirkan kesinambungan produksi kayu dapat terganggu.
D. Trend 1.Trend Kelas Hutan Produktif