EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP INVESTIGATION (GI)DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

PRISKA PURWANING TIAS AYU

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah

posttest only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 9 Metro yang terdistribusi dalam empat rombongan belajar. Sampel penelitian diperoleh dengan cara memilih dua dari empat kelas secara acak. Berdasarkan analisis data menggunakan uji t, didapatkan rata-rata hasil belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan kelas konvensional, sedangkan rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik daripada kelas konvensional, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe GI kurang efektif jika ditinjau dari hasil belajar namun efektif jika ditinjau dari aktivitas belajar.

Kata Kunci : Efektivitas, Model Pembelajaran kooperaif tipe (GI), Hasil Belajar, Aktivitas Belajar


(2)

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 29 Maret 1990. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Marliyus dan Ibu Wiwik Supriyanti.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Pertiwi Metro pada tahun 1996, pendidikan dasar di SD Al-Quran Metro pada tahun 2002, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 3 Metro pada tahun 2005, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, S1 Pendidikan Matematika melalui jalur SNMPTN.

Selama duduk di bangku sekolah, penulis dipercaya untuk mewakili sekolah dalam mengikuti beberapa lomba yang berkaitan dengan akademik. Beberapa lomba tingkat pelajar yang pernah diikuti dan prestasi yang telah diraih oleh penulis adalah juara II bidang studi PPKN pada Lomba Bidang Studi dan Olah Raga antar-SMP tingkat Kotamadya tahun 2003, juara II Speech pada Lomba Speech SMPN 3 Metro 2003.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di organisasi UKMF-FPPI FKIP sebagai anggota bidang Keputrian periode 2009/2010, dan aktif di organisasi UKM-U Penelitian sebagai Kabid Pendidikan periode 2009/2010. Pada tahun


(3)

Maju, Kecamatan Buay Bahuga, Kabupaten Way Kanan. Selain itu, penulis melaksanakan PPL di SMP Negeri 1 Bumi Agung, Buay Bahuga sejalan dengan program KKN tersebut.


(4)

P

ersembahan

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

cinta, kasih sayang dan baktiku kepada :

Ayahandaku Tersayang (Marliyus.)

Yang telah membuatku mengerti apa arti berjuang, yang dalam tiap tetes keringatnya

terdapat perjuangan untuk aku anaknya, yang telah menjadi guru kehidupan paling berharga

dalam perjalanan hidupku, serta tak pernah lelah menjadi ranting yang tak pernah patah

menopang daun-daun kehidupan keluarganya..

Ibundaku Tercinta (Wiwik Supriyanti)

Yang telah memperlihatkan padaku dunia ini, membimbingku setiap detiknya, tak pernah

lelah mengeluarkan peluh dan semangatnya untuk memberikan yang terbaik bagi aku

anaknya, serta senantiasa menyebut namaku dalam setiap doanya..

Adindaku (Katon Adi Pika)

Yang telah menjadi salah satu sumber semangatku untuk membahagiakan keluarga.

Adindaku (Tiara Adika)

Yang telah menjadi salah satu penyemangat di keluargaku

.

Para pendidik dan sahabat-sahabatku yang memberikan semangat untukku

serta almamaterku tercinta


(5)

ii Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ter-selesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan FKIP Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku ketua jurusan PMIPA yang telah mem-berikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku ketua program studi pendidikan matematika sekaligus sebagai pembimbing akademik dan pembimbing II yang telah bersedia memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi.

4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik sekaligus pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.


(6)

iii masukan dan saran-saran kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu dosen pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Ibu Siti, S.Pd., selaku kepala SMP Negeri 9 Metro, kota Metro.

8. Ibu Budiasih, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.

9. Sahabat-sahabatku di program studi S1 Pendidikan Matematika, Universitas Lampung : Aan Budi Pratama, Akhmad Suadi, Angga Yudistira, April Fitriningsih, Arifan Al Qomairi, Astri Setyawati, Retna Ayu Ningrum, Bill Susanto, Desi Trihandayani Candra, Doddy Akhmad Sidik, Eka Puspitasari, Elvina, Erika Maulina, Erma Mustika, Farida, Feni Kurniati Risda, Fenty, Hefna Safitri, Herlangga Husein, Herlin Novalia, Indah Nurmalasari, Ika Fitriyani, Laras Swesti Ningrum, Lukmannul Hakim, Nenik Dyah Kurniawati, Anastasya Nerry Meyrina, Nicky dwi Puspaningtyas, Niki Pujarwati, Novita Rochmadeni, Putty Lugita, Ratna Wulandari, Budi Roviatin, Rizky Kurnia Abadi, Sintia Mayasari, Sudirman, Sutrisno, Tomi Ade Arliansyah, Ummi Khasanah, Wawan Suwondo, Yayan Andryana, Yunita Destari dan Yunita Mustiyani atas kebersamaannya dalam menuntut ilmu dan menggapai impian. 10. Sahabat-sahabatku yang telah berjuang bersama dalam program KKN dan

PPL : Riski Lovi Patra, Siska Meitasari, Siska Aprilia Erlando, Siti Nurfitriana, Rosi Pratiwi, Sari Dwika Ratri, Nurhayati, Ni Made Marinasari, Refi Puspita Sari

11. Sahabat-sahabatku di Jurusan P. MIPA, Universitas Lampung: Prislia Anggun Larasati, Misriyanti, Anggun Yuliana Safitri.


