Pembahasan PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PADA PROSES

49 memerintahkan siswa untuk membuka etude universal method. Setelah siswa menyiapkan etude yang sudah dimiliki setiap anak guru membuka salah satu halaman dalam etude tersebut dan memerintahkan siswa untuk membuka dan menyimak halaman yang sama sesuai dengan halaman yang guru pilih. Selanjutnya guru memainkan etude menggunakan saxophone yang di bawa oleh guru. Dalam tahap ini siswa menyimak permainan etude dari guru. Pada proses ini peneliti menemukan adanya metode demontrasi dalam proses pembelajaran saxophone karena guru memainkan etude yang dipilih lalu siswa menyimak dengan seksama maka dapat dilihat bahwa metode demontrasi digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran saxophone c. Metode Imitasi Dalam tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca sekaligus menirukan bagaimana guru memainkan etude yang sudah di contohkan, karena siswa sudah menyimak dengan seksama sekaligus melihat yang dicontohkan oleh guru, siswa menjadi lebih mudah dalam memainkan etude yang dipilih, baik tempo, notasi, maupun fhrasering atau pemenggalan kalimat nada maupun ekspresi dalam etude tersebut. Pembelajaran semacam ini adalah pembelajaran dengan metode imitasi karena siswa menirukan guru dalam memainkan etude universal method. 50 d. Metode Drill. Metode ini digunakan setelah guru mencontohkan dan siswa sudah menirukan dengan seksama, guru memerintahkan siswa untuk terus mengulang-ulang etude yang sudah dimainkan oleh siswa. Guru memerintahkan agar siswa mengulang-ulang sehingga siswa bukan hanya bisa memainkan namun siswa dapat menghafal etude tersebut. Pembelajaran yang dilakukan dengan terus menerus inilah yang menjadi temuan penelitian bahwa metode drill juga digunakan dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul. 4. Pembelajaran pada pertemuan keempat Pada pertemuan keempat ini guru membahas tentang lagu dengan menggunakan metode demonstrasi, imitasi dan drill. Proses pembelajaranya dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Metode Demonstrasi Dalam tahap ini siswa diberikan lagu yang berbeda sesuai dengan kemampuan siswa masing masing. Pada proses pembelajaran saxophone tahap ini guru mencontohkan lagu secara bergantian seperti salah satu lagu yang dicontohkan oleh guru berjudul Autumn Leaves yang diambil dari Real Book. Guru memberikan contoh cara memainkan lagu Autumn Leaves baik secara notasi yang harus dimainkan dengan benar, sampai dengan 51 cara membawakan lagu tersebut. Saat guru mencontohkan lagu tersebut siswa diperintahkan untuk menyimak agar siswa yang mendapat lagu tersebut dapat mengerti bagaimana cara memainkan lagu tersebut dengan baik dan benar. Dalam tahap ini ditemukan teknik demonstrasi karena guru mencontohkan lagu Autumn Leaves dan siswadiperintahkan untuk menyimak. Gambar 12. Partitur Lagu Autumn Leaves Dok. Guntur, 2015 b. Metode Imitasi Metode imitasi yang dilakukan guru pada pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul yaitu siswa diperintahkan 52 untuk menirukan bagaimana guru memainkan lagu Autumn Leaves. Saat siswa sedang memainkan lagu tersebut guru terkadang menghentikan permainan siswa karena guru memberikan masukan- masukan agar lagu tersebut dapat dimainkan dengan baik, kemudian siswa diperintahkan kembali untuk menirukan bagaimana lagu tersebut dimainkan. Dalam proses ini terdapat metode imitasi dimana siswa diperintahkan untuk mengikuti apa yang sudah guru contohkan. c. Metode Drill Dalam tahap ini guru memerintah siswa untuk terus mengulang-ulang lagu yang sudah dimainkan. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengulang sampai tiga kali putaran setiap memainkan jatah lagu, hal ini bertujuan agar siswa nantinya dapat menghafalkan lagu baik secara teknik maupun pembawaan dalam memainkan lagu tersebut. Dalam tahap ini metode drill dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran saxophone. 5. Pembelajaran pada pertemuan kelima Pada pertemuan kelima ini guru membahas tentang lagu dan etude dengan menggunakan metode demonstrasi, ceramah, imitasi dan drill. Proses pembelajaranya dapat dijabarkan sebagai berikut. 53 a. Metode Demonstrasi dan Ceramah Dalam tahap ini guru langsung memulai proses pembelajaran dengan memberikan etude tambahan yaitu etude Royal School kemudian guru langsung membuka nomor 12 yang dipilih untuk dipelajari lalu guru memerintahkan siswa untuk menyimak dengan seksama karena guru langsung mencontohkan bagaimana cara memainkan nomor 12 yang ada didalam etude Royal School tersebut. Guru juga menjelaskan bahwa etude tersebut melatih not triul dan 116an, selain itu juga melatih singkup dan permainan nada hias, sehingga ketika memainkan lagu Autumn Leaves dapat berimprovisasi dengan lebih mudah dan variatif. Dalam pertemuan kelima ini peneliti melihat kembali metode demontrasi dan ceramah dalam proses pembelajaran saxophone. Gambar 13. Partitur Etude Royal School no. 12 Dok. Guntur, 2015 54 b. Metode Imitasi Metode imitasi yang digunakan guru pada tahap ini yaitu memberikan contoh cara memainkan etude guru memrintahkan sisiwa untuk memainkan sesuai dengan apa yang sudah di contohkan oleh guru, hal ini sama dengan yang dilakukan di pertemuan sebelumnya bahwa guru masih menggunakan metode imitasi dalam pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul. c. Metode Drill. Dalam tahap ini guru memerintahkan untuk memainkan etude yang sudah dicontohkan dengan memainkan dengan berulang-ulang. Dalam penelitian yang dilakukan di pertemuan ini masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu peneliti melihat guru masih menggunakan metode drill dalam pembelajaran saxophone 6. Pembelajaran pada pertemuan keenam Pada pembelajaran pertemuan yang keenam guru hanya bertugas untuk mengecek siswa dalam bermain teknik, etude dan lagu dengan metode ceramah, drill, dan metode hafalan. a. Metode Ceramah dan Drill. Pada pertemuan ini guru hanya mengecek siswanya dalam memainkan teknik, etude dan lagu. Jadi siswa satu per satu praktek 55 memainkan teknik, etude, dan lagu kemudian jika terjadi kesalahan atau ketidak tepatan kadang guru menghentikan untuk memberi kritik dan saran secara lisan. Kemudian guru mempersilahkan siswa untuk memainkan berulang-ulang, hal ini bertujuan agar siswa nantinya dapat menghafalkan lagu, baik secara teknik maupun pembawaan dalam memainkan. b. Metode Hafalan Pada proses memainkan repertoar lagu metode hafalan diperlukan untuk menghafal melodi-melodi, tempo, nada hias, dan istilah musik yang ada di dalamnya.

