1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Era  globalisasi  yang  diikuti  dengan  perkembangan  teknologi  informasi mendorong kemajuan di berbagai bidang termasuk Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Pengembangan kemampuan peserta didik dalam bidang IPA merupakan salah satu kunci  keberhasilan  peningkatan  kemampuan  dalam  menyesuaikan  diri  dengan
perubahan  dan  memasuki  dunia  teknologi.  Belajar  aktif  sangat  diperlukan  oleh peserta  didik  khususnya  untuk  mendapatkan  hasil  belajar  yang  maksimum.
Keberhasilan  pembelajaran  tidak  hanya  dilihat  dari  hasil  ujian  akhir  tetapi pengalaman siswa ketika melaksanakan proses pembelajaran yang sangat penting
diperhatikan guru sebagai pendidik Susiloningsih  Rahayu, 2013. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP menuntut peserta didik
untuk  berperan  aktif  dalam  pembelajaran.  Dalam  KTSP  ini  diharapkan  peserta didik  dapat  mencapai  kompetensi-kompetensi  yang  tercantum  pada  standar
kompetensi  maupun  kompetensi  dasar  yang  harus  dicapai  oleh  peserta  didik. Pencapaian  kompetensi  pada  setiap  standar  kompetensi  yang  telah  ditetapkan
merupakan  tujuan  dari  pembelajaran  berbasis  KTSP.  Salah  satu  prinsip pengembangan  KTSP  yaitu  menciptakan  iklim  pembelajaran  yang  aktif,  kreatif,
dan  bermakna  Mulyasa,  2007:33.  Untuk  itu,  kegiatan  belajar  mengajar  yang dilakukan harus menuju pada pencapaian kompetensi. Pencapaian kompetensi ini
terdiri dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kimia  merupakan  ilmu  yang  termasuk  rumpun  sains,  dimana  ilmu  kimia
merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya melalui membaca, menuliskan  ataupun  mendengarkan  saja.  Mempelajari  ilmu  kimia  bukan  hanya
menguasai  kumpulan  pengetahuan  berupa  fakta,  konsep,  atau  prinsip  saja  tetapi dapat  berupa  suatu  proses  penemuan,  proses  membangun  konsep,
mengkomunikasikan  berbagai  fenomena  yang  terjadi,  dan  penguasaan  metode ilmiah  Jahro,  2009.  Pembelajaran  kimia  sangat  erat    kaitannya  dengan
kehidupan  sehari-hari.  Adapun  penerapan  konsep  dalam  kehidupan  sehari-hari pembelajaran  kimia  perlu  diperkenalkan  pembelajaran  baru  yaitu  pembelajaran
bervisi SETS Science, Environment, Technology, and Society Binadja, 2006. Penelitian  dengan  visi  SETS  yang  dilakukan  oleh  Maesyaroh  et  al  2013
menyatakan  pembelajaran  berbasis  SETS  mampu  meningkatkan  kompetensi peserta didik. Pembelajaran bervisi SETS merupakan pembelajaran terpadu yang
diharapkan  mampu  membelajarkan  peserta  didik  untuk  memiliki  kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi dengan memperhatikan empat unsur yaitu
sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat Binadja, 2002. Peserta didik akan lebih mudah mengaplikasikan ilmu yang telah di pelajari dalam kehidupan sehari-
hari jika peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran Kelly  Finalayson, 2009. Adapun pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara langsung
yaitu dengan melakukan praktikum di laboratorium. Salah  satu  upaya  untuk  membantu  pendidik  mengatasi  kendala  dalam
mengimplementasikan  pembelajaran  kimia  di  sekolah  adalah  dengan  penerapan
metode praktikum bervisi SETS. Melalui visi SETS ini diharapakan agar peserta didik  memiliki  kemampuan  memandang  sesuatu  secara  terintegratif  dengan
memperhatikan keempat dari unsur SETS yaitu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.  Sehingga  konsekuensinya,  diharapkan  agar  pengetahuan  yang
dipahami  peserta  didik  secara  mendalam  itu  akan  memungkinkan  peserta  didik memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari Binadja,
2000c. Praktikum ini bersifat terbuka karena dapat dilaksanakan oleh  peserta  didik
tanpa terkait waktu dan tempat. Di samping itu, penggunaan bahan yang murah, mudah  diperoleh  peserta  didik  dari  lingkungan  tempat  tinggalnya  dan  sifat
peralatannya  yang  sederhana  menjadi  salah  satu  kelebihan  praktikum  tersebut, sehingga  diharapkan  tidak  memberatkan  peserta  didik  secara  ekonomi.
