42
sehingga pembagian bahan lagu untuk diujikan pun disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan Bapak Drs. Gempur Irianto sebagai guru instrumen Tiup Saxophone tanggal 1 Agustus 2015 yang mengatakan
“Pembagian lagu pada tiap siswa itu berbeda. Tidaklah mungkin tiap siswa memiliki kemampuan bermain saxophone yang sama, pasti
berbeda-beda. Berdasarkan tingkat kemampuan merekalah saya membagi bahan-bahan lagu untuk ujian akhir. Tiap siswa
bertanggung jawab terhadap bahan lagunya masing-masing”. Bahan-bahan lagu yang diberikan oleh guru mata pelajaran tiup
saxophone akan dilatih secara bersama-sama dengan guru instrumen saxophone. Berdasarkan hasil penelitian tanggal 1 Agustus sampai 31
Agustus 2015 latihan bersama dengan guru ini cukup membantu siswa, karena siswa dapat langsung bertanya kepada guru tentang
kendala-kendala apa saja yang didapatkan dalam memainkan bahan lagu yang dimainkannya. Latihan bersama ini dilakukan hanya
beberapa pertemuan saja yaitu tiga kali pertemuan, setelah itu mahasiswa akan berlatih bahan lagu secara mandiri tetapi tetap
dengan pengawasan guru. Setiap pertemuan, guru akan memeriksa atau melihat sudah sejauh mana perkembangan siswa selama berlatih
mandiri dalam memainkan bahan lagunya masing-masing. Jika terjadi kekurangan dalam memainkan bahan lagu, maka guru akan membantu
mengatasi kendala-kendala yang dihadapai setiap mahasiswa.
43
2. Praktik Bersama
a Ansambel Musik
Setelah guru memberikan tugas berupa etude dan lagu proses berikutnya adalah siswa diberi tugas untuk membuat ansambel musik
dengan format band, format kwartet tiup, ataupun bigband. Menurut hasil penelitian pada tanggal 1 Agustus – 31 Agustus siswa membuat
ansambel musik dengan format band dengan instrumen gitar, bass, drum, dan keyboard. Pada proses tersebut siswa diiringi dengan
temannya dan membawakan lagu masing-masing atau biasanya sekedar jamming membawakan lagu-lagu baru. Menurut observasi hal
itu dilakukan untuk melatih spontanitas. Disinilah kemampuan siswa dapat dilihat dalam berimprovisasi dan membawakan lagu yang telah
dipelajari dengan guru. Iringan band sangat penting dalam pembelajaran saxophone karena lagu yang dibawakan oleh para siswa
biasanya bergenre pop dan jazz.
b Orkestra
Selain itu di SMK N 2 Kasihan terdapat pembelajaran orkestra, pembelajaran ini juga salah satu praktik bersama. Untuk itu maka
pihak sekolah memfasilitasi siswa untuk mulai terbiasa tampil dengan cara SMK N 2 Kasihan selalu mengadakan concert yang dilakuikan
tiga kali dalam satu tahun yaitu welcome concert, home concert, dan farewell concert. Acara tersebut diperuntukan bagi para siswa agar
dapat lebih mengasah rasa percaya diri sehingga para siswa saat
44
selesai menempuh pembelajaran di SMK N 2 Kasihan, siswa menjadi siap terjun di masyarakat.
c Praktik Industri
Ketika kelas XI diadakan juga Praktik Industri PI dimana siswa satu angkatan harus menggelar pementasan keluar kota, itu termasuk
salah satu program untuk menambah pengalaman dan jam terbang para siswa. Pementasan-pementasan ini juga dilakukan dengan
harapan supaya siswa dapat memiliki jaringan luas untuk menjalin hubungan kerja, baik selama masih menjadi siswa maupun setelah
lulus.