D. Respon Siswa Terhadap Penerapan Metode Yang Guru Berikan

Setelah peneliti mengamati bagaimana tahapan pembelajaran dan metode pembelajaran saxophone di kelas, sesuai dengan rumusan masalah yang dijelaskan peneliti perlu melakukan wawancara pada siswa guna untuk mengetahui bagaimana respon siswa dalam penerapan metode yang guru berikan dalam proses pembelajaran saxophone. Setelah melakukan wawancara dengan siswa dan melihat proses pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan, peneliti melihat tanggapan yang begitu baik dari siswa terhadap pembelajaran saxophone. Menurut hasil wawancara tanggal 5 Agustus 2015, siswa merasa senang dan cocok dengan metode pembelajaran dari guru. Seringkali guru mengadakan pembelajaran di luar kelas seperti di lapangan, di gazebo dan di taman sekolah, hal ini membuat 56 siswa tidak jenuh dalam menerima materi pembelajaran. Selain itu guru juga menyarankan untuk latihan dengan pengiring agar siswa terbiasa dengan iringan materi pembelajaran seperti etude dan lagu. Berikut adalah ungkapan hasil wawancara dengan siswa : “belajar saxophone disini tu santai kak, nyenengin. Mungkin karna bawaannya pak Gempur santai kali ya, jadi kita juga ga spaneng. Pelajaran itu serasa ngobrol jadi kita bisa obrolin apa yang menjadi masalah kita kak, darisitu kita dapet ilmu deh kak. Hehe...” wawancara 6 Agustus 2015. Berdasarkan wawancara tadi peneliti menarik kesimpulan bahwa siswa merespon dengan baik ketika sedang melakukan pembelajaran. Berikut ini kutipan wawancara dengan guru : “ya memang saya lebih suka ngobrol, jadi supaya siswa terbuka sama saya apa yang menjadi hambatannya. Nah, darisitu kan saya bisa tau dan memberi solusi. Saya sih lebih suka siswa saya jadikan seperti teman biar lebih nyaman dan akhirnya saya bisa menyampaikan materi dengan mudah dan bisa diterima dengan baik”. Drs. Gempur Irianto sebagai guru saxophone di SMK N 2 Kasihan wawancara 8 Agustus 2015. Dari pemaparan hasil wawancara yang telah di uraikan diatas bahwa guru sudah menyiapkan strategi dan metode yang benar-benar tepat agar siswa merasa senang, nyaman, dan santai dalam proses pembelajaran seperti yang terjadi di SMK N 2 Kasihan. 57 Respon positif yang siswa tunjukan bukan hanya pada masalah non teknis saja, tetapi dalam respon yang berhubungan dengan teknispun siswa juga dapat menunjukannya. Hal ini terlihat siswa dapat menyerap materi yang guru berikan dengan cepat. Dampak dari respon positif yang siswa tunjukan yaitu siswa dapat memainkan saxophone dengan baik dan benar, tentu saja siswa juga merasa bahwa semakin lama semakin berkembang.

E. Hambatan Proses Pembelajaran Saxophone

Kendala yang dialami selama proses mencapai tujuan adalah pada kepemilikan instrumen. Pada awal mula pembelajaran saxophone, siswa sangat dianjurkan untuk memiliki instrumen saxophone sendiri, dengan tujuan supaya siswa dapat berlatih individu dimanapun mereka berada tanpa harus mengandalkan instrumen yang ada di sekolah. Namun, beberapa siswa masih belum mampu membeli saxophone sendiri. Bahkan ada orangtua yang memiliki pemikiran bahwa siswa tidak memerlukan saxophone sendiri, yang penting mereka bisa mempelajari saxophone dengan peralatan yang ada di sekolah. Pemikiran seperti itu tentu dapat menghambat kemajuan siswa dalam mengasah ketrampilan bermain saxophone. Dengan adanya kendala ini, sekolah lalu membuat suatu langkah untuk mengatasinya. Langkah yang diambil adalah sekolah membeli saxophone yang nantinya akan digunakan oleh siswa yang belum 58 mempunyai saxophone, sistemnya adalah meminjamkan alat ketika pembelajaran berlangsung atau di sewakan, tentu saja dengan biaya rendah. Tetapi karena sekolah juga tidak mempunyai instrumen saxophone dengan jumlah banyak maka sekolah membatasi dalam penyewaan alat tersebut, maksimal 1 tahun, karena alat itu diprioritaskan untuk disewakan siswa baru. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian lapangan tentang metode pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul kelas XI yang mencakup penerapan metode pembelajaran dan proses pembelajaran maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul memiliki tujuan untuk mencetak pemain saxophone yang baik, profesional, dan berkompeten. Selain saxophone, siswa juga diharapkan dapat bermain piano dan bermain bersama di orkes tiup maupun orkestra lengkap. Proses pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu metode ceramah, demonstrasi, imitasi dan drill. Pemilihan metode ini berdasarkan pada jenis pembelajaran yang ada di SMK N 2 Kasihan yaitu pembelajaran praktik. Metode ceramah diterapkan pada saat menjelaskan materi yang berhubungan dengan definisi dari suatu istilah dan penyajian digunakan pada saat guru memberi contoh memainkan saxophone. Metode demonstrasi diterapkan ketika guru mencontohkan materi-materi yang sulit dan tidak dimengerti oleh siswa. Selanjutnya metode imitasi diterapkan ketika guru mendemonstrasikan suatu materi kemudian siswa mengikuti seperti apa yang sudah guru contohkan. Kemudian metode drill adalah salah satu metode unggulan dari pembelajaran saxophone, karena