HSD bahan Harga bahan bakar dan pelumas

20 dari 339 KETERANGAN: H adalah banyaknya bahan bakar yang dipergunakan dalam 1 satu jam dengan satuan literjam l adalah banyaknya minyak pelumas yang dipakai dalam 1 satu jam dengan satuan liter jam J adalah besarnya biaya bengkel workshop tiap jam K adalah biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang aus, L Upah Operator atau driver, M Upah Pembantu Operator atau Pembantu driver.

5.2.2.3 Keluaran output HSD alat

Keluaran harga satuan dasar alat S adalah harga satuan dasar alat yang meliputi biaya pasti G, biaya tidak pasti atau biaya operasi P: harga satuan dasar alat: S = G + P ………………………………………………………………………….….……… 14 Keluaran harga satuan dasar alat ini selanjutnya merupakan masukan input untuk proses analisis harga satuan pekerjaan HSP.

5.2.2.4 Alat bantu

Di samping peralatan mekanis, hampir semua nomor mata pembayaran memerlukan alat bantu manual, seperti: cangkul, sekop, gerobak sorong, keranjang, timba dan lain-lain. Alat bantu tersebut jumlah dan harganya relatif kecil, sehingga untuk memudahkan analisis, alat bantu manual tidak dianalisis, dan dalam contoh perhitungan analisis harga satuan pekerjaan, harga alat bantu diisi dengan angka nol.

5.2.3 HSD bahan

5.2.3.1 Umum

Faktor yang mempengaruhi harga satuan dasar bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi yang berlaku. Data harga satuan dasar bahan dalam perhitungan analisis ini berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran kontraktor. Harga satuan dasar bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :  Harga satuan dasar bahan baku, misal: batu, pasir, semen, baja tulangan, dan lain-lain.  Harga satuan dasar bahan olahan, misal: agregat kasar dan agregat halus, campuran beton semen, campuran beraspal, dll.  Harga satuan dasar bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, geosintetik dan lain- lain. Harga pokok bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli, seperti diuraikan pada analisis HSD alat dalam 5.2.2.1.f Masukan input harga bahan yang dibutuhkan dalam proses perhitungan HSD bahan yaitu harga komponen bahan per satuan pengukuran. Satuan pengukuran bahan tersebut misalnya m 1 , m 2 , m 3 , kg, ton, zak, dan sebagainya. Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya memerlukan alat secara mekanis terutama memproduksi bahan olahan dan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian kecil memerlukan pekerjaan secara manual. Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak ada tahap pekerjaan BALITBANG PU HAK CIPTA SESUAI KETENTUAN DAN ATURAN YANG BERLAKU, COPY DOKUMEN INI DIBUAT UNTUK SISTEM INFORMASI STANDAR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN TIDAK UNTUK DI KOMERSIALKAN 21 dari 339 pengolahan. Dengan demikian analisis HSD bahan baku tidak diperlukan, kecuali analisis HSD bahan jadi atau HSD bahan olahan. Indeks atau koefisien bahan dan tenaga kerja sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk satu satuan volume pekerjaan atau satu satuan pengukuran tertentu. Lihat SNI Analisa Biaya Konstruksi, BSN, 2008.

5.2.3.2 Harga satuan dasar bahan baku

Bahan baku biasanya diperhitungkan dari sumber bahan quarry, tetapi dapat pula diterima di Base Camp atau di Gudang setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya. Survei bahan baku biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui jarak lokasi sumber bahan, dan pemenuhan terhadap spesifikasinya, kemudian diberi keterangan, misal : harga bahan di quarry batu kali, pasir, dll atau harga bahan di pabrik atau gudang grosir seperti semen, aspal, besi dan sebagainya yang telah dilengkapi dengan sertifikat. Untuk bahan baku, umumnya diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan diambil dari quarry batu kali, pasir, dan lain-lain atau bahan diambil dari pabrik atau gudang grosir semen, aspal, besi, dan sebagainya. Sebagai rujukan untuk harga satuan dasar bahan baku, dan sesuai dengan Perpres Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 66 ayat 7, bahwa penyusunan HPS didasarkan pada data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan, dengan mempertimbangkan informasi berikut : a Informasi harga satuan bahan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik BPS; b Data harga pasar setempat, yang diperoleh berdasarkan hasil survey menjelang dilaksanakannya pengadaan. c Informasi harga satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggung jawabkan; d Daftar biayatarif barangjasa yang dikeluarkan oleh pabrikasidistributor tunggal; e Biaya kontrak sebelumnya atau yang sedang berjalan dengan mempertimbangkan faktor perubahan biaya; f Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan danatau kurs tengah Bank Indonesia; g Hasil perbandingan dengan kontrak sejenis, baik yang dilakukan dengan instansi lain maupun pihak lain; h Perkiraan perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perencana engineer’s estimate; i Norma indeks, danatau; j Informasi lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Contoh analisis HSD bahan baku dapat dilihat dalam LAMPIRAN BM-E.