Pelaksanaan praktikum tidak bergantung pada fasilitas laboratorium yang ada di sekolah, tetapi cukup menggunakan bahan dan alat yang mudah dijumpai dalam
kehidupan  sehari-hari.  Sehingga  pendidik  dan  peserta  didik  dapat  mengambil berbagai contoh serta fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Djamarah dan Zain 2010:84 mengemukakan bahwa dengan  cara melakukan praktikum  peserta  didik  diberi  kesempatan  untuk  mengalami  sendiri  atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan mengenai objek tersebut. Woolnough dan
allsop  dalam  Rustaman  et  al  2003:116  mengemukakan  bahwa  sedikitnya terdapat  empat  alasan  tentang  pentingnya  kegiatan  praktikum  yaitu  praktikum
dapat  meningkatkan  motivasi  untuk  belajar,  dapat  meningkatkan  ketrampilan-
ketrampilan dasar bereksperimen, dapat menjadi sarana belajar ilmiah, serta dapat menunjang pemahaman materi pelajaran.
Kegiatan  praktikum  agar  dapat  berjalan  sesuai  dengan  tujuan  yang diinginkan, membutuhkan sarana laboratorium yang memadai dan sebuah bahan
ajar  yang  relevan,  antara  lain  dalam  bentuk  petunjuk  praktikum.  Petunjuk praktikum  diperlukan  agar  kegiatan  praktikum  berjalan  dengan  lancar.  petunjuk
praktikum  juga  diharapkan  dapat  lebih  mendorong  praktikan  untuk  secara  aktif mengembangkan  dan  menerapkan  kemampuanya  mulai  dari  mengamati,
mengkoordinasi  hasil-hasil  praktikum  yang  dilakukan,  dan  dapat mengkomunikasikan hasil secara jelas.
Menurut Rustaman sebagai yang dikutip oleh Trisnawati 2011:110, petunjuk praktikum atau diktat praktikum merupakan sebagian sarana yang diperlukan agar
kegiatan di laboratorium berjalan dengan lancar, agar tujuan utama pembelajaran dapat tercapai, memperkecil resiko kecelakaan yang mungkin terjadi dan lain-lain.
Manfaat  dari  petunjuk  praktikum    diktat  praktikum  antara  lain:  1  dapat membantu  mencapai  ketuntasan  belajar  peserta  didik,  2  menumbuhkan
kebiasaan  kerja  ilmiah,  3  untuk  memberikan  umpan  balik  pada  guru  dalam menyusun rancangan pembelajaran yang lebih bervariasi dan bermakna. Petunjuk
praktikum  mempunyai  peran  yang  sangat  sangat  penting  dalam  melakukan kegiatan  laboratorium.  Dengan    adanya  petunjuk  praktikum  diharapkan
berdampak  positif  dalam  keberhasilan  di  laboratorium. Akan  tetapi  tidak  semua sekolah mempunyai petunjuk praktikum diktat praktikum.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA N 10 Semarang dan
wawancara  dengan  guru  mata  pelajaran  kimia  kelas  XI,  Pembelajaran  kimia  di sekolah  masih  jarang  dilakukan  dengan  metode  praktikum,  tidak  semua  konsep
kimia  yang diajarkan diikuti praktikum di laboratorium. Hal ini didapatkan dari data  siswa  pada  semester  gasal  pelajaran  20142015  siswa  hanya  melakukan
praktikum  satu  kali  pada  materi  Asam-Basa.  Dari  segi  psikomotorik  siswa, keterampilan siswa masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari kerjasama kelompok
dalam mempersiapaka alat bahan, pembuatan prosedur kerja dan laporan.  Hasil penilaian psikomotorik siswa dapat dilihat pada Gambar 1.1 dimana jumlah siswa
yang  masuk  dalam  kategori  kurang  baik  sebanyak  68  dari  jumlah  total  siswa sebanyak 147.
Gambar 1.1 Data Psikomotorik Siswa Tahun 2014 2015 Semester Ganjil Prioritas  pembelajaran  pada  umumnya  adalah  menyelesaikan  semua  materi
pelajaran  dimana  pendidik  hanya  mengacu  pada  metode  ceramah  dalam menyampaikan materi.  Pendidik cenderung lebih menekankan pada materi tanpa
mengaitkan  antara  sains  yang  dipelajari  dengan  lingkungan,  teknologi,  dan masyarakat  sebagai  satu  kesatuan  terintegrasi.  Sekolah  memiliki  fasilitas  yang
cukup  memadai.  Peralatan  dan  bahan  yang  yang  ada  di  laboratorium  cukup memadai  untuk  dilaksanakan  praktikum. Adapun  pada  saat  kegiatan  praktikum
20 40
60 80
sangat baik baik
kurang baik tidak baik
Ju m
lah si
swa
Kriteria
siswa melakukan praktikum menggunakan petunjuk praktikum yang ada di buku paket.
Dari penjelasan tersebut, maka perlu adanya petunjuk praktikum yang dapat memfasilitasi  siswa  agar  dapat  aktif  ,  terampil  dan  dapat  mengaitkan  apa  yang
dipelajari dengan lingkungan dan masyakat serta perkembangan teknologi saat ini. Pembelajaran yang tepat untuk penelitian ini adalah pembelajaran bervisi  SETS.
Dari  latar  belakang,  maka  peneliti  tertarik  untuk  mengembangkan  petunjuk praktikum dengan judul “Pengembangan Petunjuk Praktikum Bervisi SETS untuk
Meningkatkan Kompetensi Terkait Koloid”
1.2. Rumusan Masalah