(7)

iv Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis,


(8)

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 9

1. Hakikat Belajar Matematika ... 9

2. Aktivitas Belajar ... 11

3. Hasil Belajar ... 13

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation(GI) dalam Pembelajaran Matematika 14 5. Efektivitas Pembelajaran ... 19

B. Kerangka Pikir ... 20

C. Anggapan Dasar ... 22

D. Hipotesis ... 23 Halaman


(9)

vi

A. Populasi dan Sampel ... 24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Langkah-Langkah Penelitian ... 25

D. Data Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 27

1. Realibilitas ... 28

2. Daya Beda ... 29

F. Teknik Analisis data ... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Hasil Belajar Matematika Siswa ... 37

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 40

B. Pembahasan ... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(10)

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian ... 25

3.2 Interpretasi Nilai Koefisien Realibilitas ... 28

3.3 Interprestasi Nilai Daya Pembeda ... 30

3.4 Rekapitulasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 31

3.5 Hasil Uji Coba Tes ... 32

4.1 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata Skor, dan Simpangan Baku Post Test ... 37

4.2 Rangkuman Hasil Uji Coba Normalitas Data Hasil Belajar Matematika 4.3 Nilai Varians untuk Distribusi DataPosttest... 38

4.4 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata DataPosttest... 39


(11)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks serta melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan se-jumlah siswa dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semua itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikuti pembelajaran. Dengan kompleksitas siswa yang tinggi, seorang guru diharapkan mampu untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat membuat proses belajar siswa menjadi efektif dan efisen. Untuk mewujudkan proses belajar siswa menjadi efektif dan efisien dewasa ini banyak dikembangkan model pembelajaran, namun tidak setiap model pembelajaran cocok untuk setiap mata pelajaran.

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan salah satu mata pelajaran inti adalah pelajaran matematika. Di sekolah umumnya siswa memandang mata pelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari. Seperti dikemukakan oleh Cockcroft (dalam Herdiana, 2009: 3) kenyataan di lapangan ternyata matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk diajarkan dan dipelajari.

Anggapan mengenai matematika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari tampak dari belum maksimalnya hasil belajar siswa pada


(12)

disebabkan oleh berbagai masalah. Kusnandar (2009: 3) menyatakan dalam pembelajaran matematika di sekolah ditemukan keragaman masalah sebagai berikut: (1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran masih belum tampak, (2) Para siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas atau kurang paham, (3) Kurang terampilnya siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan di sekolah, (4) Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Selanjutnya, Mettes (dalam Herdiana, 2009: 3) menyatakan bahwa siswa hanya mencontoh dan men-catat bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah dikerjakan oleh gurunya. Jika mereka diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan, maka mereka merasa bingung karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja. Dari pendapat di atas, ternyata aktivitas belajar dan hasil belajar siswa di sekolah masih sangat rendah.

Berdasarkan observasi dan wawancara, sekolah di Metro pada umumnya masih menggunakan metode konvensional yang hanya mengandalkan penjelasan guru dan soal-soal latihan yang kurang berkembang. Ternyata hal ini dibarengi dengan masalah yang sama seperti yang dikemukakan pakar di atas. Untuk itu perlu di-carikan suatu srategi ataupun model pembelajaran agar siswa mendapatkan suatu kemudahan dalam belajar matematika, dengan tetap memperhatikan kehati-hatian dalam memilih model pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran

matematika. SMP Negeri 9 Metro merupakan sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai, namun metode pembelajarannya masih meng-gunakan metode konvensional yang umum dimeng-gunakan oleh guru matematika lainnya di kota Metro. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 9 Metro, di-ketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VII terhadap pelajaran matematika pada


(13)

ujian tengah semester II tahun pelajaran 2011/2012 masih sangat rendah, dengan . Hal ini menunjukkan bahwa dengan fasilitas yang memadai tetapi metode pengajaran yang masih konvensional tidak cukup berhasil untuk membuat siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan. Penggunaan metode konvensional yang guru lakukan di sekolah itu, siswa tidak belajar secara aktif di kelas, yang mengakibat-kan hasil belajar siswa kurang memuasmengakibat-kan. Dari wawancara terhadap guru kelas, diketahui bahwa pada saat guru menerangkan pelajaran banyak siswa yang kurang fokus belajar, pada saat mengerjakan soal mereka cenderung saling mencontek satu sama lain. Dari hasil wawancara dapat terlihat bahwa pembelajaran

konvensional yang dilakukan di kelas itu, tidak lagi sesuai untuk diterapkan dalam kelas guna mencapai aktivitas dan hasil belajar yang di inginkan.

Dewasa ini pembelajaran secara berkelompok sedang menjadi primadona dan banyak dikembangkan di Indonesia. Strategi pembelajaran yang secara ber-kelompok yang tengah dikembangkan saat ini, memunculkan pembelajaran yang membuat kelompok-kelompok kecil di dalam kelas, yaitu pembelajaran

kooperatif. Eggen and Kauchack (dalam Nurul, 2009: 3) mengemukakan pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Bekerja secara kolaborasi menuntut siswa saling bekerjasama satu sama lain untuk mengupas pelajaran yang tidak lagi secara utuh diberikan oleh guru, sehingga siswa harus menggali sendiri ilmu yang ingin didapatnya, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan pendamping pembelajaran.


(14)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalahGroup Investigation (GI). Group Investigation (GI)merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang

tersedia, misalnya dari buku pelajaran, internet, ataupun lingkungan sekitar siswa. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai pada tahap akhir pembelajaran. Dalam model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigationterdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atauinquiri, pengetahuan atauknowledge, dan dinamika kelompok atauthe dynamic of the learning group, (Udin, 2001: 75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut.

Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara

langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah: (1) Dalam model pem-belajaran kooperatif GI berpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran, (2) Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan ber-interaksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok, (3) Model pembelajaran kooperatif


(15)

tipe GI, siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam ber-komunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut, (4) Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Http//www.Akhmad sudrajat.wordpress.com) [diakses tanggal 25-01-2012 pukul 10.00]. Melalui model pembelajaran

kooperatif tipe GI suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki

keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rumusan Masalah Umum :

Apakah model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa?

2. Rumusan Masalah Khusus:

a. Apakah rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode


(16)

b. Apakah rata-rata aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya mengguna-kan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibandingmengguna-kan rata-rata aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran konvensional ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation(GI)ditinjau dari aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi khasanah teori pem-belajaran matematika yang berkaitan dengan model pempem-belajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)dan konvensional, serta efektivitas penerapan-nya jika ditinjau dari aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa kelas eksperimen, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar matematika yang baru.

b. Bagi guru mitra, diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru tentang model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. c. Bagi sekolah, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam rangka perbaikan proses pembelajaran matematika di sekolah.


