Praktik Bersama Proses Pembelajaran Saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul.

47 saxophone dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan imitasi. a. Metode Ceramah Pertama-tama guru menjelaskan tekhnik staccato, legatto dan sforzando. Bahwa ketika melakukan teknik staccato lidah seperti mengatakan ta-ta-ta, ketika teknik legatto lidah seperti ta- ya-ya-ya dan ketika sforzando memberikan aksen staccato dengan volume keras pada ketukan pertama langsung lembut dan perlahan mengeras. Pada proses ini peneliti melihat guru menggunakan metode ceramah. b. Metode Demonstrasi Metode ini dipergunakan ketika guru memperagakan bagaimana cara memainkan teknik staccato, legatto dan sforzando yang tepat menggunakan saxophone yang di bawa oleh guru. Pada tahap ini siswa memperhatikan dengan seksama. c. Metode Imitasi Metode imitasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru menjelaskan bahwa ketika ingin bisa berimprovisasi dengan baik siswa harus mengerti dan memahami tentang achord dan style lagu. Pertama guru meminta salah satu siswa untuk memainkan progresi achord I – IV – V – I pada piano, kemudian guru memperagakan dengan cara memainkan melodi-melodi bersamaan 48 progresi achord yang dimainkan pianis. Kemudian siswa memperagakan seperti yang dicontohkan guru. 3. Pembelajaran pada pertemuan ketiga Pada pertemuan ini guru memberikan materi pembelajaran etude dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, imitasi dan drill. Ijabarkan Metode pembelajaran saxophone pada pertemuan ketiga dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Metode Ceramah Metode ceramah yang dilakukan guru dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru menerangkan istilah-istilah musik seperti lento, presto, vivace, dalam memberikan pengertian tentang istilah musik tersebut guru hanya menjelaskan secara lisan saja bahwa tempo lento memiliki tempo yang sangat lambat. Guru juga menjelaskan tempo presto adalah tempo yang cepat sekali begitu juga penjelasan tempo vivace guru hanya menjelaskan tempo yang cepat dan girang. Peneliti menemukan bahwa guru hanya menjelaskan secara lisan mengenai tempo lento, presto, vivace, dan tidak memberikan contoh, hal ini dapat dikatakan bahwa guru menggunakan metode ceramah di awal pembelajaran pada pertemuan ketiga. b. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi yang digunakan pada pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu pertama-tama guru 49 memerintahkan siswa untuk membuka etude universal method. Setelah siswa menyiapkan etude yang sudah dimiliki setiap anak guru membuka salah satu halaman dalam etude tersebut dan memerintahkan siswa untuk membuka dan menyimak halaman yang sama sesuai dengan halaman yang guru pilih. Selanjutnya guru memainkan etude menggunakan saxophone yang di bawa oleh guru. Dalam tahap ini siswa menyimak permainan etude dari guru. Pada proses ini peneliti menemukan adanya metode demontrasi dalam proses pembelajaran saxophone karena guru memainkan etude yang dipilih lalu siswa menyimak dengan seksama maka dapat dilihat bahwa metode demontrasi digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saxophone c. Metode Imitasi Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca sekaligus menirukan bagaimana guru memainkan etude yang sudah di contohkan, karena siswa sudah menyimak dengan seksama sekaligus melihat yang dicontohkan oleh guru, siswa menjadi lebih mudah dalam memainkan etude yang dipilih, baik tempo, notasi, maupun fhrasering atau pemenggalan kalimat nada maupun ekspresi dalam etude tersebut. Pembelajaran semacam ini adalah pembelajaran dengan metode imitasi karena siswa menirukan guru dalam memainkan etude universal method.