1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai
berikut: “Bagaimanakah profil penderita rinosinusitis kronis yang terdapat di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui profil penderita rinosinusitis kronis yang terdapat di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui prevalensi rinosinusitis kronis di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013
2. Mengetahui distribusi penyakit rinosinusitis kronis berdasarkan usia dan
jenis kelamin 3.
Mengetahui distribusi penyakit rinosinusitis kronis berdasarkan pekerjaan 4.
Mengetahui distribusi penyakit rinosinusitis kronis berdasarkan keluhan utama
5. Mengetahui distribusi penyakit rinosinusitis kronis berdasarkan jenis sinus
yang terlibat 6.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya rinosinusitis kronis
7. Mengetahui distribusi penyakit rinosinusitis kronis berdasarkan jenis terapi
yang dilakukan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Peneliti dapat mengetahui angka kejadian rinosinusitis kronis di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai sumber informasi untuk dokter agar dapat melakukan
penatalaksanaan selanjutnya. 3.
Hasil penelitian ini sebagai bahan untuk pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan dan memberikan data untuk mendukung penelitian-penelitian
selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
2.1.1. Anatomi Hidung
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagian dari atas ke bawah yaitu: pangkal hidung bridge, batang hidung dorsum nasi, puncak hidung tip,
ala nasi, kolumela, dan lubang hidung nares anterior Soetjipto, 2011. Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi
oleh kulit, jaringan ikat, dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari tulang hidung os
nasal, prosesus frontalis os maksila, dan prosesus nasalis os frontal. Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang terletak di
bagian bawah hidung, yaitu: sepasang kartilago nasalis lateralis superior, sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut kartilago alar mayor, dan
kartilago septum Soetjipto, 2011. Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke
belakang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior
dan lubang belakang disebut nares posterior koana yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring Soetjipto, 2011.
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi dan tepat di belakang nares anterior disebut vestibulum. Vestibulum dilapisi oleh kulit yang
mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut yang disebut vibrise Soetjipto, 2011.
Setiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding, yaitu dinding lateral, medial, inferior, dan superior.
Dinding lateral terdapat 4 buah konka. Konka inferior adalah yang terbesar dan letaknya paling bawah, konka media yang lebih kecil, konka superior yang
lebih kecil lagi, dan konka suprema adalah yang terkecil Soetjipto, 2011.
Universitas Sumatera Utara