Pertumbuhan Fetus Tikus Putih Rattus norvegicus 1. Karakteristik Umum

7 Umumnya tikus mulai kawin pada usia 8-9 minggu, tetapi sebaiknya dikawinkan sebelum berumur 10-12 minggu Smith dan Mangkoewidjojo 1987. Masa kebuntingannya relatif singkat yaitu 22-24 hari Myers dan Armitage 2004. Sejak 14 hari kebuntingan sudah terlihat adanya perubahan bentuk kelenjar ambing. Tikus jarang menunjukkan kebuntingan semu. Seperti pada mencit, kita dapat mengetahui kebuntingan tikus saat berumur 10-14 hari setelah ditemukan sumbat vagina dengan cara meraba perut atau dengan cara memeriksa adanya spermatozoa dalam usapan vagina Smith dan Mangkoewidjojo 1987. Tikus putih termasuk kedalam kelompok poligami. Satu jantan bisa mengawini 5 atau lebih betina Inglis 1980. Tabel 1 Tabel 1 Data biologis tikus putih Rattus norvegicus. Kriteria Keterangan Lama hidup Lama produksi ekonomis Lama bunting Kawin sesudah beranak Umur disapih Umur dewasa Umur dikawinkan Siklus kelamin Siklus estrus birahi Lama estrus Perkawinan Berat dewasa Berat lahir Jumlah anak Susu Puting susu Perkawinan kelompok Kecepatan tumbuh 2-3 tahun, dapat sampai 4 tahun 1 tahun 20-22 hari 1-24 jam 21 hari 40-60 hari 10 minggu jantan dan betina Poliestrus 4-5 hari 9-20 jam Pada waktu estrus 300-400 g jantan; 250-300 g betina 5-6 g Rata-rata 9, dan dapat 20 73 Air, 14-16 lemak, 9-10 protein, 2-3 gula. 12 puting: 3 pasang di daerah dada dan 3 pasang di daerah perut 3 betina dengan 1 jantan 5 ghari Sumber : Smith dan Mangkoewidjojo 1987

2.1.3. Pertumbuhan Fetus

Usia kebuntingan dihitung dari waktu konsepsi. Kebuntingan pada tikus sangat dipengaruhi oleh aktivitas hipofise. Hipofisektomi pada fase kebuntingan awal maupun akhir menyebabkan keguguran atau diserap kembalinya fetus. Pada 8 periode sebelum implantasi, embrio relatif tidak tergantung dari induknya. Akan tetapi, dari saat implantasi dan selanjutnya embrio benar-benar tergantung dari induknya dan apabila penyesuaian hormonal, fisiologis, dan immunologis dengan kebuntingan tidak berlangsung maka embrio akan segera mati Tomaszewska et al . 1991. Pada tikus di usia kebuntingan 2 hari 24 jam setelah konsepsi, embrio telah membelah menjadi 2 sel. Embrio kemudian menjadi morula yang mengandung 12-16 sel pada usia kebuntingan 4 hari. Embrio mulai memasuki uterus pada usia kebuntingan ini. Implantasi terjadi pada usia kebuntingan 5 hari. Implantasi ini terjadi ketika blastosit berikatan dengan endometrium. Estrogen dan status hormon sangat mempengaruhi keberhasilan implantasi ini. Blastosit bertambah panjang dan besar pada usia kebuntingan 6 hari. Uterus mengalami peningkatan vaskularisasi. Titik implantasi baru terlihat pada usia kebuntingan 7 hari. Pembentukan somit mulai terjadi pada hari ke-9 sampai 10. Somit adalah segmen pada buluh syaraf embrio yang tumbuh ke bagian eksternal tubuh yang kemudian berubah menjadi masa otot yang berhubungan dengan nervus spinalis. Pada hari ke-5, embrio tikus telah memasuki tahap organogenesia dan berlanjut sampai hari ke-8 sampai 9. Selama tahap ini organ rudimenter telah terlihat. Morfologi dewasa mulai terlihat pada tahap ini. Tahap ini merupakan tahap yang sangat rentan terhadap karsinogen dan teratogen, yang menyebabkan tumor pada fetus atau malformasi dan gangguan pada pertumbuhan fetus. Setelah tahap organogenesis, embrio memasuki tahap maturasi. Selama tahap ini organ mulai tumbuh dan berfungsi. Kepala embrio tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan badan pada hari ke-15. Rongga persendian tumbuh menjadi punggung, siku, panggul, dan lutut pada hari ke-16. Pertumbuhan persendian karpus dan tarsus pada hari ke-17, dan digit dari kaki mulai tumbuh berkembang sejak hari ke-19 atau ke-20 kebuntingan. Pada hari ke-22 aktifitas pembentukan darah di hati mulai terlihat di akhir masa kebuntingan Anonimus 2006. Suplai nutrisi induk sanga t berpengaruh terhadap ukuran fetus. Selain itu, temperatur udara yang terlalu ekstrim selama kebuntingan mempunyai pengaruh terhadap ukuran fetal pada beberapa spesies Hafez 1970. Ukuran tubuh fetus normal sejak hari ke 10 sampai hari 20 dapat dilihat pada Gambar 2. 9 Gambar 2 Ukuran fetus tikus. Sumber : Inglis 1980

2.1.4. Litter Size