5.2.3.3 Harga satuan dasar bahan olahan

Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant pabrik atau beli dari produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya agregat atau batu pecah yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian diproses dengan alat mesin pemecah batu menjadi material menjadi beberapa fraksi. Melalui proses penyaringan atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat dihasilkan menjadi Agregat kelas A dan kelas B, sebagai bahan pondasi jalan. Bahan olahan lainnya misalnya bahan batu baku batu kali dipecah dengan Stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus. Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di Base Camp atau di lokasi khusus, sedangkan unit produksi campuran aspal asphalt mixing plant atau unit produksi campuran BALITBANG PU HAK CIPTA SESUAI KETENTUAN DAN ATURAN YANG BERLAKU, COPY DOKUMEN INI DIBUAT UNTUK SISTEM INFORMASI STANDAR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN TIDAK UNTUK DI KOMERSIALKAN 22 dari 339 beton semen concrete batch plant umumnya berdekatan dengan lokasi mesin pemecah batu stone crusher, agar dapat mensuplai agregat lebih mudah. Dalam penetapan harga satuan dasar bahan olahan di lokasi tertentu, khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan, proses dan keluaran. Berikut ini disusun tahap-tahap analisis perhitungan bahan dasar olahan. a Masukan 1 Jarak quarry bila sumber bahan baku diambil dari quarry, km. 2 Harga satuan dasar tenaga kerja, sesuai dengan 5.2.1. 3 Harga satuan dasar alat sesuai dengan 5.2.2 4 Harga satuan dasar bahan baku atau bahan dasar, sesuai dengan 5.2.3.2 5 Kapasitas alat Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan, misalnya alat pemecah batu stone crusher dalam ton per jam, dan Wheel Loader dalam m 3 heaped kapasitas bucket. Lihat contoh dalam LAMPIRAN BM-D, Tabel BM-D-7. 6 Faktor efisiensi alat Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang digunakan tidak akan sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang tertulis pada brosur, karena banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi. Faktor-faktor tersebut adalah: - Faktor operator - Faktor peralatan - Faktor cuaca - Faktor kondisi medanlapangan - Faktor manajemen kerja. Untuk memberikan estimasi besaran pada setiap faktor di atas adalah sulit sehingga untuk mempermudah pengambilan nilai yang digunakan, faktor-faktor tersebut di gabungkan menjadi satu yang merupakan faktor kondisi kerja secara umum. Selanjutnya faktor tersebut digunakan sebagai faktor efisiensi kerja alat F a . Lihat Tabel 1. Tidak disarankan bila kondisi operasi dan pemeliharaan mesin adalah buruk Tabel 1 Faktor efisiensi alat Kondisi operasi Pemeliharaan mesin Baik sekali Baik Sedang Buruk Buruk sekali Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63 Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54 Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45 Buruk sekali 0,53 0,50 0,47 0,42 0,32 Sumber: Rochmanhadi, Ir. 1992. Kapasitas dan produksi alat-alat berat. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. YBPPU. Jakarta. Angka dalam warna kelabu adalah tidak disarankan 7 Faktor kehilangan bahan Faktor untuk memperhitungkan bahan yang tercecer pada saat diolah dan dipasang. Lihat LAMPIRAN A, Tabel A-3 dan Tabel A-4 b Proses Proses perhitungan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan perangkat lunak secara sederhana dengan Microsoft Word Office, Excel, sesuai dengan rumus 1 sampai dengan Rumus 14. BALITBANG PU HAK CIPTA SESUAI KETENTUAN DAN ATURAN YANG BERLAKU, COPY DOKUMEN INI DIBUAT UNTUK SISTEM INFORMASI STANDAR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN TIDAK UNTUK DI KOMERSIALKAN 23 dari 339 c Keluaran Proses perhitungan di atas akan menghasilkan harga satuan dasar bahan, misal: untuk agregat kasar dan agregat halus sebagai keluaran. Harga satuan dasar bahan olahan ini merupakan masukan dalam proses perhitungan analisis harga satuan pekerjaan. Contoh AHD bahan olahan dapat dilihat dalam LAMPIRAN BM-E. 5.2.3.4 Harga satuan dasar HSD bahan jadi Bahan jadi diperhitungkan diterima di Base CampGudang atau di pabrik setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya pemasangan tergantung perjanjian transaksi. Untuk harga satuan dasar bahan jadi, harus diberi keterangan harga bahan diterima sampai di lokasi tertentu, misal lokasi pekerjaan, base camp atau bahan diambil di pabrikgudang grosir. Data satuan bahan jadi sama dengan informasi bahan baku dalam 5.2.3.2. Bahan jadi dapat berasal dari pabrikpelabuhangudang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan trontontruk, sedang untuk memuat dan menurunkan barang menggunakan Crane atau alat bantuan lainnya. 5.3 Harga satuan pekerjaan HSP 5.3.1