Uji t secara parsial
Periode perluasaan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan penjualan Kiesno, 2002.
Debt Financing terbukti mempengaruhi Profit Expense Ratio, hasil ini mendukung teori pecking order yang menjelaskan bahwa bagi
perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. Menurut teori pecking
order, tingkat hutang yang kecil tersebut karena perusahaan tidak membutuhkan dana perusahaan eksternal Debt Financing, tingkat
keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal perusahaan cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan Hanafi, 2008.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Indriani dan Widyarti 2013 melakukan penelitian
tentang “Penentu-Penentu Struktur Modal Perusahaan yang Sahamnya Masuk Jakarta Islamic Index”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari hasil analisis struktur modal emiten syariah yang sahamnya masuk dalam perhitungan JII disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh
signifikan positif antara variabel pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal Debt to Equity RatioDER.
b. Equity Financing Berpengaruh terhadap Profit Expense Ratio Hasil statistik uji t untuk variabel Equity Financing diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari toleransi kesalahan =0,05.
Oleh karena nilai signifikansi dari variabel Equity Financing lebih kecil dari 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif sebesar
47,739; hal ini berarti penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan
“Equity Financing berpengaruh positif terhadap Profit Expense Ratio pada perusahaan Jakarta Islamic Index
JII pada periode 2010-2014 ”.
Equity Financing merupakan prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan pemodalan Arifin, 2005. Equity Financing menggunakan
sistem yang adil dimana berbagi untung profitrugi loss, sehingga memacu pengguna dana untuk meningkatkan kinerja usahanya karena
sadar bahwa tanggung jawab dipikul bersama dan adanya group control dimana pihak perusahaan melakukan pengawasan terhadap kinerja
usaha pengguna dana, sehingga jalannya usaha terkendali. Equity financing merupakan salah satu komponen penyusun aset
pada perusahaan. Dari pengelolaan Equity Financing, pemodal investor memperoleh pendapatan dividen sesuai dengan proporsi
saham yang telah dimiliki. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad 2005 bahwa dalam pembiayaan dengan prinsip Equity Financing ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh kedua belah pihak, yaitu proporsi yang dimiliki dan tingkat keuntungan bisnis aktual yang
didapat. Oleh karena itu, perusahaan sebagai pihak yang memiliki dana akan melakukan perhitungan sesuai dengan proporsi saham yang akan
dijadikan kesepakatan pembagian pendapatan. Semakin tinggi Equity Financing akan meningkatkan persentase
Equity Financing yang kemudian akan mempengaruhi tingginya Profit
Expense Ratio. Profit Expense Ratio menunjukkan nilai yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan menggunakan biaya secara efisien
dan menghasilkan profit yang tinggi dengan beban-beban yang harus ditanggungnya. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
pembiayaan Equity Financing, maka akan semakin tinggi pula profitabilitas perusahaan yang dihitung dengan Profit Expense Ratio.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sukamto 2010 tentang “Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing Terhadap Profit Expense Ratio PER Bank Umum
Syariah”. Hasil dari penelitian ini adalah tingkat Equity Financing berpengaruh positif secara signifikan terhadap peningkatan Profit
Expense Ratio PER.