Sekilas Geografi dan Sejarah  Geografi

25 diketahui “peristiwa” dan “kapan”, namun yang juga penting adalah “dimana” peristiwa tersebut terjadi. Tempat peristiwa sejarah pada setiap wilayah pada umumnya berbeda. Setiap wilayah di dunia memiliki ciri khusus yang membedakan dengan wilayah lain, karena faktor alam, seperti keadaan tanah dan perairan, iklim, curah hujan, suhu. Lingkungan alam semacam itu mempengaruhi kehidupan manusia, sehingga berpengaruh terhadap sejarahnya Supratiknyo,1996: 2. Determinisme geografi berpendapat bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh bumi dimana dia berada. Ia harus pandai-pandai menyesuaikan diri serta beradaptasi dengan lingkungannya jika ingin hidup. Determinisme geografi bermula oleh Freiderich Ratzel 1844-1904 ahli geografi dan zoologi dari Jerman, yang menyatakan dalam buku “ Antropogeographie” bahwa “ The Soil Regulates the Destinies of People with a Blind Beutality” atau bumi mengatur kehidupan manusia, secara bebas. Paham determinisme geografi meyakini bahwa bumi sebagai penentu kehidupan manusia, dan berpengaruh kuat dalam geopolitik R.M. Soebantardjo,1991: 3. Pada saat sekarang, paham determinisme geografi telah banyak ditinggalkan. Bumi berpengaruh terhadap kehidupan, namun bukan faktor yang menentukan kehidupan manusia secara mutlak. Manusia mempunyai kemampuan untuk survival yang ditopak oleh daya pikir dan tenaga fisik, sehingga mampu menghadapi lingkungan geografi yang ada. Bahkan manusia mampu merubah lingkungan geografi demi kepentingan hidupnya. Geografi dapat dipakai untuk membantu penelitian sejarah, dengan cara menelaah kondisi geografis dari wilayah yang bersangkutan di masa lampau N. Daldjoeni, 1982: 5.Sebenarnya faktor alam hanya menawarkan kehidupan manusia, tidak secara mutlak menentukan kehidupan. Penawaran atau tantangan alam jawabannya berbagai kemungkinan. Bila tidak mampu, manusia akan meninggalkannya sehingga tidak ada jejak sejarahnya, sebaliknya penyesuaian atau penaklukan terhadap alam berarti manusia membuat sejarahnya. Bila muncul perubahan, bekas-bekas dan tanda-tanda keadaan semula, diperlukan pakar spesialisasi geografi seperti geologi,geomorphologi, topografi dan lain-lain, dalam rangka memperkuat dalam proses rekonstruksi peristiwa sejarah. 26 Arnold J. To ynbee dalam buku “A Study of History” menyusun metode “ Challange and Response” atau tantangan dan jawaban. Lingkungan geografi tidak menentukan jalan hidup manusia, namun hanya menawarkan dirinya segala kemungkinan yang terkandung di dalamnya. Lingkungan geografi hanya tantangan, dan manusia akan menjawabnya dan jawaban tersebut diserahkan kepada manusia. Dalam geohistori membutuhkan imajinasi, namun bukan asal berimajinasi. Maksudnya imajinasi yang bergerak dalam batas-batas rasionalitas, karena seorang ahli sejarah harus memiliki imajinasi bermutu. Kita harus bisa menggambarkan dalam imajinasi, bagaimana kiranya lingkungan geografis yang sekarang, dilihat pada waktu dahulu ketika peristiwa historis itu terjadi dan apa pengaruh dari peristiwa tersebut. Ini artinya kita harus mampu menginterpretasi secara tajam sehingga dapat merekonstruksi peristiwa secara bertanggung jawab. Menurut pendapat A.F. Pollard dalam buku “ Factors in Modern History”, fakta dan angka-angka hanya tulang-tulang kering saja, diperlukan imajinasi untuk memberikan kepadanya hidup dan makna. Pengumpulan materi dan penjelajahan arsip-arsip saja tidak akan membuat orang menjadi seorang ahli sejarah tanpa adanya kemampuan menginterpretasi dan merekonstruksi R.M. Soebantardjo,1991: 2-3. Geohistori pada hakekatnya menelaah hubungan antara geografi dan sejarah serta mencari apakah ada pengaruh geografi dengan adanya peristiwa sejarah. Apakah yang ditemukan memberi sumbangan yang penting dalam merekonstruksi peristiwa masa lalu. Jika sumber sejarah kurang lengkap, maka geohistori dapat membantunya.

3. Penerapan Geohistori

a. Asal usul bangsa Indonesia Sebagaimana disebut di atas, geohistori berperan dalam merekonstruksi sebuah peristiwa masa lalu. Beberapa hal yang terjadi, cukup membantu dalam penulisan sejarah di Indonesia. Dalam penerapannya, modul ini tidak secara menyeluruh membahas seluruh permasalahan geohistori di dunia, namum hanya membahas di Indonesia. Dan untuk geohistori di Indonesia ini, kita batasi hal-hal yang dianggap paling penting dalam menyusun sejarah Indonesia. Ketika membahas penduduk asli Indonesia, maka sejarawan tidak mungkin memperoleh sumber sejarah yang lengkap. Berdasar informasi,