(17)

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah model pembelajaran kooperatif yang mempunyai enam tahapan sebagai berikuit: 1) Mengidentifikasi topik yang dilakukan oleh guru bersama murid, dan mengatur murid ke dalam kelompok; 2) Siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari; 3) Siswa melakukan investigasi; 4) Siswa menyiapkan laporan akhir; 5) Siswa mem-presentasikan laporan akhir; 6) Siswa bersama dengan guru melakukan evaluasi materi pembelajaran.

2. Efektivitas model pembelajaran adalah tingkat keberhasilan proses pem-belajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, yang biasanya dilihat melalui hasil tes. Efektivitas model pembelajaran ditinjau dari dua aspek, yaitu:

a. Aspek aktivitas belajar siswa dilihat dari aktivitas yang relevan dengan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran kooperatif tipe GI dikatakan efektif jika persentase aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe GI lebih besar dibandingkan

persentase aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran tipe konvensional. b. Aspek hasil pembelajaran dilihat dari tes. Model pembelajaran kooperatif

tipe GI dikatakan efektif jika nilai rata-rata post test kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik dibandingkan nilai rata-rata post test kelas dengan pembelajaran tipe konvensional.

3. Aktivitas belajar siswa di kelas yakni kegiatan siswa yang relevan dengan aktivitas pembelajaran dikelas. Adapun aspek yang termasuk dalam aktivitas belajar siswa yang relevan dengan pembelajaran di kedua kelas adalah : 1)


(18)

Visual meliputi pandangan berfokus pada guru, membaca buku cetak maupun catatan matematika, memperhatikan pekerjaan teman; 2) Berbicara (mental) meliputi bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, me-nanggapi penjelasan guru, dan menyatakan pendapat atau memberi saran; 3) Motorik meliputi menulis hasil diskusi (pada kelas eksperimen) atau tanya jawab materi (pada kelas kontrol), menggambar bangun datar yang terdapat gambar bangun datar di dalamnya, dan mengerjakan latihan (pada kelas kontrol) atau LKK (pada kelas eksperimen).

4. Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa pada aspek kognitif sebagai akibat dari perubahan tingkah laku setelah mengikuti pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang diukur dengan tes yang dinyatakan dengan nilai tes.


(19)

A. Kajian Teori

1. Hakikat Belajar Matematika

Kegiatan belajar merupakan hal penting yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa.

Berikut adalah pengertian belajar, Slameto (1987: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Roestiyah (1989: 8) mengemukakan bahwa belajar adalah proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu.

Sudjana (2000: 28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pemahaman, pengetahuan, sikap dan tingkah lakunya, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.


(20)

adalah suatu usaha-usaha atau tindakan sadar yang dilakukan oleh individu sehingga mengakibatkan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungannya dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.

Hamzah (2000: 60).menjelaskan matematika berasal dari bahasa latin

manhenern mathema

wiskunde

-kaitan dengan penalaran. Matematika merupakan pelajaran yang memerlukan pemusatan pemikiran untuk mengingat dan mengenal kembali semua aturan-aturan yang ada yang harus dipenuhi untuk menguasai materi yang dipelajari.

Hudoyo (1988: 3) bahwa matematika itu berkenaan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Karena matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, maka konsep-konsep

matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum manipulasi simbol-simbol itu. Lebih lanjut Hudoyo (1988: 4) menyatakan bahwa belajar matematika yang terputus-putus akan mengganggu terjadinya proses belajar. Ini berarti bahwa belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinu.

Dari beberapa pendapat di atas, belajar matematika dapat diartikan sebagai usaha-usaha atau tindakan sadar yang dilakukan oleh individu sehingga mengakibatkan


(21)

bertambahnya pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap matematis yang di-peroleh dari interaksi individu dengan lingkungannya dan pengalaman yang me-nyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu di dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.

2. Aktivitas Belajar

Dalam proses pembelajaran, aktivitas memegang peranan yang sangat penting. Nasution (2003: ktivitas adalah segala sesuatu tingkah laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan, diamati seseorang

men-iaget (dalam Ruhani, 2004:7) mengungkapkan g ia berbuat. Tanpa berbuat anak tak berpikir. Agar ia berpikir sendiri (aktif) ia harus diberi kesempatan untuk berbuat

Hal ini sejalan dengan pendapat Ruhani (2004: 7) yang menyatakan ti melalui berbagai aktivitas, baik aktivitas fisik maupu Untuk itu agar siswa mau berpikir hal terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah me-nyelenggarakan pembelajaran yang menuntut siswa menggali sendiri ilmu yang diperlukan sehingga siswa aktif belajar dan merasakan pembelajaran yang berkualitas.

Terkait dengan manfaat aktivitas dalam pembelajaran Hamalik (2008: 91) me-nyatakan bahwa penggunaan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu yaitu: a) Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung me-ngalami sendiri, b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, c) Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok, d) Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri sehingga sangat bermanfaat dalam


(22)

rangka pelayanan perbedaan individual, e) Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah, dan mufakat, f) Mem-bina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa, g) Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme, dan h) Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat penuh dinamika.

Dengan rancangan pembelajaran yang menitikberatkan pada penggalian informasi oleh siswa akan menambah ranah aktivitas siswa jika dibandingkan dengan belajaran konvensional. Dengan keikutsertaan siswa yang aktif dalam pem-belajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar itu sendiri, dengan itu siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan aspek-aspek tingkah laku

lainnya.

