20 2. Mobile Assisted Handover MAHO
Pada NCHO beban dari jaringan akan sangat berat karena jaringan menangani seluruh keputusan handover sendiri. Untuk mengurani beban pada
jaringan, pada sistem MAHO mobile bertanggung jawab untuk melakuan pengukuran kuat sinyal yang diterima dan mengirimkannya kepada base station.
Dengan berdasarkan pada pengukuran yang diterima, base station atau MSCMobile Switching Center akan memutuskan apakah handover akan
dilakukan atau tidak. Sistem MAHO digunakan pada sistem GSM Global System for Mobile Communication. Pelaksanaan handover akan berlangsung selama satu
detik. 3. Mobile Controlled Handover MCHO
Pada sistem MCHO, peran dari mobile diperbanyak dengan memberikan fungsi kontrol pada mobile. Mobile dan base station bersama-sama melakukan
pengukuran dan base station akan mengirimkan hasil pengukuran kepada mobile. Kemudian mobile akan memutuskan kapan dilakukan handover berdasarkan
informasi yang diterima dari base station. Sistem MCHO digunakan pada DECT Digital European Cordless Telephone dengan lama pelaksanaan handover
selama 100-500 milisekon.
2.4.3 Jenis-jenis Algoritma Hard Handover
Hard handover terjadi ketika koneksi dengan BS yang lama terputus sebelum koneksi dengan BS yang baru dibangun. Sinyal yang diterima dapat
dirata-ratakan untuk menghilangkan fluktuasi yang cepat dari multipath alami pada lingkungan propagasi radio. Gambar 3.1 menunjukkan sebuah MS bergerak
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
21 dari base station yang lama BS1 ke base station yang baru BS2 dan melewati
base station yang berada di antara BS1 dan BS2. Kuat sinyal rata-rata dari BS1 menurun ketika MS menjauh dari BS1. Kuat sinyal rata-rata dari BS2 meningkat
ketika MS mendekati BS2. Sedangkan kuat sinyal rata-rata dari BS3 meningkat pada pertengahan dari jalur yang dilalui oleh MS. Melalui Gambar 2.5 , beberapa
pendekatan akan dijelaskan sebagai berikut[10] : a. Relative signal strength, selalu memilih sinyal terkuat yang diterima dari
BS. Keputusan berdasarkan pada rata-rata pengukuran sinyal terima. Pada Gambar 2.5, handover akan terjadi pada posisi A. Karena adanya fluktuasi
sinyal yang diterima maka metode ini terlihat menimbulkan terlalu banyak handover yang tidak penting ketika sinyal dari BS sekarang masih
memadai. Handover yang tidak perlu ini disebut juga sebagai efek ping- pong yang membuat beban dan biaya dari trafik bertambah.
b. Relative signal strength dengan threshold, membolehkan user untuk handover hanya jika sinyal BS sekarang cukup lemah kurang dari
threshold dan sinyal dari BS lain lebih kuat dari sinyal BS sekarang. Jika threshold lebih rendah dari nilai T
2
pada Gambar 2.5, MS akan menunda handover sampai kuat sinyal sekarang melewati threshold pada posisi B.
Pada kasus T
2
, penundaan mungkin cukup lama karena MS bergerak jauh ke dalam sel baru. Hal ini mengurangi kualitas link komunikasi dan dapat
mengakibatkan drop call. Selain itu, hal ini menyebabkan interferensi tambahan kepada co-channel user. Sehingga skema ini dapat
menimbulkan area cakupan sel yang tumpang tindih.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
22 c. Relative signal strength dengan hysteresis, membolehkan user untuk
handover hanya jika BS baru cukup lebih kuat daripada BS sekarang sebesar nilai hysteresis yang sudah ditetapkan. Pada kasus ini, apabila MS
saat ini dikelola oleh BS1 maka handover akan terjadi pada titik C dan apabila MS dikelola oleh BS3 maka handover akan terjadi pada titik E.
Teknik ini mencegah “efek ping-pong”, yaitu handover yang terjadi berulang kali di antara base station akibat fluktuasi yang cepat pada kuat
sinyal terima dari base station yang ada. d. Relative signal strength dengan hysteresis dan threshold, meng-
handoverkan user ke BS baru hanya jika kuat sinyal sekarang jatuh turun di bawah threshold dan BS target lebih kuat daripada BS sekarang dengan
hysteresis margin yang diberikan. Pada Gambar 2.5, handover akan terjadi pada titik D jika threshold yang digunakan T
2
.
Gambar 2.5 Pergerakan MS dari BS1 ke BS2 melewati BS3
Hysteresis Kuat Sinyal
Pilot dB
Jarak T
1
T
2
A B C D E
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
23 e. Teknik prediksi, keputusan handover berdasarkan pada perkiraan nilai
kuat sinyal terima untuk waktu berikutnya. Sebuah teknik yang telah diusulkan dan disimulasikan untuk menunjukkan hasil yang lebih baik,
pada pengurangan jumlah handover yang tidak penting, daripada metode relative signal strength baik dengan atau tanpa hysteresis dan threshold.
f. Penggunaan pendekatan nonstandard untuk mekanisme handover seperti neural network, fuzzy logic, uji hypotesis, dynamic programming dan
lain-lain. Pada Tugas Akhir ini, akan dibahas tiga pendekatan nonstandard yaitu
Suboptimal Signal Degradation Handover SDH, Suboptimal Delay Handover DH dan Suboptimal Delay Handover Signal Degradation DHSD.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
24
BAB III METODE PENGUJIAN
3.1 Persiapan Penelitian