10 jumlah sel telur yang dihasilkan dan tingkat awal pertumbuhan embrio Warwick
et al . 1991.
2.1.5. Bobot Lahir
Umumnya bobot badan anak tikus pada waktu dilahirkan berkisar antara 5-6 g dan akan mencapai 25-30 g pada waktu disapih Smith dan Mangkoewidjojo
1988. Menurut Inglis 1980, berat rata-rata saat disapih sekitar 35-50 g, namun pada umumnya berat lahir tikus jantan lebih besar sekitar 8-15 dari pada tikus
betina dan perbedaan ini akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan. Pengaruh suhu dan kualitas makanan pada berat lahir tidak berbeda nyata
Sudono 1978. Menurut Hafez dan Dyer 1969, bobot lahir tikus di pengaruhi oleh pertumbuhan fetus sebelum lahir atau pertumbuhan selama kebuntingan.
Variasi bobot lahir dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu genotif 36, lingkungan fetal 30, lingkungan induk 18, kesamaan induk 7, nutrisi
induk 6, dan umur induk 1. Peningkatan jumlah anak perkelahiran mengurangi rataan pertumbuhan individu sebelum lahir karena persaingan antar
fetus untuk mendapatkan nutrisi dan tempat, sehingga akan berakibat pada penurunan bobot lahir Hafez 1970.
2.1.6. Sifat Anak Tikus
Tahap perkembangan anak setelah kelahiran sangat bervariasi pada setiap spesies. Tingkat pertumbuhan ditentukan oleh perawatan induk. Tikus lahir
dalam keadaan buta, telanjang, dan kurang dalam sistem thermoregulator Tabel 2. Mereka membutuhkan kehangatan dari induk Hafez 1980. Anak dilahirkan
dalam keadaan lemah, kemudian akan menerima kolostrum untuk mengeluarkan feses pertama. Tahap ini merupakan tahap yang paling rentan karena anak akan
mudah terserang penyakit. Induk mempunyai pengaruh yang cukup banyak pada perkembangan anaknya selama bunting dan masa menyusui Williamson dan
Payne 1993.
11 Tabel 2 Profil pertumbuha n tikus.
Umur hari Ciri-ciri Perkembangan
0-1
2-3 5-16
8-10 11-14
18 21-23
35-46 Mata dan telinga masih menutup, kumis pendek, sexing
mungkin dilakukan dengan perbedaan jarak antara genito-anal, tubuh berwarna merah muda dan belum berbulu.
Telinga terbuka, kumis lebih panjang dan mulai terlihat. Kulit menjadi lebih berpigmen.
Rambut dan puting mamae mulai terlihat. Mata terbuka, gigi mulai muncul, awal penyapihan,
pemanjangan area muka dan pengurangan jaringan lemak, aktivitas meningkat.
Ukuran daun telinga bertambah. Lepas sapih secara sempurna, hewan sangat aktif, sexing lebih
sulit karena tertutup rambut. Sexualitas jelas terlihat, vagina terbuka, testes turun dan
terlihat. Sumber : Inglis 1980
Neonatal pada awal kehidupan belum mampu untuk beradaptasi pada temperatur tinggi. Metabolisme energi neonatal pada periode kelahiran dan
menyusui bergantung pada sumber glikogen yang berada di hati, skeletal, dan otot jantung. Saat lahir, kepala dan tungkai relatif lebih berkembang dari pada otot
Hafez 1980.
2.1.7. Bobot Badan
Bobot badan merupakan kombinasi dari ukuran dan kondisi tubuh Tomaszewska et al. 1991. Bobot badan pra sapih yaitu bobot badan anak pada
usia 12 hari. Usia ini merupakan batas penyapihan awal. Setelah usia ini anak mulai belajar memakan makanan induk Inglis 1980. Akan tetapi, induk masih
berpengaruh dalam tingkat pertumbuhannya Hafez 1980. Menurut Hafez tahun 1970, penyapihan pada hewan laboratorium adalah
pemisahan anak secara mendadak dari induknya pada kandang bersama ke kandang individu dan perubahan konsumsi makanan dari susu ke padat.
Penyapihan biasanya dilakukan ketika tikus berumur 21 hari dengan bobot
12 berkisar antara 45-50 g Malole dan Pramono 1989, namun menurut Smith dan
Mangkoewidjojo 1987, rataan bobot sapih tikus berkisar antara 25-30 g. Menurut Sudono 1978, bobot sapih pada umur 21 hari dipengaruhi
secara nyata oleh suhu, baik pada tingkat makanan dengan kandungan protein 22 maupun 15, dan antara bobot sapih tikus jantan dan betina tidak ada
perbedaan. Sedangkan menurut Hafez dan Dyer 1969, besarnya bobot sapih dipengaruhi oleh jenis kelamin, kemampuan induk menyusui anak, kuantitas, dan
kualitas makanan yang diberikan serta suhu lingkungan. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo 1987, tikus tidak berhenti tumbuh
sepanjang hidupnya, sampai tua hewan ini tetap tumbuh walaupun kecepatan
tumbuhnya sangat lamban. Pertambahan bobot badan dinyatakan dengan
pengukuran kenaikan bobot badan dengan melakukan penimbangan berulang dalam waktu tiap hari, tiap minggu, maupun tiap bulan Tillman et al. 1998.
Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh bangsa dan spesies, suhu lingkungan, jenis kelamin, energi metabolis dan kadar protein dalam pakan serta pemberian
pakan yang cukup dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Pertumbuhan menurut Hafez dan Dyer 1969 meliputi proses reproduksi, pertambahan dimensi tubuh,
pertambahan secara linier, pertambahan berat, pertambahan massa organik, perbanyakan sel, pembelahan sel secara mitosis dan sintesis protein. Menurut
Smith dan Mangkoewidjojo 1987, kecepatan tumbuh seekor tikus sebesar 5
gram per hari.
Wahju 1992 berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah 45 faktor dalam dan 55 faktor luarlingkungan. Faktor
lingkungan memegang peranan penting dalam mempengaruhi pertambahan bobot badan, terutama keseimbangan energi dan protein serta zat-zat pakan lainnya yang
terkandung di dalam pakan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tikus putih salah satunya adalah kualitas pakannya.
2.1.8. Mortalitas