Diedrich (dalam Ruhani, 2004: 9) menggolongkan aktivitas yang dilakukan siswa adalah aktivitas melihat misalnya membaca, memperhatikan guru, melihat

gambar, dll; aktivitas berbicara misalnya menyatakan, bertanya, berdiskusi, dll; aktivitas mendengarkan misalnya mendengarkan uraian, mendengarkan cerita, mendengarkan narasi, dll; aktivitas menulis misalnya menulis karangan, menulis cerita, dll; aktivitas menggambar misalnya membuat grafik, membuat bangun, membuat peta, dll; aktivitas motorik misalnya melakukan percobaan; aktivitas mental misalnya menanggapi dan mengingat; aktivitas emosional misalnya menaruh minat atau bosan.


(23)

Dari uraian tersebut, aktivitas belajar siswa adalah kegiatan siswa yang relevan selama proses pembelajaran baik fisik maupun psikis (kejiwaan). Kegiatan ter-sebut dapat berupa kegiatan bertanya, mengerjakan tugas, berdiskusi, me-nanggapi, dan lain sebagainya.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Menurut Dimyati dan Mujiono (2002: 3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne (dalam Dimyati dan Mujiono, 2002: 10) menyatakan bahwa kelima hasil belajar tersebut sebagai berikut:

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi verbal me-mungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan serta mempresentasikan konsep dan lambang.

Ke-terampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak. Konsep konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.


(24)

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Hamalik (2008: 146) menyatakan pengertian hasil belajar sebagai berikut:

keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejum

Hasil belajar yang diharapkan dari pembelajaran matematika jika dikaitkan

dengan beberapa pendapat ahli mengenai hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang diukur dengan tes sebagai akibat dari terbukanya wawasan berfirkir logis dalam pembelajaran matematika.

4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation(GI) dalam Pembelajaran Matematika

Pembelajaran kooperatif, menurut Trianto (2010: 56) muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi,

menurutnya hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Berdasarkan pendapat Gokhale (1995) (dalam Elfis, 2010: 1), model pembelajaran kooperatif telah diyakini oleh banyak ahli pendidikan sebagai model pembelajaran yang dapat memberi peluang siswa untuk terlibat dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Meskipun model pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif siswa bukan


(25)

berarti guru tidak berpartisipasi, sebab dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai perancang, fasilitator dan pembimbing proses pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan hasil penelitian Slavin (1995) (dalam Rusman, 2010: 205)

memyatak bahwa:

(1) Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain.

(2) Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

Jarolimek dan Parker (dalam Nurfarida, 2009: 19), menyatakan keunggulan yang diperoleh dari pembelajaran kooperatif adalah:

a. Saling ketergantungan yang positif.

b. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. c. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. d. Suasana kelas rileks dan menyenangkan.

e. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru.

f. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

Adapun kelemahan dari model pembelajaran kooperatif ini adalah:

a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, sehingga lebih banyak memerlukan waktu, pikiran, dan tenaga.

b. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai agar proses pembelajaran berjalan lancar.


(26)

c. Selama diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan meluasnya topik permasalahan yang sedang dibahas.

d. Saat berdiskusi, terkadang cenderung didominasi oleh seseorang, sehingga dapat mengakibatkan siswa lain menjadi pasif.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalahGroup Investigation(GI). Slavin (1995: 112), belajar kooperatif dengan model GI sangat cocok untuk bidang kajian yang memerlukan kegiatan studi proyek terintegrasi, yang me-ngarah pada kegiatan perolehan, analisis, dan sintesis informasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Selanjutnya Slavin (1995: 113-114) membagi tahap-tahap pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) tahap sebagai berikut:

Tahap 1: Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran.

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.

d. Guru harus membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi pengaturan

Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari Para siswa merencanakan bersama mengenai: 1. Apa yang kita pelajari?


(27)

Siapa melakukan apa? (pembagian tugas).

3. Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

Tahap 3: Melaksanakan Investigasi

a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya

c. Para siswa saling bertukar , berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.

Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir

a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya olah seluruh anggota kelas


(28)

a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan

pengalaman-pengalaman mereka.

b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran tingkat tinggi.

(asesmen diarahkan untuk mengevaluasi pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis).

Dengan topik materi matematika yang cukup luas dan desain tugas-tugas atau sub-subtopik yang mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Selanjutnya, dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Para siswa kemudian melakukan evaluasi dan sintesis terhadap informasi yang telah didapat dalam upaya untuk membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.

5. Efektivitas Pembelajaran

Suatu pembelajaran dikatakan efektif jika memberikan ruang terhadap siswa untuk melakukan aktivitas seluas-luasnya guna memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru saat proses pembelajaran berlangsung. Seperti dinyatakan oleh Hamalik (2008: 171) bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar karena aktivitas yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan pengalaman baru bagi siswa untuk mendapatkan


(29)

pengetahuan baru pula. Pendapat yang sama Trianto (2009: 12) menerangkan bahwa belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya di-harapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.

Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 584) efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya) atau dapat membawa hasil, sedangkan efektivitas memiliki arti keadaan berpengaruh, hal berkesan, atau keberhasilan.

(Slameto, itas merupakan kesesuaian antara siswa

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diharapkan, karena hasil belajar dengan efektivitas pembelajaran selalu ber-banding lurus.

Untuk mengetahui keefektifan mengajar menurut Trianto (2009: 20) dapat di-lakukan dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk meng-evaluasi berbagai aspek proses pembelajaran. Hamalik (2008: 146) menyatakan pengertian hasil belajar sebagai berikut:

ingkat

keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes

Berdasarkan uraian di atas efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, yang biasanya dilihat melalui hasil tes.


