5. Bahan pembelajarannya tersedia, dan sedapat mungkin mencukupi, untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang direncanakan Binadja, 2005
2.3 Kompetensi Siswa
Kompetensi adalah hasil yang dicapai siswa akibat perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah m
engalami aktivitas belajar Rifa’i, 2011:5. Sedangkan hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar
merupakan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi
kompeten. Kompetensi seseorang mewujud dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Kompetensi dapat dikenali melalui
sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi juga didefenisikan bahwa kompetensi meliputi pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dan minat. Dalam konsep pelatihan yang berbasis kompetensi dijelaskan bahwa kompetensi merupakan gabungan antara
keterampilan, pengetahuan dan sikap. Kompetensi digunakan untuk melakukan penilaian terhadap standar, memberikan indikasi yang jelas tentang
keberhasilan dalam kegiatan pengembangan, membentuk sistem pengembangan dan dapat digunakan untuk menyusun uraian tugas seseorang.
Untuk melaksanakan sistem pendidikan yang baik dibutuhkan suatu standar kompetensi yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan pekerjaan sebagai patokan kinerja yang diharapkan. Standar
kompetensi disusun sedemikian rupa mengacu kepada kesepakatan internasional tanpa harus mengabaikan berbagai aspek dan budaya yang bersifat lokal atau
nasional. Dalam proses pembelajaran dimaksudkan dalam pencapaian kompetensi
yang berkaitan dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran kimia merupakan target
pencapaian utama dalam proses belajar mengajar. Pencapaian kompetensi yang diharapkan terdiri dari beberapa ranah pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotrik. Menurut Benyamin S. Bloom dan Krathwool dalam
Rifa’i 2011: 86, terdapat tiga kelompok atau kawasan yang memudahkan dalam mengukur tingkat
keberhasilan atau prestasi belajar seseorang. Secara singkat masing-masing isi kawasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ranah kognitif cognitive domain
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan
knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation.
2. Ranah afektif affective domain
Tujuan pembelajaran afektif, dikembangkan oleh Krathwohl dan kawan- kawan, merupakan hasil belajar yang paling susah diukur. Tujuan
pembelajaran ini berhubungan dengan sosial, perasaan, sikap, minat, dan nilai.
3. Ranah psikomotorik psychomotoric domain
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi
syaraf. Ketiga aspek diperoleh dengan cara yang berbeda. Aspek afektif dan
psikomotor diperoleh dari sistem tagihan yang digunakan untuk mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Tidak semua mata pelajaran memiliki
aspek psikomotorik, hanya mata pelajaran yang melakukan kegiatan praktik di laboratorium dan diskusi yang memiliki aspek psikomotorik. Aspek afektif dan
psikomotorik diperoleh melalui kuosioner atau pengamatan sistematik atau observasi. Sedangkan aspek kognitif diperoleh dari tes formatif.
2.4 Petunjuk Praktikum