Respon Siswa Terhadap Penerapan Metode Yang Guru Berikan

59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian lapangan tentang metode pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul kelas XI yang mencakup penerapan metode pembelajaran dan proses pembelajaran maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul memiliki tujuan untuk mencetak pemain saxophone yang baik, profesional, dan berkompeten. Selain saxophone, siswa juga diharapkan dapat bermain piano dan bermain bersama di orkes tiup maupun orkestra lengkap. Proses pembelajaran saxophone di SMK N 2 Kasihan Bantul menggunakan beberapa metode pembelajaran yaitu metode ceramah, demonstrasi, imitasi dan drill. Pemilihan metode ini berdasarkan pada jenis pembelajaran yang ada di SMK N 2 Kasihan yaitu pembelajaran praktik. Metode ceramah diterapkan pada saat menjelaskan materi yang berhubungan dengan definisi dari suatu istilah dan penyajian digunakan pada saat guru memberi contoh memainkan saxophone. Metode demonstrasi diterapkan ketika guru mencontohkan materi-materi yang sulit dan tidak dimengerti oleh siswa. Selanjutnya metode imitasi diterapkan ketika guru mendemonstrasikan suatu materi kemudian siswa mengikuti seperti apa yang sudah guru contohkan. Kemudian metode drill adalah salah satu metode unggulan dari pembelajaran saxophone, karena ketika guru sudah mendemonstrasikan dan siswa sudah mengikuti, guru mempersilahkan siswa untuk mengulangi terus menerus supaya siswa paham dan hafal. Pada dasarnya saat pembelajaran saxophone metode hafalan juga diperlukan untuk mengahafal repertoar lagu yang digunakan untuk ujian. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktik individu saxophone dilakukan di luar ruangan seperti di lapangan, taman sekolah dan gazebo. Pembelajaran luar kelas dilakukan agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran instrumen saxophone, cara ini juga berfungsi untuk melatih power dalam meniup saxophone. Siswa juga diwajibkan untuk berlatih mandiri dengan iringan band dan piano untuk melatih progresi achord agar siswa terbiasa dan cepat tanggap dalam berimprovisasi. Selain itu guru juga memberikan repertoar berbeda-beda antara siswa satu dengan yang lainnya karena guru menyadari tone color dan karakter siswa masing-masing berbeda.

B. Saran

Karena penelitian ini hanya di fokuskan pada metode pembelajaran saxophone saja , maka peneliti menyarankan agar pembaca yang memiliki minat terhadap pembelajaran saxophone dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran saxophone baik di SMK N 2 Kasihan Bantul maupun di tempat pendidikan formal atau non-formal lainnya. 61 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 2003. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Banoe, P. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Budiningsih, A. 2005 . Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, B. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Budaya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Gerungan, W. A. 1966. Psychologi Sosial. Bandung: PT. Eresco. Hamalik, O. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran . Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasibuan, S. t.thn.. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hopkin, B. 1996. Musical Instrument Design. Tucson Arizona: See Sharp Press. Hutabarat, D. 1986. Cara Belajar. Jakarta : Gunung Mulia. Irawan, P. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif untuk ilm-ilmu sosial. Jakarta: DIA FISIP UPI. Isjoni, H. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Gunung Mulia. Jamalus, D. 1981. Metode Pembelajaran Musik. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.