(30)

Model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)merupakan model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan proses pembelajaran pada peran aktif siswa, dari tahapan pertama sampai tahapan terakhir pembelajaran siswa diajak untuk berperan aktif dalam menyelenggarakan pembelajaran. Tahapan-tahapan pembelajaran model kooperatif tipe GI dimulai dari mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok, dalam tahapan ini siswa mencari topik yang terkait dengan bahan ajar, membaginya dalam subtopik yang relevan dan membentuk kelompok berdasarkan ketertarikan pada subtopik tersebut, pada tahapan ini guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan menjadi

fasilitator pengaturan. Tahapan kedua adalah merencanakan tugas, pada tahapan ini siswa merencanakan apa, bagaimana, serta tujuan subtopik yang mereka pilih. Tahapan ketiga adalah melaksanakan investigasi, pada tahapan ini siswa di-fasilitasi oleh guru untuk mempelajari sendiri subtopik yang telah mereka pilih. Tahapan selanjutnya adalah menyiapkan laporan akhir, masih dipandu oleh guru siswa menyiapkan inti dari subtopik yang telah mereka pelajari untuk

di-presentasikan, odalam tahapan ini pula siswa telah memilih perwakilan

kelompoknya yang akan maju untuk menjadi presentator. Tahapan kelima adalah presentasi. Dan yang terakhir adalah evaluasi, yaitu tahap dimana siswa mem-berikan umpan balik terhadap presentasi, serta dilanjutkan dengan penyimpulan subtopik bersama dengan guru dan seluruh kelas. Dari tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa sangat ditonjolkan dan hasil belajar siswa pun dapat ditingkatkan dengan siswa yang telah memahami topik atau materi pembelajaran secara individual.

Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Tahapan pembelajaran konvensioanl dimulai dengan motivasi dan apersepsi


(31)

dalam tahapan ini siswa dibuka pengetahuan awalnya mengenai materi yang akan diberikan, dari sini guru dapat melihat sejauh mana kesiapan siswa untuk

menerima materi berkenaan dengan pengetahuan awal siswa tentang materi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, untuk membuka

pandangan siswa tentang materi yang akan diberikan secara garis besar, setelah itu guru mulai memberikan materi pada siswa. Untuk melihat sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan siswa diberikan kesempatan untuk ber-tanya jika ada materi yang belum dipahami, tahapan ini adalah tahapan ber-tanya jawab. Setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk mencatat, jika ada materi pelajaran yang penting dari penjelasan guru, termasuk hasil tanya jawab siswa dan guru. Tahapan selanjutnya adalah siswa diberikan latihan individual, untuk kemudian perwakilan siswa maju untuk mengerjakan didepan kelas, pada tahapan ini pemahaman siswa terhadap materi dapat mulai dilihat. Kemudian siswa di-berikan kesempatan bertanya tentang soal atau materi kembali untuk kemudian dijawab oleh guru, yang terakhir adalah penguatan materi, hal ini dilakukan guru untuk memberikan penegasan dari materi yang baru saja diberikan.

Dari uraian tahapan pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa dalam model pem-belajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI),aktivitas siswa lebih dominan dibandingkan aktivitas guru, mulai dari tahap perencanaan sampai evaluasi, sedangkan pada pembelajaran konvensional aktivitas pembelajaran lebih di-dominasi oleh guru, terutama pada saat mempelajari materi. Dari tingginya aktivitas belajar siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe GI siswa dapat memaksimalkan hasil belajarnya dibandingkan pembelajaran konvensional, karena siswa mencari dan memahami sendiri materi yang didapatnya, selain itu presentasi dari teman sebaya biasanya lebih efektif untuk dimengerti


(32)

dibanding-kan bahasa formal yang sering dipakai guru seperti pada pembelajaran konvensional.

C. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah faktor lain yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, selain penggunaan model pem-belajaran diabaikan.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Secara Umum : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)efektif jika ditinjau dari aktivitas belajar dan hasil belajar siswa .

2. Secara Khusus :

a. Rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pem-belajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)lebih baik dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvesional.

b. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)lebih baik dibandingkan rata-rata aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvesional.


(33)

A. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 9 Metro. Populasi berjumlah 112 siswa, dan terbagi ke dalam empat rombongan belajar yang

terdistribusi dari kelas VII A-VII D dengan pendistribusian siswa merata (tidak ada kelas unggulan). Dari empat rombongan belajar tersebut diambil dua rombongan belajar secara random sebagai sampel penelitian, satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol. Berdasarkan hasil ujian mid semester II untuk nilai matematika maka diambil kelas VII A dan VII B sebagai sampel penelitian. Kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan VII B sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu menggunakan desainpost-test onlydengan kelompok pengendali yang tidak diacak sebagaimana dikemukakan Furchan (1982: 368) dalam Tabel 3.1.

Pada kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI)sedangkan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, kemudian dilakukan tes akhir. Tes akhir adalah tes hasil belajar yang dilakukan pada kedua kelas sampel dengan soal tes yang sama.


(34)

Kelompok Perlakuan Post-test

E X O1

P C O2

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

P = Kelas pengendali atau kontrol

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipeGroup Investigation (GI)

C = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran konvensional O1= Skorpost-testpada kelas ekperimen

O2= Skorpost-testpada kelas kontrol

C. Langkah Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut:

1. Melakukan Penelitian Pendahuluan untuk melihat kondisi sekolah, seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, dan cara mengajar guru matematika selama pembelajaran.

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan untuk kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan soal tes hasil belajar sekaligus aturan penskorannya serta lembar observasi aktivitas belajar siswa.

4. Melakukan validasi instrumen 5. Melakukan uji coba soal tes.

6. Melakukan perbaikan instrumen tes bila diperlukan. 7. Melaksanakan penelitian / perlakuan


(35)

9. Menganalisis hasil penelitian. 10.Menyusun hasil penelitian.

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Adapun data hasil belajar yaitu data berupa nilai yang diperoleh setelah di-lakukannya post test terhadap kelas yang diberikan perlakuan dengan gunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan terhadap kelas yang meng-gunakan pembelajaran konvensional.

