Perkembangan Pendidikan pada Masa Pendudukan Jepang
67
Kurikulum pada tahun 1952 diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia pada saat itu adalah “ membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis,
serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air” Abdullah Idi, 2010:19. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum
1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan Rencana Pengajaran Terurai untuk Sekolah Rakyat III dan IV, yang berguna bagi
guru, sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar di Sekolah Dasar. Jenis-jenis pelajarannya meliputi: Bahasa Indonesia,Bahasa Daerah,
Berhitung, Ilmu Alam,Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, dan Sejarah. Kurikulum Sekolah Dasar antara tahun 1952-1964, dapat dikategorikan sebagai kurikulum
tradisional, yakni Separated subject curriculum Abdullah Idi, 2010:20. Kurikulum 1952 ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1952 yakni untuk jenjang Sekolah Rakyat SD menurut Rencana Pelajaran 1947 adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Indonesia, 2. Bahasa Daerah , 3. Berhitung ,4. Ilmu Alam ,5. Ilmu Hayat ,6. Ilmu Bumi ,7. Sejarah ,8. Menggambar ,9. Menulis ,10. Seni Suara ,11.
Pekerjaan Tangan ,12. Pekerjaan kepurtian ,13. Gerak Badan ,14. Kebersihan dan kesehatan ,15. Didikan budi pekerti ,16. Pendidikan agama
Tahun 1964, pemerintah menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Rencana pendidikan 1964 adalah
konsep pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif. Konsep pembelajaran ini mewajibkan sekolah membimbing anak agar mampu
memikirkan sendiri pemecahan persoalan problem solving. Kebijakan baru tersebut merupakan penolakan terhadap Undang-undang Nomor 4 Tahun 1950
junto Nomor 12 Tahun 1954 tentang Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, yang dianggap hanya cocok untuk pelaksanaan pendidikan pada masa
Demokrasi Liberal. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri kurikulum
tersebut, bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
68
pembelajaran dipusatkan
pada program
Pancawardhana. Disebut
Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosionalartisitk, keprigelan keterampilan,
dan jasmaniah. Fokusnya Pancawardhana, yaitu: a Daya cipta, b Rasa, c Karsa, d Karya, e Moral. Sementara itu, mata pelajaran diklasifikasikan dalam
lima kelompok bidang studi: a Moral, b Kecerdasan, c Emosionalartistik, d Keprigelan keterampilan, e Jasmaniah.
Pancawardhana diuraikan menjadi beberapa bahan pelajaran, yakni: Perkembangan moral: pendidikan kemasyarakatan, pendidikan
agama budi pekerti Perkembangan intelegensi: Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah,
Berhitung, dan Pengetahuan Alamiah. Perkembangan emosionalartistik: seni sastramusik, seni lukisrupa,
seni tari, dan seni drama. Perkembangan keprigelan: pertanian,peternakan,industri kecil,
koperasi dan lainnya. Di samping mata pelajaran Wardana Pancawardhana, dikenal juga
Krida, yang berarti hari sabtu siswa berlatih menurut bakat dan minat anak didik, seperti kesenian, olah raga, lapangan kebudayaan,dan permainan. Kesemuanya
bakat dan minat tersebut, tetap dalam bimbingan guru yang mempunyai kemampuan sesuai bidang masing-masing. Kurikulum 1964 adalah alat untuk
membentuk manusia pancasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifat seperti pada ketetapan MPRS No II tahun 1960 Ketetapan tentang Garis-garis
Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961 - 1969 .
Namun masyarakat banyak yang menolak melaksanakan pendidikan Pancawardhana, disebabkan sistem pendidikan tersebut, siswa akan didoktrin
ke arah pendidikan komunisme. Alasan, masyarakat menghubungkan sikap politik Menteri PP dan K yang mendukung pendirian Lembaga Pendidikan
Nasional, sebuah lembaga pendidikan yang berafiliasi dengan PKI. Terlepas dengan permasalahan di atas, Kurikulum Sekolah Dasar tahun
1964, dikategorikan sebagai Correlated Curriculum, karena kurikulum yang ada diarahkan pada pembekalan anak didik untuk siap terjun dalam dunia kerja.
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum 1964 mengubah penilaian di