Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas

Namun menurut J. Supranto 1995, penggunaan metode OLS dalam penelitian akan menghasilkan pemerkira linear tak bias Best Linear Unbiased Estimator BLUE tanpa memperhatikan apakah residual mengikuti distribusi normal atau tidak. Dalam hal ini, pemerkira OLS cenderung akan mendekati distribusi normal apabila sampel semakin besar yaitu n mendekati tak terhingga. Dengan kata lain, pemerkira OLS mengenai koefisien regresi cenderung mengikuti distribusi normal secara asimtotis asymptotically normally distributed. Pernyataan ini juga didukung oleh Algifari 2000 yang menyatakan bahwa meskipun terjadi penyimpangan normalitas, kondisi BLUE akan tetap terpenuhi. Hal ini disebabkan karena penyimpangan normalitas hanya sedikit atau bahkan tidak berpengaruh terhadap pola perubahan variabel dependen.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas yang terdapat pada model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya. Deteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi berpasangan diantara dua variabel bebas. Nilai VIF Variance Inflation Factor kurang dari 10 menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Variable Centered VIF C NA DINFLASI 1.300300 DEXRATE 1.070811 DFG 1.061595 DFDR 1.390220 DBOPO 1.156534 RES-1 1.220420 Sumber: Lampiran 6 halaman 143 Dari Tabel 4.6 hasil uji multikolinearitas dapat diketahui bahwa semua nilai koefisien korelasi kurang dari 10. Hal ini dapat memberikan kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolinearitas atau hubungan antarvariabel bebas di dalam model regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual dari model memiliki varians yang konstan atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang bebas dari gejala heteroskedastisitas. Deteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Uji White Heteroscedasticity. Apabila nilai probabilitas ObsR-squared lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroscedasticity Test: White F-statistic 1.033727 Prob. F 0.4119 ObsR-squared 6.272834 Prob. Chi-Square 0.3933 Sumber: Lampiran 6 halaman 143 Dari hasil uji heteroskedastisitas pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai ObsR-squared adalah sebesar 6,272834 dengan probabilitas sebesar 0,3933. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model.

d. Uji Autokorelasi