Gambar 11. Proses Pembelajaran Ansambel Dok. Guntur, 2015
45
C. Pembahasan
Dalam menyampaikan berbagai materi yang akan guru berikan pada proses pembelajaran saxophone, peniliti melihat beberapa metode
didalamnya. Setiap proses pembelajaran guru selalu mendampangi siswa, guru memberikan arahan yang bersifat individu, guru juga memberikan
materi yang berbeda pada setiap siswa, guru juga menganjurkan untuk latihan mandiri di luar jadwal praktek. Dari beberapa tahapan
pembelajaran guru menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diberikan.
1. Pembelajaran pada pertemuan pertama
Pada tahap ini guru menggunakan metode ceramah, metode demonstrasi diikuti dengan metode imitasi.
a. Metode Ceramah
Metode ini digunakan guru ketika menerangkan secara lisan tentang ambasir
embrouche, fingering, transposisi. Guru menjelaskan secara lisan tentang bagaimana ambasir yang baik,
yaitu me letakkan gigi atas pada bagian atas dari mouthpiece,
lekatkan bagian dalam dari bibir di sekeliling mouthpiece, sekaligus memajukan rahang bawah seperti sikap menggigit gigi
bawah sejajar dengan gigi atas. Dilanjutkan guru menerangkan
tentang posisi-posisi jari untuk high not seperti G oktaf 3, G oktaf 3, A oktaf 3, A oktaf 3, B oktaf 3, dan C oktaf 3. Guru
46
menjelaskan bahwa nada-nada yang sudah dijelaskan di atas memiliki posisi rumit. Selanjutnya karena instrumen saxophone
adalah alat transposisi jadi guru juga menjelaskan bagaimana mentranspose partitur terompet ke saxophone secara langsung.
b. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi ini digunakan ketika guru memperagakan materi satu per satu dimulai dari embrouche
ambasir , dalam hal
ini guru memperagakan sambil memberikan arahan bahwa embrouche
ambasir untuk high not tidak seperti embrouche
ambasir biasa atau saat embrouche
ambasir untuk meniup nada-
nada tengah. Berikutnya guru memperagakan posisi jari untuk nada-nada high not.
c. Metode Imitasi
Metode imitasi ini digunakan ketika guru selesai mendempnstrasikan materi kemudian siswa mengikuti seperti apa
yang guru contohkan. Selanjutnya guru memberikan partitur terompet in Bes kepada siswa dan harus dibaca dengan saxophone
in Es, guru menjelaskan bahwa ketika partitur terompet dibaca dengan saxophone nada yang tertulis harus dinaikan 5 atau kwint.
2. Pembelajaran pada pertemuan kedua
Pada pembelajaran pertemuan kedua guru membahas teknik staccato, legatto, sforzando dan improvisasi pada permainan
47
saxophone dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan imitasi.
a. Metode Ceramah
Pertama-tama guru menjelaskan tekhnik staccato, legatto dan sforzando. Bahwa ketika melakukan teknik staccato lidah
seperti mengatakan ta-ta-ta, ketika teknik legatto lidah seperti ta- ya-ya-ya dan ketika sforzando memberikan aksen staccato dengan
volume keras pada ketukan pertama langsung lembut dan perlahan mengeras. Pada proses ini peneliti melihat guru menggunakan
metode ceramah. b.
Metode Demonstrasi Metode ini dipergunakan ketika guru memperagakan
bagaimana cara memainkan teknik staccato, legatto dan sforzando yang tepat menggunakan saxophone yang di bawa oleh guru. Pada
tahap ini siswa memperhatikan dengan seksama. c.
Metode Imitasi Metode imitasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran
saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru menjelaskan bahwa ketika ingin bisa berimprovisasi dengan baik
siswa harus mengerti dan memahami tentang achord dan style lagu. Pertama guru meminta salah satu siswa untuk memainkan
progresi achord I – IV – V – I pada piano, kemudian guru memperagakan dengan cara memainkan melodi-melodi bersamaan