Pemeriksaan fisik yang dilakukan mencakup rinoskopi anterior dan posterior.
Yang menjadi pembeda antara kelompok rinosinusitis kronis tanpa dan dengan nasal polip adalah ditemukannya jaringan polip jaringan polipoid pada
pemeriksaan rinoskopi anterior. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain endoskopi nasal, sitologi dan bakteriologi nasal, pencitraan foto polos sinus,
transiluminasi, CT-Scan dan MRI, pemeriksaan fungsi mukosiliar, penilaian nasal airway, fungsi penciuman dan pemeriksaan laboratorium Fokkens, 2012.
A. Anamnesis
Anamnesis yang cermat dan teliti sangat diperlukan terutama dalam menilai gejala-gejala yang ada pada kriteria di atas, mengingat patofisiologi
rinosinusitis kronis yang kompleks. Adanya penyebab infeksi baik bakteri maupun virus, adanya latar belakang alergi atau kemungkinan kelainan anatomi
rongga hidung dapat dipertimbangkan dari riwayat penyakit yang lengkap. Informasi lain yang perlu berkaitan dengan keluhan yang dialami penderita
mencakup durasi keluhan, lokasi, faktor yang memperingan atau memperberat serta riwayat pengobatan yang sudah dilakukan. Menurut EPOS 2012, keluhan
subjektif yang dapat menjadi dasar rinosinusitis kronik adalah: 1
Obstruksi nasal Keluhan obstruksi hidung biasanya bervariasi dari obstruksi aliran
udara mekanis sampai dengan sensasi terasa penuh pada daerah hidung dan sekitarnya.
2 Sekret discharge nasal
Dapat berupa anterior atau posterior nasal drip sekret hidung. 3
Nyeri tekanan fasial Lebih nyata dan terlokalisir pada pasien dengan rinosinusitis akut,
pada rinosinusitis kronik keluhan lebih difus dan fluktuatif. 4 Abnormalitas daya penghidu
Fluktuasi daya penghidu berhubungan dengan rinosinusitis kronis yang mungkin disebabkan karena obstruksi mukosa fisura olfaktorius
dengan tanpa alterasi degeneratif pada mukosa olfaktorius.
Universitas Sumatera Utara
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi yang diperhatikan adanya pembengkakan pada muka. Pembengkakan di pipi sampai kelopak mata bawah yang berwarna kemerahan
mungkin menunjukkan sinusitis maksila. Pembengkakan di kelopak mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal. Sinusitis etmoid jarang menyebabkan
pembengkakan di luar, kecuali bila telah terbentuk abses Soetjipto, 2011. Rinoskopi anterior adalah memeriksa rongga hidung bagian dalam dari
depan. Dengan rinoskopi anterior dapat dilihat kelainan rongga hidung yang berkaitan dengan rinosinusitis kronis seperti edema konka, hiperemi, sekret
mukopurulen nasal drip, krusta, deviasi septum, tumor atau polip. Rinoskopi posterior bila diperlukan untuk melihat patologi di belakang rongga hidung
sekaligus untuk melihat keadaan nasofaring Soepardi,2011; Shah,2008.
C. Pemeriksaan Penunjang