AKTIVITAS PEMBELAJARAN LATIHANTUGASKASUS SEJARAH KELOMPOK KOMPETENSI J

55 KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat dapat menunjukkan dinamika pendidikan Indonesia pada masa Hindia Belanda, Pendudukan Jepang serta awal kemerdekaan, masa pemerintahan Sukarno, Suharto dan juga perkembangan pendidikan di era reformasi dengan baik.

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Menjelaskan implementasi pendidikan Indonesia masa Kolonialisme Belanda 2. Menjelaskan penerapan pendidikan pada masa Pendudukan Jepang 3. Menganalisis penerapan pendidikan era pemerintahan Sukarno 4. Menganalisis penerapan pendidikan era Orde Baru 5. Menganalisis penerapan pendidikan era reformasi

C. URAIAN MATERI

1. Perkembangan Pendidikan Masa Hindia Belanda

Pada Tahun 1595 dibawah pimpinan Cornelis De Houtman bangsa Belanda berangkat menuju kepulauan Indonesia. Orang-orang Belanda pada akhirnya banyak yang datang ke Indonesia. Namun dengan semakin banyaknya orang-orang Belanda ini, menimbulkan persaingan diantara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Akibatnya mereka tidak lagi memperdulikan tinggi rendahnya harga rempah-rempah. Jelas ini sangat merugikan pedagang-pedagang Belanda itu sendiri. Untuk mengatasi masalah ini dibentuklah serikat dagang yang disebut VOC Vereenigde Oost Indische Campagnie tahun 1602, atas usulan salah satu pembesar Belanda yang bernama Johan van Olden Borneveld. Pada akhirnya, VOC menjelma, yang semula sebagai organisasi dagang, menjadi birokrasi pemerintahan yang kuat, dengan dilengkapi pegawai dan kekuatan pasukan pertahanan, serta armada pelayaran yang sangat besar. 56 Dalam bidang pendidikan, VOC menentukan sendiri kebijakannya terhadap “Inlanders” atau penduduk tanah jajahan pribumi. Dalam rangka tugas Gospel, pada abad ke-16 dan 17, berdiri lembaga-lembaga pendidikan khususnya lembaga pendidikan Nasrani yang didirikan oleh pihak VOC dalam upaya penyebaran agama Kristen di Nusantara. Pada perkembangannya, pihak kompeni Belanda merasakan perlunya pengembangan pendidikan secara umum, karena perlunya pegawai rendahan dari bangsa pribumi, yang dapat membaca dan menulis, untuk membantu pengembangan lembaga pendidikan tersebut. Belanda mendorong membangun sekolah-sekolah, karena peraturan saat itu menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah agar anak didik nantinya sanggup dipekerjakan pada pemerintah dan gereja Abdullah Idi, 2010:16. Pendidikan pada masa itu, ditangani oleh Nederlands Zendelingen Genootschap NZG, Gereja Kristen Belanda yang terlibat dalam misi VOC. VOC juga membiayai kegiatan pendidikan di Indonesia. VOC menjadikan pendidikan sebagai sarana mempererat hubungan dengan masyarakat lokal, sehingga bangsa pribumi mendukung berbagai kepentingan VOC Dedi Supriadi Ireen Hoogenboom, 2003: 6-7. Bangsa Portugis yang juga telah mencapai Nusantara, mendirikan lembaga pendidikan Katholik di Maluku. Sementara itu, kekuasaan Gubernur Jenderal Daendels 1808-1811 , di Batavia, kurang memperhatikan masalah kependidikan. Setelah pemerintahan Hindia Belanda digantikan oleh pemerintahan Inggris, yaitu pada tahun 1811, Inggris mulai menanamkan kekuasaannya di Indonesia. Pada masa pemerintahan Inggris yang paling terkenal adalah masa pemerintahan Raffles. Masa pemerintahan Inggris terbilang cukup singkat yaitu hanya lima tahun terhitung mulai tahun 1811 sampai dengan 1816. Tujuan utama Raffles adalah untuk mengembangkan kekuasaan Inggris. Kebijakan Rafles yang terkenal adalah sistem sewa tanah, yaitu sistem pertanian dimana para petani atas kehendaknya sendiri menanam dagangan cash crops yang dapat diekspor keluar negeri. Pada masa Pemerintahan Raffles ini, masalah pendidikan kurang diperhatikan, karena pemerintahan ini berumur sangat singkat. Setelah pemerintahan Inggris berakhir, yaitu pada tahun 1816, Indonesia kembali dikuasai oleh Pemerintahan Hindia-Belanda. Pada masa penjajahan ini, pemerintah jajahan melaksanakan Cultur Stelsel Sistem TanamanTanam