Sedangkan data aktivitas yaitu data observasi aktivitas belajar siswa selama pem-belajaran berlangsung pada kelas yang diberikan model pempem-belajaran kooperatif tipe GI dan terhadap kelas menggunakan pembelajaran konvensional.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, dan observasi baik dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI maupun dengan pembelajaran konvensional. Tes digunakan untuk me-ngukur hasil belajar siswa dalam memahami materi yang diberikan. Tes yang di-gunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berbentuk uraian, tes diberikan sesudah pembelajaran (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Se-dangkan observasi dilakukan untuk mendapatkan data aktivitas belajar selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(36)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berbentuk uraian, dan lembar observasi aktivitas belajar siswa. Tes diberikan sesudah pem-belajaran (post-test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes diberikan sesudah pembelajaran dimaksudkan untuk melihat pengaruh pembelajaran ter-hadap hasil belajar siswa SMP Negeri 9 Metro. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria tes yang baik. Tes yang telah disusun, diantaranya memenuhi validitas isi.

Validitas isi dari suatu tes hasil belajar diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar dengan indikator yang telah di-tentukan untuk pelajaran matematika, apakah hal-hal yang tercantum dalam indikator sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar tersebut atau belum. Validitas tes ini dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran matematika kelas VII. Penilaian guru mata pelajaran matematika kelas VII menyatakan bahwa butir-butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator maka tes tersebut dikategorikan valid. Setelah perangkat tes dinyatakan valid, maka

perangkat tes diujicobakan. Tes yang digunakan diuji coba di luar sampel tetapi masih dalam populasi. Setelah diujicobakan, diukur tingkat realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Perangkat tes telah memenuhi kriteria kriteria tersebut, maka perangkat tes termasuk dalam kriteria tes yang baik sehingga soal layak digunakan.


(37)

2 2 11 1 1 t i S S n n r

Reliabilitas tes diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan untuk me-ngetahui tingkat keterandalan suatu tes. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2001: 207) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus Alpha, yaitu :

Keterangan : 11

r = Koeffisien reliabilitas n = Banyaknya butir soal

2 i

S = Jumlah varians skor dari tiap butir item 2

t

S = Varians total

Menurut Guilford (Suherman, 1990: 177) koefisien reliabilitas diinterpretasikan seperti yang terlihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Koeffisien Reliabilitas

Nilai Interpretasi

Antara 0,00 s.d 0,20 Reliabilitas sangat rendah Antara 0,20 s.d 0,40 Reliabilitas rendah

Antara 0,40 s.d 0,70 Reliabilitas sedang Antara 0,70 s.d 0,90 Reliabilitas tinggi

Antara 0,90 s.d 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki koefisien reliabilitas lebih dari 0,70.

Dari hasil uji coba post-test yang dilakukan terhadap 24 siswa kelas VIII F, di-peroleh koefisien reliabilitas 0,80 untuk soal post-test yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa instrument post-test dalam penelitian ini memenuhi uji reliabilitas.


(38)

IA

JB

JA

DP

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 50 % siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 50 % siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut

kelompok bawah) (Arikunto, 2009: 212). Daya pembeda ditentukan dengan rumus

Keterangan :

DP = indeks daya pembeda satu soal butir tertentu

JA = jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB = jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA = jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)

Menurut Sudijiono (2001: 388) hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.3.

Untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini digunakan butir soal dengan daya beda lebih dari atau sama dengan 0,4. Dari hasil uji coba post-test yang dilakukan terhadap 24 siswa kelas VIII F diperoleh hasil soal post-test seluruh nomor memiliki daya beda lebih dari 0,4 kecuali soal nomor 2b dengan daya beda 0,29.

Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Daya Pembeda


(39)

T T

I

J

TK

Kurang dari 0,20 Buruk

0,20-0,40 Sedang

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Sangat Baik

Bertanda negatif Buruk sekali

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus:

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran suatu butir soal

JT = jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diolah

IT = jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal.

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2001: 372) seperti tabel berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai tingkat kesukaran

Nilai Interpretasi 15 , 0 00 ,

0 TK Sangat sukar

30 , 0 16

,

0 TK Sukar

70 , 0 31

,

0 TK Sedang

85 , 0 71

,

0 TK Mudah

00 , 1 86

,

0 TK Sangat mudah

Untuk keperluan pengambilan data dalam penelitian ini, digunakan butir-butir soal dengan kriteria sedang, yaitu dengan membuang butir-butir soal dengan kategori terlalu mudah dan terlalu sukar.


(40)

Dari hasil uji coba post-test yang dilakukan terhadap 24 orang siswa kelas VIII F, semua nomor soal memiliki taraf kesukaran sedang kecuali soal nomor 2b dengan taraf kesukaran 0,81 atau tergolong mudah.

Soal untuk mengukur hasil belajar siswa disusun dalam bentuk tes uraian. Skor jawaban disusun berdasarkan indikator hasil belajar siswa. Adapun indikator hasil belajar siswa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyatakan ulang suatu materi.

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberi contoh dan non contoh dari materi.

d. Menyajikan materi dalam berbagai bentuk representasi matematika. e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu materi.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan materi atau algoritma pemecahan masalah.

Sedangkan instrumen penilaian aktivitas belajar siswa berupa lembar observasi. Adapun aspek yang diamati adalah:

No. Aktivitas Indikator

1. Visual a. Pandangan berfokus pada guru b. Membaca buku cetak maupun catatan

matematika

c. Memperhatikan pekerjaan teman (bertanya, mengerjakan contoh)

2. Berbicara (mental) a. Bertanya kepada guru

b. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru c. Menanggapi penjelasan guru

d. Menyatakan pendapat atau memberi saran 3. Motorik a. Menulis hasil diskusi atau tanya jawab tentang

materi

b. Menggambar bangun datar pada soal yang terdapat gambar bangun datar di dalamnya c. Mengerjakan latihan atau LKK


(41)

Setiap siswa diamati aktivitasnya dalam setiap pertemuan dengan memberi tanda aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan.

