melalui pendidikan nonformal di lingkungan keluarga. Hal tersebut memberikan efek yang positif bagi siswa, selain menambah pengalaman, siswa mampu
melakukan diskusi bersama mengenai keahliannya. Pendidikan vokasi sangat tepat diberikan pada anak siswa yang
mengenyam pendidikan tingkat atas di sekolah kejuruan. Pola asuh vokasi pada jenjang sekolah kejuruan, siswa mendapatkan bekal dasar kemudian
dikembangkan pada sekolah vokasi. Tujuan pendidikan vokasi adalah sama dengan pendidikan pada sekolah kejuruan, yaitu mempersiapkan siswa menjadi
tenaga yang ahli pada bidang profesinya dan mampu menciptakan lapangan kerja menjadi industri kecil mandiri.
Secara tidak langsung, pendidikan vokasi nonformal dapat dilakukan di keluarga dengan melakukan diskusi dan tukar pengalaman antara anak dengan
anggota keluarga lain. Hal ini mengakibatkan semangat belajar siswa menjadi lebih baik dan dapat memberikan efek positif terhadap pencapaian prestasi
belajar pada mata pelajaran bidang kejuruannya.
5. KTSP di SMK
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu UU Nomor 20 Bab 1 Pasal 1 butir 19. Pendidikan kejuruan bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan siswa untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Mereka harus memiliki stamina yang tinggi,
menguasai bidang keahliannya, dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi sesuai dengan
tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan mengembangkan diriagar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta mengembangkan keahlian dan
keterampilan. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan SMK diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. Hal tersebut berkaitan dengan Pasal 17 ayat 1 Peraturan Pemerintah 192005 tentang kurikulum SMK.
Sebagai lanjutan dari peraturan perundang-undangan diatas, muncullah Peraturan Menteri 22 tentang standar isi yang merupakan penjabaran dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Pasal 1 Permen ini intinya adalah bahwa standar isi berupa lingkup materi minimal dan pada tingkat kompetensi minimal
untuk masing-masing kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai menengah.
Struktur kurikulum SMK sebagaimana tersebut dalam Permen 22, meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan
selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMKMAK disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Struktur kurikulum ini belum menyebutkan pembagian jam per pekan
pembelajaran. Sekolah harus menyusun sendiri pembagian jam per pekan dalam silabus untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan standar minimal
sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel1. Struktur Kurikulum SMKMAK
KOMPONEN ALOKASI WAKTU
Kelas X, XI, XII Jam Pelajaran
Durasi Waktu Per Minggu
Jam A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2
192 2. Pendidikan Kewarganegaraan
2 192
3. Bahasa Indonesia 2
192 4. Bahasa Inggris
4 440
b
5. Matematika 4
440
b
6. Ilmu Pengetahuan Alam 2
192
b
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 2
192
b
8. Seni Budaya 2
192
b
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan
2 192
10. Kejuruan 10.1 Keterampilan Komputer
dan Pengelolaan Informasi 2
202 10.2 Kewirausahaan
2 192
10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan
c
2 140
10.4 Kompetensi Kejuruan 6
1000
d
B. Muatan Lokal 2