Keadaan Lapangan Kajian Kelestarian Produksi Kayu Jati (Tectona grandis Linn.f) KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

IV.KEADAAN UMUM LOKASI A.Letak Geografi dan Topografi Perum Perhutani KPH Cepu mempunyai luas kawasan 33.047,3 ha, berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu : 1.Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah 27.098,2 ha 2.Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur 5.949,1 ha Jumlah 33.047,3 ha Batas-batas wilayah : - Sebelah Utara : KPH Kebonharjo, Perum Perhutani Unit I Jateng - Sebelah Timur : KPH Parengan, Perum Perhutani Unit II Jatim - Sebelah Selatan : Bengawan Solo - Sebelah Barat : KPH Randublatung, Perum Perhitani Unit I Jateng Di bagian Utara, kawasan hutan Cepu terletak pada pegunungan Kendeng, di bagian Barat termasuk ke dalam DAS Lusi, dan di bagian selatan merupakan kawasan penyangga aliran sungai Bengawan Solo.

B. Keadaan Lapangan

Keadaan lapangan sebagian besar berkonfigurasi datar sampai bergelombang dan sebagian kecil berbukit yang di sela-selanya terdapat mata air yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penduduk di sekitarnya. C.Jenis Tanah Kawasan hutan KPH Cepu sebagian besar berbatu kapur dengan jenis tanah diwilayah hutan pada umumnya terdiri dari empat jenis tanah yaitu : a. Litosol b. Grumusol c. Mediteran d. Aluvial D.Iklim Wilayah hutan KPH Cepu dan sekitarnya beriklim tropis, yang ditandai oleh terdapatnya musim hujan dan musim kemarau yang bergantian sepanjang tahun. KPH Cepu terletak pada ketinggian 30-250 m dpl, beriklim tipe C dan D menurut Schmidt Ferguson, temperatur rata-rata 26 o C dan curah hujan rata-rata 1.636 mmtahun. E.Pembagian Wilayah Hutan Guna kepentingan kegiatan manajemen, wilayah hutan KPH Cepu dikelompokkan ke dalam 7 tujuh Bagian Hutan yaitu : 1. Bagian Hutan Payaman : 3.376,3 ha 2. Bagian Hutan Cabak : 4.506,8 ha 3. Bagian Hutan Nanas : 4.979,7 ha 4. Bagian Hutan Ledok : 4.435,3 ha 5. Bagian Hutan Kedewan : 5.949,1 ha 6. Bagian Hutan Kedinding : 5.007,2 ha 7. Bagian Hutan Blungun : 4.792,9 ha Jumlah : 33.047,3 ha F.Sosial Ekonomi Masyarakat Sosial ekonomi masyarakat di sekitar wilayah kerja KPH Cepu, baik yang masuk daerah Kabupaten Blora maupun Kabupaten Bojonegoro secara umum masih bersifat marginal, dinamikanya relatif lamban dan masih sulit menerima hal-hal yang baru. Ketergantungan terhadap alam dan lingkungannya masih tinggi, demikian juga interaksi masyarakat dengan kawasan hutan masih sangat tinggi. Lahan pertanian berupa sawah dan tegalan yang ada di sekitar wilayah kerja KPH Cepu luasnya sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah penduduk, apalagi jumlah penduduk pada kelompok umur produktif cukup tinggi, dimana lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas, sangat berdampak kepada pola interaksi masyarakat dengan hutannya. Interaksi negatif lebih sering muncul, yang pada akhir-akhir ini sangat dirasakan dampaknya dan merupakan ancaman terhadap keberadaan kawasan hutan. Untuk mengatasi situasi tersebut salah satu sistem yang dikembangkan dalam pengelolaan hutan adalah sistem pengelolaan hutan bersama masyarakat melalui pola kemitraan, berbagi peran dan bagi hasil PHBM.

G. Pembagian Wilayah Kerja