Setelah melakukan perhitungan, terdapat satu soal yaitu nomor 2b dengan kategori soal mudah dan daya beda soal sedang sehingga soal tersebut tidak di-gunakan. Adapun rekapitulasi uji coba test dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Test

No Soal Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Reliabilitas 1a Valid 0,66 sedang 0,42 baik

0,8 1b Valid 0,62 sedang 0,42 baik

1c Valid 0,66 sedang 0,50 baik 1d Valid 0,70 sedang 0,42 baik 1e Valid 0,66 sedang 0,57 baik 2a Valid 0,64 sedang 0,42 baik 2b Valid 0,81` mudah 0,29 sedang

3 Valid 0,68 sedang 0,54 baik (reliabel) 4a Valid 0,66 sedang 0,50 baik

4b Valid 0,70 sedang 0,42 baik 4c Valid 0,70 sedang 0,42 baik 4d Valid 0,45 sedang 0,42 baik 5 Valid 0,59 sedang 0,52 baik

Dari Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa realibilitas test, daya beda, dan tingkat

kesukaran test belum memenuhi kriteria. Soal nomor 2b memiliki daya beda dan tingkat kesukaran yang belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Untuk pengambilan data pada penelitian ini soal nomor 2b tidak dipergunakan, sehingga butir soal yang digunakan dalam pengambilan data ini memiliki kriteria daya beda tinggi, tingkat kesukaran sedang, dan realibilitas soal sebesar 0,77 atau realibilitas tinggi.


(42)

k

i i

i i hitung

E E O x

1

2 2

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, diperlukan suatu analisis data untuk memperoleh kesimpulan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah populasi berdistribusi normal atau sebaliknya. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah:

H0: Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat:

dengan:

X2 = nilai Chi-kuadrat Oi = frekuensi pengamatan Ei = frekuensi yang diharapan k = banyaknya kelas interval

Kriteria pengujian, jika x2hitung x2tabel dengan dk = k 1, maka data ber-distribusi normal. (Sudjana, 2005: 273).

b. Uji Homogenitas Varians Populasi

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen (Arikunto,


(43)

1 1 2 2 i i i n s n s

2005: 318). Uji homogenitas varians yang dilakukan adalah uji Bartlett. Uji Bartlett menurut Sudjana (2005: 261) sebagai berikut:

a. Hipotesis Ho : 22

2

1 (variansi homogen) H1 : 12 22 (variansi tidak homogen)

b. = 0,05

c. Satitistik Uji

1) Menghitung S2dari masing-masing kelas.

2) Menghitung semua varians gabungan dari semua kelas dengan rumus:

3) Menghitung Nilai Satuan B dengan rumus:

4) Uji Barlet dengan menggunakan statistik chi kuadrat dengan rumus: X2= [(ln 10){B - S(ni 1)log Si]

d. Kriteria Uji : terima H0jika X2hitung< X2tabeldengan X2tabel(1- -1)

c. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, analisis berikutnya ada-lah menguji hipotesis, yaitu uji kesamaan rata-rata skorposttest(skor pemahaman konsep kedua kelompok), dan uji data aktivitas belajar siswa.

Karena data yang diperoleh normal dan homogen maka digunakan uji kesamaan dua rata-rata, yaitu uji dua pihak.

1 2 2 n x x

si i

1 )

(logs2 ni B


(44)

Hipotesis untuk uji kesamaan dua rata-rata, uji dua pihak menurut Sudjana (2005: 243) adalah:

H0: 1 = 2 H1: 1 2 Keterangan:

1= rata-rata skorposttestsiswa yang pembelajarannya menggunakan model GI 2= rata-rata skor posttest siswa yang pembelajarannya menggunakan metode

konvensional 2 1 2 1 1 1 n n s x x t

Statistik yang digunakan untuk uji ini adalah:

Dengan

keterangan:

= skor rata-rataposttestdari kelas eksperimen = skor rata-rataposttestdari kelas kontrol n1 = banyaknya subyek kelas eksperimen n2 = banyaknya subyek kelas kontrol

= varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol S2 = varians gabungan

Dengan kriteria pengujian: terima H0jika thitung <t1- dengan derajat kebebasan dk = (n1+ n2 2) dan peluang (1- dengan taraf signifikan =5%. Untuk harga t lainnya H0ditolak.

2. Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 n n s n s n s


(45)

Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi. Setelah selesai observasi di-hitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa lalu dinyatakan dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana

(2002: 69) sebagai berikutAi= x 100%.

Keterangan: Ai : persentase aktivitas siswa

Na : banyaknya aktivitas yang terkategori aktif N : banyaknya aktivitas yang diamati

Selanjutnya, dihitung rata-rata persentase aktivitas siswa selama lima kali

pertemuan, kemudian rata-rata persentase aktivitas seluruh siswa selama lima kali pertemuan apa kelas eksperimen dibandingkan secara deskriptif terhadap rata-rata persentase aktivitas seluruh siswa selama lima kali pertemuan pada kelas kontrol.


(46)

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI tidak lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Sedangkan aktivitas

belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih baik jika dibandingkan dengan aktivitas belajar siswa yang pem-belajarannya menggunakan metode konvensional. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe GI kurang efektif jika ditinjau dari hasil belajar siswa namun efektif jika ditinjau dari aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan guru dapat meningkatkan frekuensi pembelajaran secara ber-kelompok pada siswa, sehingga siswa terbiasa menggali informasi melalui belajar bersama.

2. Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas model pembelajaran tipeGroup Investigation(GI) ditinjau dari


(47)

aktivitas dan hasil belajar siswa dengan karakteristik siswa yang sama seperti karakteristik siswa pada penelitian ini.


(48)

INVESTIGATION(GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Priska Purwaning Tias Ayu Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(49)

KOOPERATIF TIPEGROUP

INVESTIGATIONDITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran

2011/2012)

Nama Mahasiswa : Priska Purwaning Tias Ayu Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021044

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. KomisiPembimbing

Dra. Nurhanurawati, M.Pd. Drs.Pentatito Gunowibowo, M.Pd.

NIP.196708081991032001 NIP.196105241986031006

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(50)

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. __________

Sekretaris : Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Rini Asnawati, M.Pd. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(51)

Abdurrahman, Mulyono.1999.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta dan Depdikbud. Jakarta.

Ahmad Rohani. 2004.Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono.2002.Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan Rineka Cipta. Jakarta.

