1.1.2.1. Saluran Pencernaan
1.1.2.1.1. Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan
terdiri atas dua bagian luar yang sempit vestibula, yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut. Di dalam mulut makanan mengalami proses mekanisme melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur
secara merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang terkandung di dalam makanan menjadi maltosa.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut juga
terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya
amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan serta mengencerkan bolus. Dalam proses sekresi, saliva
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor mekanisme seperti adanya benda-bolus-dalam mulut, faktor psikis seperti
bila mencium atau mengingat makanan yang enak, dan faktor kimiawi seperti bila makanan terasa asam atau asin Hidayat,
2006. 1.1.2.1.2. Faring dan Esofagus
Faring merupakan saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut dan laring. Faring berbentuk kerucut
dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, saluran
tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung,
kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung
dengan lambung. Esofagus merupakan bagian yang berfungsi dengan menghantarkan makanan dari faring menuju lambung.
Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan pajang
Universitas Sumatera Utara
kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu
tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini berfungsi untuk mencegah gerakan balik sisi organ
bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di
depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi Hidayat, 2006.
1.1.2.1.3. Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang
terdiri atas bagian atas disebut fundus, bagian utama, dan bagian bawah yang berbentuk horizontal antrum pilorik. Lambung
berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung
terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Fundus memiliki
fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk
menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-
partikel kecil yang dapat bercampur dengan asma lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl
yang akan memecah protein menjadi pepton., amilase memecak amilium menjadi maltosa lipase memecah lemak menjadi asam
lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor instrinsik yang yang memungkinkan absorbsi vitamin B
12
yaitu di uleum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan
berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung cairan asam bening tak berwarna yang
mengandung 0,4 HCl untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan Hidayat, 2006.
Universitas Sumatera Utara
1.1.2.1.4. Usus Halus Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat denga panjang
kurang lebih 2,5 m dlam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang yang
telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak diantara umbilicus dan
dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu
duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang lebih
1 m atau 35 akhir dari usus. Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat
makana yang telah halus akan di absorbsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorbsi besi, kalsium
dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat Hidayat, 2006.
1.1.2.1.5. Usus Besar Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan
sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar
memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid an berakhir di rectum
yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Fungsi utama
usus besar adalah megabsorbsi air kurang lebih 90, elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih
5000 cchari. Flora yang terdapat di usus besar berfungsi untu menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan
sisa-sisa makanan Hidayat, 2006.
Universitas Sumatera Utara
1.1.2.2. Organ Asesoris