Rasio Carrier-to-Interference Formasi cluster

10 Gambar 2.2 Model dari jaringan seluler dengan penggunaan frequency reuse [1] d. Ketika pengguna yang sedang melakukan percakapan bergerak dari satu sel ke sel lainnya, akan terjadi pergantian frekuensi secara otomatis atau biasa disebut dengan handover dan akan tetap menjaga koneksi percakapan.

2.2.1 Rasio Carrier-to-Interference

Kualitas sinyal dari suatu koneksi dihitung dengan membandingkan daya sinyal yang diterima dengan daya interferensi yang diterima karena co-channel dan dirumuskan dengan rasio Carrier-to-Interference CIR atau CI pada persamaan 2.1 [1]: 2.1 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 11 Intensitas dari interferensi sangat bergantung pada jarak D dari frequency reuse. Dari sudut pandang MS, interferensi co-channel diakibatkan karena BTS yang berada pada jarak D dari BTS yang sedang melayaninya. Pada keadaan terburuk untuk level CIR, sebuah MS sedang berada pada jarak R yang merupakan ujung dari suatu area cakupan dari sebuah BTS dan diasumsikan enam dari sel yang bersebelahan mentransmisikan daya yang sama, dapat dilihat pada persamaan 2.2 : 2.2 Dengan daya yang dikirim adalah sama kita dapatkan kondisi terburuk dari CIR dengan fungsi jari-jari sel yaitu R, maka pada persamaan 2.3 jarak reuse D dan eksponen attenuasi adalah: 2.3 Nilai dari CIR sangat bergantung pada rasio RD. Dengan syarat ini untuk merancang suatu jaringan seluler, haruslah diperhitungkan jarak minimum untuk frequency reuse agar interferensi akibat co-channel dapat tetap berada di batas ambang.[1]

2.2.2 Formasi cluster

Sebuah cluster adalah kumpulan dari sel dimana sel-sel dalam satu cluster tidak boleh menggunakan frekuensi yang sama dan sel yang berada di cluster yang lain bisa menggunakan kembali frekuensi tersebut. Ukuran dari suatu cluster dikarakteristik dengan jumlah sel dalam setiap cluster atau dinotasikan dengan k, yang menentukan jarak frequency reuse D, ketika jari-jari dari sel diberikan R. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 12 Gambar 2.3 menunjukkan contoh dari cluster dan penggunaan frequency reuse dari setiap cluster. [1] Gambar 2.3 Formasi cluster dan frequency reuse [1] Karakteristik dari setiap cluster : a. Sebuah cluster dapat berisi semua frekuensi yang terdapat dalam sistem komunikasi radio. b. Dalam sebuah cluster tidak boleh digunakan frekuensi yang sama dalam setiap selnya. c. Semakin besar ukuran sebuah cluster, maka jarak frequency reuse dan nilai CIR juga akan semakin besar dan semakin banyak nilai k, maka jumlah kanal yang tersedia akan semakin sedikit dan jumlah pengguna yang dapat dilayani di setiap sel akan berkurang. Rumus jarak frequency reuse D dapat diperoleh dari persamaan 2.4 dengan model segi-enam dan bergantung pada nilai k dan jari-jari dari sel : 2.4 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 13 Nilai CIR dapat diperoleh sebagai persamaan 2.5: 2.5 Dengan hasil tersebut, kita dapat menentukan ukuran cluster yang optimum dengan memasukkan nilai CI yang minimum dengan rumus pada persamaan 2.6: 2.6 Berdasarkan pada data perhitungan yang ada, kualitas percakapan yang bagus mempunyai nilai . Dengan mengasumsikan koefisien propagasinya maka ukuran cluster minimumnya dapat diperoleh pada persamaan 2.7 dan 2.8: 2.7 2.8 Model seluler yang dibahas sejauh ini sangat ideal untuk analisis dan ilustrasi, akan tetapi pada kenyataanya sel bukanlah berupa lingkaran maupun segi-enam melainkan merupakan bentuk tak beraturan karena kondisi dari propagasi yang sangat acak. Pada Gambar 2.4 dapat dilihat gambaran nyata dari suatu jaringan dan dapat dilihat pembagian dari kanal yang dialokasikan beserta frequency reuse. Perbedaan ukuran dari tiap sel bergantung pada area dari sel itu sendiri apakah merupakan daerah perkotaan, pinggiran ataupun jalur lintas. [1] 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 14 Gambar 2.4 Gambaran nyata dari sel [1]

2.3 Parameter Propagasi Sinyal