36
Pematang Siantar bahwa sumber informasi mengenai aborsi yang terbanyak didapatkan dari media elektronik sebanyak 40,5 dan media
cetak 16,46.
2
4.2. Pengetahuan, sikap dan perilaku responden tentang abortus.
Pengetahuan dan
sikap seseorang
dapat memengaruhi
perilakunya. Sebaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku para siswai SMA di jelaskan pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Aborsi
Pertanyaan Pengetahuan
Jawaban Jumlah benar
Persentase
Definisi Aborsi 4
3,6 Jenis – jenis Abortus
84 76,4
Abortus perbuatan kriminal 80
72,7 Penyebab abortus pada remaja
85 77,3
Penolong aborsi
yang aman
sesuai indikasi medis 98
89,1 Teknik abortus beresiko tinggi
88 80,0
Dampak psikologis bagi pelaku aborsi
97 88,2
Aspek hukum aborsi di Indonesia 62
56,4
Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase yang mengetahui definisi aborsi secara benar di kalangan siswai masing sangat sedikit
sekali 3,6. Hal ini kemungkinan karena sumber informasi tentang abortus sebagian besar dari media televisi dan sedikit sekali yang
membaca buku-buku tentang abortus. Namun pengetahuan tentang jenis- jenis abortus, tindakan abortus yang merupakan kriminal, penyebab
Universitas Sumatera Utara
37
abortus, serta penolong aborsi yang aman dan resiko perilaku abortus umumnya sudah sangat baik. Para siswai sebagian besar mengetahui
abortus merupakan tindakan yang melawan hukum 56,4. Hal ini dapat dijelaskan bahwa media khususnya televisi telah berperan besar dalam
meningkatkan pengetahuan para siswai tetang abortus dan televisi tidak hanya sebagai sumber hiburan bagi siswai tetapi telah digunakan para
siswai untuk meningkatkan pengetahuannya.
Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Abortus Provokatus
Variabel
Kategori Jumlah
n
Persentase
Pengetahuan Baik
30 27,3
Sedang 57
51,8 Kurang
23 20,9
Total 110
100,0 Berdasarkan total skoring pengetahuan para siswai sebagaimana
yang ditunjukkan pada tabel 4.4 maka sebagian besar siswai mempunyai tingkat pengetahuan kategori sedang 51,8 dan yang terendah kategori
kurang 20,9. Hal ini menunjukkan bahwa informasi yang diterima siswai SMA tentang abortus masih belum memadai karena tidak diterima
secara terstruktur melalui pendidikan atau pelatihan sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang abortus
secara komprehensif kegiatan-kegiatan yang terstruktur sehingga dapat dicegah perilaku yang mengarah kepada resiko terjadinya tindakan
abortus. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ardiansyah tahun 2011di SMA 2 Kota Cimahi bahwa tingkat
Universitas Sumatera Utara
38
pengetahuan responden tentang abortus provokatus terbanyak adalah memiliki tingkat pengetahuan sedang sebanyak 50,9.
1
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga tahun 2007 di
SMAN 1 Kota Pematang Siantar bahwa tingkat pengetahuan responden tentang
abortus provokatus
terbanyak adalah
memiliki tingkat
pengetahuan sedang sebanyak 78,48.
2
Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap tentang Aborsi
Pernyataan Sikap Jawaban
benar salah
Total 1. Kehamilan diluar nikah
sebaiknya diakhiri dengan aborsi
93 84,5
17 15,5
110 100
2. Remaja belum menikah boleh melakukan aborsi
untuk mengakhiri
kehamilan 92
83,6 18
16,4 110
100
3. Jika sahabat hamil diluar nikah boleh melakukan
aborsi untuk mengakhiri kehamilan
92 83,6
18 16,4
110 100
4. Jika kakak
adik perempuan hamil diluar
nikah boleh melakukan aborsi
91 82,7
19 17,3
110 100
5. Bila anda seorang wanita mengalami
kehamilan oleh pacar, maka untuk
mengakhiri kehamilan,
aborsi adalah perilaku yang tepat
46 41,8
64 58,2
110 100
6. Bila anda seorang pria mempunyai
kekasih dengan kehamilan tidak
diinginkan, maka aborsi adalah
perilaku yang
tepat 40
36,4 70
63,6 110
100
Universitas Sumatera Utara
39
Berdasarkan sikap para siswai SMA tentang abortus menunjukkan bahwa umumnya 80 sudah menunjukkan sikap yang benar tentang
abortus dalam hal tidak perlunya mengakhiri kehamilan dengan aborsi pada kehamilan diluar nikah, tidak boleh remaja belum menikah
melakukan aborsi termasuk tindakan sahabat yang akan melakukan aborsi, dan saudara sendiri tidak boleh melakukan aborsi akibat hamil
diluar nikah namun sikap mereka masih banyak yang salah 50.berkaitan dengan bila anda seorang wanita mengalami kehamilan
oleh pacar, maka untuk mengakhiri kehamilan, aborsi adalah perilaku yang tepat dan seorang pria mempunyai kekasih dengan kehamilan tidak
diinginkan, maka aborsi adalah perilaku yang tepat.
Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap terhadap Abortus Provokatus
Variabel
Kategori Jumlah
n
Persentase
Sikap Baik
74 67,3
Sedang 18
16,4 Kurang
18 16,4
Total 110
100,0 Berdasarkan total skoring sikap para siswai sebagaimana yang
ditunjukkan pada tabel 4.6 maka sebagian besar siswai mempunyai sikap kategori baik 67,3 dan yang terendah kategori sedang dan kurang
masing-masing 16,4. Sikap yang baik dari para siswai SMA tentang abortus dapat diakibatkan oleh karena pengetahuan yang dimiliki tentang
abortus yang nantinya akan berpengaruh terhadap kemungkinan melakukan tindakan abortus.
Universitas Sumatera Utara
40
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah tahun 2011di SMA 2 Kota Cimahi bahwa sikap
responden tentang abortus provokatus terbanyak adalah memiliki sikap baik sebanyak 52,8.
1
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga tahun 2007 di SMAN 1 Kota Pematang Siantar
bahwa sikap responden tentang abortus provokatus seluruhnya memiliki sikap baik 100.
2
Tabel 4.7. Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Seksual Pranikah Berisiko yang Berkaitan dengan Aborsi
Variabel
Jumlah
n
Persentase
Perilaku Seksual Pranikah Risiko Rendah
107 97,3
Risiko Tinggi 3
2,7 Total
110 100,0
Sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 4.7, hasil penelitian ini juga menemukan bahwa perilaku seksual pranikah para siswai SMA
umumnya menunjukkan risiko rendah 97,3. Rendahnya risiko untuk melakukan perilaku seksual pranikah akan mengurangi terjadi tindakan
aborsi. Hal ini dapat berkaitan dengan pengetahuan tentang aborsi yang telah diketahui dan didukung dengan sikap yang umumnya sudah baik.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah tahun 2011di SMA 2 Kota Cimahi bahwa sebagian besar
responden memiliki perilaku seksual pranikah beresiko rendah sebanyak 96,2.
1
Universitas Sumatera Utara
41
4.3. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Seksual Pranikah