Elfis. 2010.Pembelajaran Kontekstual Biologi.Error! Hyperlink reference not valid.Januari 2010)

Hamalik, Oemar.2008.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamzah. B. Uno. 2000.Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Akasara.

Herdiana, H. 2009.Pembelajaran Dengan Pendekatan Methaporical Thinking Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Komunikasi Matematik dan Kepercayaan diri Siswa SMP. Disertasi

Bandung:UPI.Tidak Diterbitkan

Hudoyo, H. 1988.Mengajar Belajar Matematika.Depdikbud Dirjen

Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Hudoyo, Herman.1979.Pengembangan Kurikulum Matematika Serta Penera-pannya di Depan Kelas. Usaha Nasional. Surabaya.

Kiranawati. 2007.Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). M. Ngalim Purwanto. 1990.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


(52)

Nurkanca, Wayan dan P.P.N Sumartana.1982.Evaluasi Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.

Roestiyah, N.K. 1989.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara. Ruseffendi, E.T.1980.Pengajaran Matematika Modern. Tarsito. Bandung. Siti Maesaroh. 2005.Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan

Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Slameto.1987.Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Bumi Aksara. Jakarta.

Slavin, E. Robert. 1995.Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. Allyn & Bacon. Boston

Sudjana, Nana. 2000.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Sinar Baru Algosindo. Bandung

Sudjana. 2002.Metoda Statistika.Tarsito. Bandung Sudjana.2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Soedjadi.2000.Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Depdiknas. Jakarta Sudrajat, Akhmad. 2009.Strategi Pembelajaran kooperatif Metode Group

Investigation.Http//www.Akhmad sudrajat.wordpress.com. (Diakses tanggal 25-01-2012 pukul 10.00)

Trianto. 2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Trianto. 2010.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Udin S. Winaputra. 2001.Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1.

Usman, Moh. Uzer. 2000.Menjadi Guru Profesional.Remaja Rosdakarya. Bandung

Gunowibowo, Pentatito. 2008.Efektivitas Pendekatan Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Dan Sikap

Terhadap Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas IV SD Di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo.Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Tesis


(53)

MOTTO

Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan duniawi

dan perhiasannya; sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.

(An-Qassas:60)

Hidup untuk membahagiakan orang di sekitarku.

(Priska Purwaning Tias Ayu)


(54)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Priska Purwaning Tias Ayu

NPM : 0813021044

program studi : Pendidikan Matematika jurusan : Pendidikan MIPA

menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012 Pemberi pernyataan

Priska Purwaning Tias Ayu NPM 0813021044


(1)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEGROUP

INVESTIGATIONDITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran

2011/2012)

Nama Mahasiswa : Priska Purwaning Tias Ayu Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021044

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. KomisiPembimbing

Dra. Nurhanurawati, M.Pd. Drs.Pentatito Gunowibowo, M.Pd.

NIP.196708081991032001 NIP.196105241986031006

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.


(2)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Nurhanurawati, M.Pd. __________

Sekretaris : Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Rini Asnawati, M.Pd. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono.1999.Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta dan Depdikbud. Jakarta.

Ahmad Rohani. 2004.Pengelolaan Pengajaran Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi.2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2002.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono.2002.Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan Rineka Cipta. Jakarta.

Elfis. 2010.Pembelajaran Kontekstual Biologi.Error! Hyperlink reference not valid.Januari 2010)

Hamalik, Oemar.2008.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamzah. B. Uno. 2000.Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis Di Bidang Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Akasara.

Herdiana, H. 2009.Pembelajaran Dengan Pendekatan Methaporical Thinking Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik Komunikasi Matematik dan Kepercayaan diri Siswa SMP. Disertasi

Bandung:UPI.Tidak Diterbitkan

Hudoyo, H. 1988.Mengajar Belajar Matematika.Depdikbud Dirjen

Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Hudoyo, Herman.1979.Pengembangan Kurikulum Matematika Serta Penera-pannya di Depan Kelas. Usaha Nasional. Surabaya.

Kiranawati. 2007.Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). M. Ngalim Purwanto. 1990.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja


(4)

Nasution, M.A. 2003.Mengajar dengan Sukses. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurkanca, Wayan dan P.P.N Sumartana.1982.Evaluasi Pendidikan. Surabaya. Usaha Nasional.

Roestiyah, N.K. 1989.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara. Ruseffendi, E.T.1980.Pengajaran Matematika Modern. Tarsito. Bandung. Siti Maesaroh. 2005.Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan

Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Slameto.1987.Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Bumi Aksara. Jakarta.

Slavin, E. Robert. 1995.Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. Allyn & Bacon. Boston

Sudjana, Nana. 2000.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Sinar Baru Algosindo. Bandung

Sudjana. 2002.Metoda Statistika.Tarsito. Bandung Sudjana.2005.Metode Statistika. Tarsito. Bandung.

Soedjadi.2000.Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Depdiknas. Jakarta Sudrajat, Akhmad. 2009.Strategi Pembelajaran kooperatif Metode Group

Investigation.Http//www.Akhmad sudrajat.wordpress.com. (Diakses tanggal 25-01-2012 pukul 10.00)

Trianto. 2009.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Trianto. 2010.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Udin S. Winaputra. 2001.Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet. Ke-1.

Usman, Moh. Uzer. 2000.Menjadi Guru Profesional.Remaja Rosdakarya. Bandung

Gunowibowo, Pentatito. 2008.Efektivitas Pendekatan Realistik Dalam Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Dan Sikap

Terhadap Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas IV SD Di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo.Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Tesis


(5)

MOTTO

Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan duniawi

dan perhiasannya; sedang apa yang disisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.

(An-Qassas:60)

Hidup untuk membahagiakan orang di sekitarku.

(Priska Purwaning Tias Ayu)


(6)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Priska Purwaning Tias Ayu

NPM : 0813021044

program studi : Pendidikan Matematika jurusan : Pendidikan MIPA

menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Juli 2012 Pemberi pernyataan

Priska Purwaning Tias Ayu NPM 0813021044


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Swadhipa Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 30 63

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN ICT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 67

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 14 48